"Cheers...."
Setelah mengucapkan terimakasih yang cukup panjang pada semua orang yang terlibat, akhirnya Nessie bisa lebih santai dan meneguk secara perlahan sampaye yang telah disiapkan untuk acara malam ini.
Tubuhnya agak sedikit lelah, tapi Nessie tetap mempertahankan senyum lebarnya untuk semua orang yang telah ikut andil dalam mensukseskan acaranya yang telah berakhir sore tadi, dan berlanjut untuk minum-minum untuk merayakannya.
"Kamu kelihatan capek banget..." bisik Brad saat mereka akhirnya duduk berdua, membiarkan yang lain untuk minum-minum dan bersenang-senang karena ia telah mereservasi khusus untuk malam ini.
"Besok aku bisa tidur seharian, bayar hutang setelah berapa malam ini sulit tidur memikirkan acara hari ini berjalan atau nggak."
"Wajar dong, ini kan acara pertama kamu bawa nama LUXE, semua orang pasti akan merasakan hal yang sama saat mereka diposisi kamu." Brad mengusap bahu Nessie pelan dan wanita itu mengangguk kecil, setuju dengan apa yang dikatakan Brad.
Semua hal jika dilakukan untuk pertama kali memang cukup membuat gugup. Tidak hanya untuk hal besar, tapi untuk hal-hal kecil sekalipun. Dan Nessie sangat bersyukur semuanya berjalan sesuai rencana tanpa kendala yang berarti.
Sampai saat ini, masih banyak orang yang ingin memesan secara langsung gaun-gaun yang dikeluarkan hari ini. Ada juga yang memesan the ultimate wedding dress yang sampai saat ini masih diperebutkan oleh orang-orang dengan nominal uang yang sangat besar.
Nessie sempat tergiur untuk merelakannya, tapi tidak, Brad mengatakan kalau pria itu juga sudah jatuh cinta pada gaun pengantin itu, dan dia menyarankan untuk tidak menjualnya agar bisa dikenakan oleh Nessie sendiri.
Sejak awal, Nessie memang sudah merangcang gaun itu untuk dirinya sendiri, dan ia sudah menegaskan saat acara berlangsung, kalau gaun itu tidak akan dijual untuk siapapun.
"Lusa kita jadi ke Palembang?"
Selain Nessie gugup karena acara hari ini, ia juga gugup karena akan kembali bertemu dengan keluarga Brad dengan membawa tanggal pernikahan. Awalnya Brad tidak ingin repot ke Palembang hanya untuk membawa kabar itu, tapi Nessie memaksa, dan mengatakan ingin sekalian 'menjenguk' mendiang ibu Brad.
Pria itu akhirnya setuju dengan berat hati. Nessie tau hal ini hanya akan menyebabkan Brad terluka. Tapi, Nessie tidak mau Brad menyesal nantinya.
"Ya, sesuai permintaan kamu." Sebuah kecupan ringan melayang di puncak kepala Nessie.
"Ness, Brad!" panggilan Kiki membuat keduanya menoleh spontan.
Nessie menghela nafas berat, rasanya kepalanya sudah mau pecah, kini dia juga harus menjelaskan mengenai pertunangannya dengan Brad yang belum Kiki ketahui.
Brad mengusap pelan bahu terbuka Nessie, ia tau wanita itu lelah dan memilih untuk mengambil alih permasalahan. Hanya menjelaskan pada Kiki juga ia bisa, tidak perlu Nessie walaupun Nessie lah yang memiliki ide untuk menahan membagi kabar bahagia itu.
Kiki mendudukkan dirinya pada sofa, kini mereka duduk berhadapan, Alvin tampak santai menyesap minumannya.
Lumayan juga pria itu.
"Biar aku yang jelasin."
***
Nessie sudah tepar sejak saat masuk mobil, Brad hanya tersenyum kecil dan sama sekali tidak keberatan melihat Nessie yang sudah tidur sangat lelap seperti ini.
Malam dipenghujung minggu tentu saja tidak sepi, jalanan padat, banyak orang yang memilih nongkrong diluar ketimbang berdiam diri dirumah mereka masing-masing.
Brad malah bersyukur Nessie tidur disepanjang perjalanan, kalau tidak, wanita itu hanya akan marah-marah karena macet disana-sini.
Untuk Kiki, semuanya baik-baik saja.
Wanita itu menerima keputusan mereka walau harus marah-marah terlebih dahulu karena merasa tidak dianggap sahabat lagi. Tapi Brad dengan sabar menjelaskan sampai akhirnya Kiki menyerah dan hanya bisa mengucapkan selamat untuk pertunangannya dengan Nessie.
Tepat saat mobil berhenti digarasi rumah, Nessie menggeliat dan mengerjapkan matanya, menoleh kearahnya dan menguap kecil.
"Badan aku rasanya kaya habis digebukin masa..." keluhnya pelan.
Brad terkekeh kecil, "Kaya pernah digebukin masa aja kamu."
Brad turun dari mobil, berlari kecil memutar dan membuka pintu, Nessie menaikkan alisnya bingung, namun terpekik pelan saat tiba-tiba Brad menaruh kedua lengannya dibelakang lutut dan lehernya.
"Kamu sok sweet, dasar!"
Bra tertawa keras, "Sesekali manjain kamu nggak bikin aku rugi."
***
Pagi ini, Brad dan Nessie bersiap untuk menuju bandara, pria itu mengetuk pintu kamar Nessie dan dijawab seruan dari dalam.
"Kamu ngapain bawa koper? Besok juga kita udah pulang..." gerutu Brad saat melihat Nessie siap menyeret koper berukuran kecilnya.
"Aku lagi dapet, perlu bawa banyak barang," jawab Nessie santai.
"Yah... Nggak bisa..."
"Nggak bisa apa!" Brad hanya cengengesan dan mengambil alih koper Nessie, membuka koper Nessie dan berlalu keluar kamar, Nessie bingung melihat Brad yang tidak memgatakan apapun.
Brad kembali membawa ransel berukuran sedangnya, lalu membukanya dan memasukkan 2 kaos dan satu celana jeans juga dalaman dan beberapa perlengkapan lainnya kedalam koper Nessie.
"Nah, kan aku jadi nggak usah bawa tas..." Nessie hanya menggeleng kecil melihat kelakuan Brad.
"Ya koper tetap kamu yang bawa," celetuk Nessie dan Brad hanya bisa mengerang pelan.
-----
Nggak tau kenapa, minggu ini rasanya malesssss banget.
Ada yang sama?Semoga kalian suka part ini.
Love, Bella PU
![](https://img.wattpad.com/cover/241602915-288-k548510.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .