30

4.6K 431 189
                                    

Lelaki itu terkekeh pelan saat mendapati satu pesan manis dari ponselnya.

Setelah mengetahui kabar dari joy~kekasih taehyung,  bahwa sang gadis sedang terserang demam beberapa hari lalu yang menyebabkan mangkirnya gadis itu dari beberapa kegiatan dan acara bersama grupnya. Membuat jungkook cukup khawatir namun tak bisa berbuat banyak, mengingat jadwalnya begitu sibuk beberapa hari terakhir.

Toh, nyatanya kekhawatiran berlebihannya tak begitu terbukti saat beberapa menit lalu, tepat setelah perjalanannya menuju apartemen dari evaluasi project comeback diperusahaan selesai.Gadis itu mengirimkan fotonya yang sedang memasak menu baru ditengah jadwal kosongnya,  bersama salah seorang sunbaenya~kwon yuri

Oh astaga,  rasanya ia bisa sedikit bernafas lega sekarang.  Entah karena jadwalnya yang mulai lenggang untuk beberapa hari kedepan atau karena keadaan gadis itu yang katanya telah membaik.

Tangannya yang bergerak memasukkan ponselnya kembali, seiring dengan langkah lebarnya menapaki lantai 10 dimana ia tinggal.  terhenti seketika saat mendapati sosok tak asing yang berdiri didepan pintu apartemennya.

Tubuhnya terasa menegang, saat gadis itu berbalik hingga pandangan mereka bertemu,  netra gelapnya terlihat terkesiap saat melihat kondisi gadis itu yang cukup memprihatinkan. Baju sedikit basah,  mata bengkak, dan bibir pucat pasi mampu membuat langkah jungkook semakin mendekat mengikis jarak diantara mereka.

Tubuhnya tersentak mundur saat tiba-tiba gadis itu memeluknya erat diikuti tangisan yang terdengar samar pada rungunnya. Kedua tangannya terasa kaku untuk sekedar bergerak. Namun saat isakan itu semakin kencang, hatinnya mulai tergerak seiring dengan tangannya yang mulai terangkat ragu membalas pelukan sang gadis.

"Ada apa? " tanyanya setelah sang gadis mulai tenang dari tangisannya.

"Dia memukulku--jung.  Dia gila.  Dia physcopath.  Dia--terus mengejarku dan ---aku tak tau harus kemana lagi. Semua tempat begitu menakutkan untukku--aku takut" ujarnya tak beraturan, namun masih bisa dipahami sang lelaki.

Matanya menyorot lantai marmer didepannya. ada rasa iba yang semakin lama semakin menggerogoti hatinnya.

Rasa yang dulu lapang untuk melepas sang gadis dari pelukannya, berharap gadis yang ia cintai bisa mendapatkan kebahagian dari lelaki lain yang ia pilih. Nyatanya tak sesuai ekspektasi.
Yumi-nya dulu menderita~itu yang ia tangkap setelah pertemuan mereka.

"Lebih baik kita masuk" ujar jungkook yang dibalas anggukan pelan sang gadis.

:
:
:
:

Jungkook menghela nafas berulangkali saat menyadari begitu banyak bekas pukulan yang membiru disekujur lengan menuju bahu gadis didepannya.

"Sejak kapan,  ia mulai memukulmu? " tanya jungkook menyorot serius sang gadis.

Yumi menunduk dalam,  "dia menerorku sejak hubungan kami berakhir, dan puncaknya saat aku menghubungimu satu minggu yang lalu"

Jungkook tersentak sejenak,  ingatannya terlempar pada kejadian seminggu lalu ketika gadis itu mengirimkan pesan padannya untuk bertemu. rencana awal untuk menemui gadis itu dikedai bibi han. Nyatannya harus batal saat jadwal grupnya memadat hingga tak memungkinkan dirinnya untuk pergi.

Rasa bersalah mulai merambat di hatinya saat mendapati keadaan gadis ini sekarang. Apalagi mengingat tujuannya bertemu waktu itu adalah untuk mengakhiri hubungan mereka seperti saran seokjin.

"Aku akan keluar, mencari obat untuk lukamu sebentar" ujar jungkook beranjak dari duduknya.
Langkahnya yang akan beranjak pergi tiba-tiba ditahan oleh gadis itu menciptakan raut bertanya sang lelaki.

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang