39.

1.9K 218 5
                                    

Brad tidak bisa melepas tangannya dari pinggang berisi milik istrinya. Beberapa teman bahkan kolega memuji Nessie luar biasa cantik, dan Brad jengah mendengar pujian itu.

Walaupun ia juga mengakui seberapa cantiknya Nessie hari ini, tetap saja rasanya menjengkelkan saat pujian itu keluar dari bibir pria lain.

Nessie akhirnya memutuskan untuk mengundang Tante Renita hadir saat pemberkatannya, berikut dengan resepsi yang dilakukan dengan sedikit tamu undangan.

Ruangan ini masih begitu luas, para tamu tidak perlu berdesakan, apalagi harus mengantri untuk memberikan selamat karena Nessie dan Brad memilih berkeliling, menyapa tamu-tamu mereka.

Melelahkan, tentu saja.

Apalagi kakinya dibalut heels yang diberikan oleh Brad kemarin malam, membuat lelah itu terasa berkali-kali lipat.

Prass muncul, sendirian, mengenakan jas dan kemeja tampak begitu gagah.

Dibanding beberapa waktu yang lalu, Kini Prass tampak lebih segar dan sedikit lebih atletis dari sebelumnya.

"Selamat Ness, Brad..."

Prass mengulurkan tangannya, hati kecilnya sedikit berharap Nessie tidak menolak bahkan menampik tangannya, tapi diluar dugaan, Nessie menariknya, meneluknya erat.

"Thank you..." bisik Nessie pelan.

Dia merindukan Prass sebagai sahabatnya. Pria itu telah menghilang selama 2 bulan ini, bahkan Nessie tidak menemukan postingan terbaru diakun instagram pribadi pria itu.

Hanya beberapa detik pelukan singkat itu terjadi, Nessie langsung mengurainya, tersenyum lebar pada Prass yang sedikit terkejut.

"Lo nggak mau kasih selamat ke gue?" tanya Brad dengan nada tersinggung.

Prass tersenyum dan kini dia memeluk Brad, sahabatnya.

Astaga!

Prass benar-benar merindukan ini semua, ia merindukan moment-moment kebersamaan mereka. Apalagi beberapa tahun belakangan mereka tinggal disatu rumah yang sama.

"Congrats dude, akhirnya setelah bertahun-tahun."

Brad tertawa mendengar itu, Pras tau kalau dirinya mencintai Nessie sejak lama, tentu saja. Mereka sama-sama seorang pria, mereka tau cara pandang sesamanya pada seorang wanita.

"Nessie..." suara itu membuat Nessie menoleh, begitu juga Brad yang akhirnya mengalihkan fokus.

"Congrats ya..." seorang wanita dengan gaun ungu sederhana memeluk Nessie. Brad melirik pria disamping Maya, teman Nessie saat mereka kuliah dulu. Brad tidak cukup paham bagaimana Nessie bisa berkenalan dan berteman dengan Maya padahal mereka beda fakultas.

"Thank you udah dateng loh, btw ini siapa lagi?" tanya Nessie setengah berbisik.

"Oh... Kenalin, Lius temen gue, bisa bahasa Indo, tenang aja..." Nessie mengangguk paham, dia memgulurkan tangannya pada si bule ganteng gandengan Maya kali ini.

Walaupun nggak bisa dibilang sahabat, tapi Nessie tau kelakuan Maya sejak mereka lulus kuliah dulu, sedikit banyak ia juga tau kehidupan keluarga wanita itu. Meskipun begitu, Nessie tidak pernah mau tau lebih banyak kehidupan pribadi Maya yang rumit. Hidupnya sendiri saja masih sangat berantakan.

Lius tampak berkenalan dengan Brad dan Prass, sementara Nessie mengobrol santai dengan Maya.

"Nggak nyangka sih bakal kejadian juga sama Brad," ujar Maya seraya melirik Brad, lalu matanya beralih pada Lius yang malam ini tampak memukau dengan pakaian semi formalnya.

"Gue juga nggak nyangka lo akhirnya sama bule ganteng itu..."

"Dia cuma teman, Ness..." Nessie mengibaskan tangannya dan mengangguk, walaupun ekspresi wajahnya jelas mencemooh Maya.

Ya, siapa sh yang enggak naksir wanita itu. Sejak jaman kuliah saja banyak laki-laki yang menggandrunginya, wajahnya yang agak kebule-bulean itu memikat para pria dari kalangan apapun, keturunan manapun.

"Nikmatin acaranya ya, gue mau nyapa yang lain sama laki gue." Nessie mengalihkan tangannya pada Brad, menggandeng pria itu dan pergi meninggalkan Maya dan Lius.

***

Yang katanya malam pertama itu indah ternyata hanya mitos belaka. Nessie dan Brad terkapar kelelahan setelah acara selesai, bahkan laki-laki yang sudah berstatus menjadi suami itu sudah terlelap saat Nessie keluar dari kamar mandi setelah hampir satu setengah jam membersihkan make up dan mandi.

Memang, Brad tidak ada romantis-romantisnya.

Tidak ada adegan suami membukakan gaun pernikahan istrinya dengan sexy seperto adegan di dalam film romantis atau novel-novel yang bertebaran, atau adegan mandi bersama dan saling memijat ditambah saling mencumbu.

Ayolah, mereka punya waktu seumur hidup untuk melakukan hal itu.

Kamar hotel yang digunakan hanya malam ini saja sudah berantakan total, kelopak bunga dan lilin aroma terapy yang ketika mereka masuk tadi tampak indah kini sudah tidak pada tempatnya, lilinnya mati dan kelopak buka sudah bertebaran di lantai agar lebih nyaman ditiduri.

Brad yang hanya tidur menggunakan boxer udah menguasasi setengah dari ranjang dan Nessie hanya berharap malam ini... Saja, Brad tidak mendusel kearahnya dan memojokkannya sehingga besok pagi dia masih berada di area luas. Tapi sepertinya itu hanya mimpi yang terlaly tinggi karena gerakan kecil dikasur yang Nessie buat membuat Brad mencari-carinya dan kemudian mendekapnya erat-erat.

Brad! Ini masih tengah malam!

Andai saja dia masih punya tenaga...

***

Kesiangan adalah hal yang wajar bagi pengantin baru, bukan karena mereka telah menghabiskan waktu panjang setelah ber-enak-enak ria, tapi karena rasa lelah yang berlebihan.

Nessie heran pada artis atau orang-orang kaya yang menggelar pesta tiga hari tiga malam, atau tujuh hari tujuh malam. Bukan heran pada budget yang dikeluarkan, tapi pada seberapa banyak tenaga yang mereka butuhkan.

Dia dan Brad pasti akan menghabiskan waktu dua hari untuk pemulihan tenaga setelah ini, entah dengan bersantai dirumah atau tidur berkepanjangan.

Ohhh... Bulan madu mereka masih satu minggu lagi, masih ada waktu untuk mengais-ngais tenaga baru untuk pergi walaupun tidak lama-lama amat.

Lupakan itu sekarang, kini Brad dan Nessie sedang fokus menghabiskan menu sarapan yang kesiangan di restoran hotel, akibat kalap, keduanya terpaksa bergotong royong menghabiskan sisa-sisa makanan yang sayang untuk dibuang begitu saja.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang