11. Ragu

586 81 4
                                    

Krystal mendongakkan kepalanya ke arah langit yang malam. Suara petir mengelegar ketika dirinya sedang berjalan diantara gedung-gedung yang menjulang ke atas. Krystal melirik arloji di tangannya jarum pendek mengarah ke angka 8. Dan dirinya masih tidak tau harus pergi ke mana sekarang. Krystal tidak punya keluarga, kerabat bahkan kenalan di kota ginseng ini. Dirinya berlari menepi jalan ditemani tetesan air hujan yang perlahan membasahi baju yang di kenakan. Suara petir masih mengema ditemani rintikan hujan yang turun dari atas atap gedung. Krystal berdiri di antara wanita dan pria yang ikut berteduh dengannya di sana. Krystal melihat dari balik kaca semua pelanggan disana sedang duduk berbincang-bincang dengan kerabatnya sambil menyantap makan malam mereka.

Krukkk.....

Harumnya masakan dari restoran itu rasanya membuat dirinya ingin merasakannya. Krystal lupa dari tadi siang tidak ada satupun makanan yang masuk ke dalam perutnya. Dirinya menggorek ke saku bajunya berharap menemukan selembar uang untuk membeli makanan. Tetapi sayangnya selembar uang tidak di bawa olehnya.

"Kemana aku harus pergi sekarang" gumam Krystal yang tak tau mau kemana langkah kaki ini.

Semua orang yang berdiri bersamanya kemudian menyebrangi jalan diiringi payung diatasnya. Sedangkan Krystal masih bingung untuk melangkahkan kakinya ke mana lagi sekarang. Dirinya tidak tau harus tidur dimana sekarang. Krystal akhirnya memutuskan untuk pergi ke arah utara walaupun hujan terus turun. Baju yang ia kenakan sudah basah kuyup dan badannya menggigil. Tiba-tiba ada sebuah payung yang melindungi dari air hujan. Dan bukan cuma itu saja ada sebuah jaket menempel di pundaknya. Krystal menoleh dan mendapatkan sosok Kai di sampingnya.

"Kau" gumam Krystal terkejut.

Wanita itu langsung mengembalikan jaket itu dan bergegas untuk meninggalkan pria itu.

"Krystal kau mau kemana?"cegah Kai.

"Bukan urusanmu, urus saja kekasihmu itu. Jangan pedulikan diriku lagi!"marahnya menepis tangan Kai.

"Dengar Krystal, lebih baik kita pulang sekarang. Kau sudah mulai kedinginan?"bujuk Kai.

"Pulang kemana? Aku tidak mempunyai tempat tinggal. Aku adalah seorang saesang yang begitu terobsesi dengan EXO. Itukan yang kau katakan tadi."

"Aku minta maaf soal itu, aku mengatakannya saat sedang emosi. Seharusnya aku tau kau itu tidak mengenal kami mana mungkin kau menjadi seorang saesang. Krystal aku minta maaf."ucapnya memegang kedua tangan Krystal. Saat ini mereka berdua sedang berdiri di bawah derasnya hujan malam ini.

"Biarkan aku pergi!"

"Kau mau kemana malam ini?"

"Lebih baik aku pergi jauh dari kehidupan mu. Itu yang terbaik."

"Maksud mu?" Tanya Kai yang tak tau.

"Pertama fansmu dan yang kedua kekasih mu. Jika aku tinggal di apartemen mu kau akan terkena skandal dan hubungan kau dan kekasihmu akan ikut karena kecemburuan?"

"Kekasih?" Gumam Kai baru ingat kalau dirinya tadi mengerjai Krystal kalau dia sudah mempunyai kekasih.

"Astaga aku itu tidak mempunyai kekasih."

Mendengar perkataan jika Kai tidak mempunyai seorang kekasih membuat hati Krystal begitu senang.

"Jadi dia membohongi ku"gumam Krystal sedikit kesal.

"Apa ini waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Krystal. Tapi kalau dia marah bagaimana?"

Kai tidak ingin menyimpan ini terlalu lama. Sekecil apapun rahasia yang kita simpan pada akhirnya pasti akan ketahuan. Kai akhirnya memutuskan untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Krystal. Dan dia akan mengangung apa akibat yang akan di katakan itu. Kai lalu menarik nafasnya pelan dan menguapkan apa yang terjadi 3 bulan yang lalu.

My Boyfriend Is Idol {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang