21

4K 467 201
                                    

Dont forget to vote and comment


pukulan-pukulan tak henti-hentinnya menghampiri samsak didepannya, walau kedua tangannya sudah terasa kebas, dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuh. tapi pergerakannya seolah enggan berhenti karena rasa marah dan geram yang melingkupi perasaannya akhir-akhir ini. Ia butuh sebuah pelampiasan.

"Bodoh"

Gerakan jungkook terhenti dengan nafas tersenggal, melirik sekilas kehadiran lelaki yang memandangnya remeh.

"Wae?"

"Ini sudah lewat tengah malam, dan kau malah menghabiskan waktumu disini."

Jungkook menghela nafas pelan, bergerak melepas sarung tangannya dengan kasar "Pergilah dulu hyung, aku akan menyusul" ujarnya meraih botol mineral diatas meja.

"Tadi yumi datang kemari"

Jungkook kontan mengehentikkan pergerakannya. Menatap penuh yoongi yang kini sedang bersidekap dada menatapnya tanpa ekspresi.

"Kenapa dia kemari? "

"Tentu saja mencarimu"
"Aku tidak tau bahwa kau akan memberikan alamat dorm kita padanya" tambah yoongi.

"Dia bukan orang asing hyung, bahkan dulu ia juga temanmu"

"Kau tidak bisa menilai orang hanya dari masa lalunya. Ia memang temanku dulu. Tapi tidak setelah ia bersikap seperti itu"

Jungkook mengernyit heran, "sikap apa maksutmu? "

"Egois dan tidak tau diri"

Jungkook menatap nyalang lelaki didepannya, "jaga bicaramu hyung!, dia bukan gadis seperti itu" ujarnya tajam

Yoongi tertawa pelan, "ck dasar budak cinta" gumamnya beranjak pergi.

"Ah ya!, awalnya aku memang mendukungmu karena ia gadis yang kau cintai. Tapi sepertinnya aku berubah fikiran." ujarnya melanjutkan langkahnya kembali, setelah sempat terhenti diambang pintu.

Jungkook berdecih lirih, merasa kesal akan perkataan lelaki itu. Bukankah dulu lelaki itu dan yumi sangat dekat dan bersahabat? kenapa tiba-tiba ia berbicara hal buruk tentangnya.

Pikirannya sudah terlalu kalut sekarang. kilasan sikap yerim yang mulai berubah seolah menjaga jarak dengan menolak ajakannya akhir-akhir ini, cukup mengusik fikirannya. Ada perasaan tak suka dilubuk hatinnya yang ia sendiri tak tahu apa penyebabnya.

Ditambah lagi dengan perkataan yoongi yang menjelek-jelekkan yumi membuat ia sendiri merasa tak terima.

Yumi bukan gadis seperti itu, ia tahu.
Gadis itu tulus bersamanya semasa menjadi seorang trainee, sosok dewasa yang begitu pengertian walau nyatannya dia gadis yang sama yang menorehkan luka karena meniggalkannya tiba-tiba.

Tapi, ia yakin gadis itu masih gadis yang sama yang ia kenal.

Jungkook mengacak rambutnya frustasi saat fikirannya mulai terasa penuh dan tak terkendali.

"Sial! " umpatnya sebelum melempar botol mineral tersebut kesembarang arah. Diikuti dengan langkah kakinya yang berjalan pasti kearah kamarnya yang terletak dilantai dua.

Ia sadar, ia butuh istirahat untuk menjalani jadwal besok. Setidaknya ia tidak ingin merugikan anggota groupnya karena tidak bisa tampil maksimal diatas panggung

:
:
:
:

Suara gaduh pada ruangan persegi itu cukup terdengar samar ditelinga sang gadis. Dentuman suara merdu Ariana grande, salah satu penyanyi favoritnya lebih mendominasi indra pendengarannya karena sambungan aerphone bluetooth pada telingannya.

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang