38

6.3K 470 161
                                    

Suara bel yang menggema mengusik pendengaran sang lelaki yang saat ini sedang duduk bermalas-malasan didepan televisi.

Badannya terpaksa beranjak kearah pintu keluar sembari berdecak kesal,  merutuki siapa yang datang dipagi buta seperti ini. disaat ia saja, baru menginjakkan kakinya dipartementnya beberapa menit yang lalu.

Apa orang ini tak tau waktu bertamu?  Decaknya kesal.

Wajahnya yang tercetak datar karena memikirkan kemungkinan para hyung atau sahabat 97 line yang datang mengusiknya, tergantikan dengan raut terkejut dan tubuh yang sedikit terhuyung kebelakang karena tidak siap mendapat terjangan tiba-tiba dari gadis didepannya.

"Oppa!!" pekik sang gadis memeluk erat kekasihnya yang seperkian detik kemudian dibalas jungkook dengan pelukan tak kalah erat diikuti kekehan pelan.

Jungkook menarik pelan tubuh yerim untuk semakin masuk kedalam apartemen tanpa melepas pelukan mereka.  Sebelah kakinya bergerak mendorong pintu hingga menimbulkan suara debuman.

"Kau bilang ingin ke ilsan" ujar jungkook memojokkan sang gadis dibalik pintu yang sudah tertutup.

Yerim terkekeh sebelum menggeleng pelan,  "dibatalkan. Cuacannya buruk"

Jungkook tersenyum lebar, wajahnya menunduk mencium bibir manis sang kekasih gemas.  "Sepertinya doaku untuk bisa bertemu dengan kekasihku terkabul" ujarnya diikuti ciuman keseluruh wajah sang gadis membuat yerim tertawa geli.

"Menyingkirlah oppa,  aku akan memasakkan sarapan untukmu" ujar yerim mendorong pelan bahu jungkook.

Jungkook yang sedari tadi, tak henti-hentinya menghujani gadis itu dengan ciuman seringan kipas diseluruh wajahnya,  terhenti seketika. "Tidak.  Aku tidak lapar sayang"

Yerim mengerut tak suka,"tapi aku belum memasak sarapanmu"

Jungkook berdecak kesal, "oh astaga,  siapa juga yang akan sarapan dijam sepagi ini, yerim?" elaknya tak berhenti mengusap pinggang sang gadis~ enggan melepas pelukan.

"Tapi memasak perlu waktu, aku belum sepintar itu untuk membuatnya dengan cepat" ujar sang gadis pelan

Jungkook terdiam membenarkan perkataan gadis itu. Mengingat dulu yerim menghabiskan waktu hampir dua jam untuk menghidangkan nasi putih dan sup rumput laut untuknya.

Ketika ditanya pun,  gadis itu hanya tersenyum kikuk dan berbicara bahwa ia baru belajar memasak saat ia mengenal jungkook.  Walau merasa sedikit kesal karena menunggu lama, tapi disisi lain lelaki itu merasa tersanjung akan kemauan yerim yang belajar memasak karenanya.

Terlihat seperti istri idaman bukan?

"Kita bisa memesannya nanti. Lebih baik kita kekamar saja? Aku ingin memelukmu seharian" usul jungkook yang dibalas pukulan pada bahunnya membuat sang lelaki mengaduh pelan.

"Apa oppa tidak lihat? Aku bahkan sudah membeli bahan makanan sebanyak itu sebelum kemari" ujar yerim diikuti arah pandang jungkook pada dua kresek putih yang tergeletak dilantai.

Ck Bahan makanan sialan, desisnya memicing tajam menatap seonggok kantung belanja tak bersalah itu.

Bagaimana tidak,  membuat sup rumput laut saja menghabiskan waktu dua jam apalagi bila yerim memasak seluruh bahan makanan itu.  Bisa-bisa gadis itu datang keapartemennya hanya untuk menumpang memasak.

"Bagaimana?  Bukankah sayang bila kita memesan makanan sedangkan aku sudah membeli bahan makanan sebanyak itu? Kita harus hemat oppa"

Jungkook berdecak tak setuju "aku punya banyak uang untuk kau habiskan yerim"

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang