35

4.7K 463 116
                                    

Yerim mendengus kesal saat mendapati presensi lelaki yang sudah berdiri disampingnya. Matanya mendelik tajam memandang sang lelaki dan kursi penumpang mobilnya bergantian.

"Tanganku pegal yerim, cepat masuk dan kita bicara" ujar jungkook masih setia menahan pintu mobil tetap terbuka. Menunggu gadis itu masuk.

Dengan tangan yang bersidekap didepan dada, yerim memandang sang lelaki kesal "kembalikan ponselku. Aku pulang dengan taksi!"

Jungkook menghela nafas pelan. kalau tak salah menghitung, sudah kesepuluh kalinya gadis itu berbicara seperti itu.
Dan kesepuluh kalinya juga, jungkook akan menggeleng tegas "aku kembalikan, setelah kita selesai bicara"

Wajah yerim semakin tertekuk kesal. Membuat jungkook diam-diam menahan senyum mendapati wajah yang begitu ia rindukan terlihat semakin menggemaskan dimatanya.

Beberapa menit lalu saat yerim dengan tegas menolak permintaannya, dengan terpaksa ia merampas ponsel dari genggaman gadis itu. Berjalan tegas menuju basemant dimana mobil sang gadis berada. Membuat yerim mau tak mau akhirnya mengikuti jungkook dengan berbagai umpatan kekesalan.

Jungkook sudah lelah bila harus ditolak lagi, mungkin ini saatnya untuk menggunakan cara pemaksaan pada gadis itu.

Sang lelaki beralih menatap jam pada pergelangan tangannya, tanpa sadar berdecak kesal, astaga---tangannya sudah benar-benar pegal sekarang, berdiri menunggu yerim masuk sepertinya akan membutuhkan waktu hingga besok pagi, itupun ia tak bisa menjaminnya.

Merasa tak tahan akhirnya jungkook menarik pelan ransel yerim,  membuat gadis itu menoleh terkejut.  Namun belum sempat melayangkan protes tubuhnya sudah didorong masuk oleh jungkook.  "Aku tak ingin mati berdiri menunggumu" ujar jungkook singkat sebelum menutup pintu mobil.

Tak memedulikan akan teriakan dan cebikan kesal yerim padanya.  Lebih memilih mengitari mobil menuju kursi kemudi. melajukan mobil mereka keluar area basemant untuk bergabung dengan kemdaraan lainnya dijalanan.

Perjalanan mereka hanya diisi dengan keheningan, dalam diam jungkook melirik gadis disebelahnya yang sedang membuang pandangan~~ lebih memilih menatap lalu lalang jalanan diluar sana daripada menatapnya.

Berdehem pelan, akhirnya sang lelaki memutuskan memulai pembicaraan setelah keheningan panjang diantara mereka "Sejak kapan membawa mobil sendiri? "

Merasa pertanyaannya tak ditanggapi, akhirnya jungkook melirik presensi sang gadis kembali. "Yerim?"

"Kau tau ini mobilku?" tanggap yerim ketus

Jungkook mengerutkan alisnya heran, "memangnya punya sia--"

"Lalu kalau tau, kenapa menahan kuncinya dan dengan seenaknya mengendarainya tanpa izinku?!" balasnya menatap nyalang sang lelaki sebelum membuang pandangannya kembali.

Jungkook menghela nafas berat, sesak sekali hatinnya menatap tatapan kebencian gadis itu padannya. "Aku hanya meminta waktumu sebentar, yerim" ujar jungkook lembut mencoba bersabar.

"tidak mau! Turunkan aku sekarang!!" Ketus yerim

Yerim memicing tajam "apa kau tak dengar? Turunkan aku sekarang! " ulangnya semakin meninggikan suara.

Merasa jengah ucapannya tak ditanggapi . "Jungkook sunbaenim hentikan mob---"

"Apa kau tak bisa sekali saja, tak menghindariku!!" Sentak jungkook membuat sang gadis sedikit terkejut.
Ia terbawa emosi saat yerim memanggilnya dengan sebutan asing itu.   Tatapan mereka saling bertemu, bertepatan dengan mobil yang mereka kendarai terhenti.

Wajah memerah jungkook kini terlihat melunak dan penuh rasa bersalah saat mendapati nafas terengah menahan amarah dan tatapan yang selalu menyiksanya setiap hari~Tatapan yang sama seperti tatapan dua bulan lalu. Hatinya terasa sesak saat mendapati bola mata jernih gadis-nya terlihat bergetar menatapnya penuh luka dan kebencian.

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang