12

3.4K 417 64
                                    


Dont forget to vote and comment


"Maaf"

Jungkook menghela nafas pelan,
"kau sudah mengatakannya kelima kalinya"

Yerim menggigit bibirnya pelan, melirik ragu jungkook yang duduk diseberang sofa apartemenya sembari menyesap coklat panas yang sempat ia buatkan.

"Oppa memaafkanku? "

Jungkook menghela nafas, sebelum akhirnya mengangguk pelan. Mengundang kelegaan gadis itu dalam diam.

"Ingin memakan sesuatu?" Tanya yerim memulai obrolan kembali.

"Kau punya ramyeon?" Tanya jungkook

Yerim mengulas senyum tipis, "tentu saja punya"

"Aku akan membuatnya untuk mu" ujar yerim beranjak berdiri.

"Tidak--maksutku aku akan memasaknya sendiri" ujar jungkook dibalas dengan tatapan heran yerim

"Kalau untuk memasak ramyeon, aku bisa kok" ujar yerim dengan tatapan lugunya membuat lelaki disampingnya berdehem pelan.

"Baiklah, Aku mau satu"

Yerim mengulas senyum sebelum menganggukkan kepalanya semangat.

Beranjak kedapur segera, guna membuat satu porsi ramyeon untuk jungkook.
dia tak berniat memasak untuk dirinnya sendiri. Perutnya masih terlalu kenyang karena makanan gratis dari makan malam tim beberapa jam lalu, apalagi dia sedang menjalankan program diet menjelang comeback groupnya untuk beberapa bulan kedepan.

Karena kejadian tadi, mereka memang tidak sempat membeli cemilan atau makanan apapun. Tapi setidaknya diaprtemennya masih tersisa beberapa bungkus ramyeon yang tersimpan sejak satu bulan lalu .

Tangannya dengan lincah bergerak kesana kemari berharap membuat jungkook tidak terlalu lama menunggu,  hingga tak sadar sebelah tangannya terkena tumpahan air panas membuatnya meringis pelan. 

"Oh astaga, perih sekali" ringisnya sembari meletakkan tangannya dibawah pancuran air wastafel.

Setelah hampir selesai meletakkan ramyeon pada mangkuk didepannya, tiba-tiba pergerakan tangannya terhenti saat mendapati presensi jungkook yang berjalan menuju kerahnya.

"Op---"

"Yerim" ujar jungkook sebelum yerim sempat menyelesaikan ucapannya

"Ya? " tanya yerim bingung saat menatap raut cemas lelaki didepannya.

"Aku harus pergi"

Senyum Indah yang terpatri pada bibir gadis itu hilang dengan perlahan.

"Ada apa, kenapa pergi? " tanya yerim dengan mata sedikit menyendu.

"ada urusan mendadak,apakah tak apa? "

Yerim menghela nafas pelan, sebelum mengangguk
"Ya, tentu " ujarnya

Jungkook mengangguk pelan, namun Netra hitam nya tak sengaja mendapati satu mangkuk ramyeon diatas meja pantry.

"Aku akan memakannya, lagipula aku juga lapar" ujar yerim memaksakan senyumnya, seolah mengerti arah pandang sang lelaki

Jungkook yang mendengar hal tersebut hanya mengangguk sebelum beralih pergi dengan sedikit terburu tanpa menoleh lagi pada sang gadis.

Meninggalkan yerim yang masih menatap lelaki itu dalam diam hingga punggung kekar itu hilang dibalik pintu

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang