6

3.6K 428 29
                                    


Don't forget to vote and comment

Sudah 4 hari sejak pertemuan nya dengan eunha tempo lalu yang ternyata mengungkapkan satu fakta yang mengejutkan membuat yerim masih tak habis fikir. 

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Matanya mencuri pandang pada tampilan roomchat di ponselnya yang menampilkan pesan yang 4 hari lalu ia kirimkan.

Tidak

Semenjak mengetahui fakta tersebut,  dia tak mengirimi pesan atau makanan kedorm lelaki itu lagi seperti beberapa hari-hari sebelumnya.

"Kenapa melamun? "

Yerim mendongakkan wajahnya,  menangkap raut heran lelaki yang berdiri didepannya sedang sibuk  menyruput satu cup americano coffee  digenggamnya sembari menarik kursi untuk duduk didepannya.

"Kok cepat sekali datangnya? " tanya yerim heran

"Kau menghubungiku ketika aku sedang dilantai atas bersama member lain"

Yerim menganggukkan kepalanya mengerti,  beralih menyeruput satu gelas orange juice didepannya.

"Ada apa sih? " tanya sang lelaki tak sabar

"Tidak ada,  hanya ingin bertemu dengan sahabatku saja.  Sudah lama tidak bertemu" ujar yerim santai dibalas dengan cibiran lelaki didepannya.

"Aku tidak percaya"

"Aku serius" ujar yerim datar.

Lelaki tersebut berdecak lalu menyerahkan satu kaca kecil dihadapan sang gadis dengan tiba-tiba.

"Lihatlah wajahmu sendiri,  orang yang baru melihatmu pertama kali juga pasti tau kau sedang ada beban hidup sebesar gunung himalaya" ujar sang lelaki seolah mengerti tatapan bertanya sang gadis.

Tangan yerim bergerak menjauhkan kaca tersebut kehadapan sang lelaki.
"Dia ternyata sudah punya kekasih" ujar yerim lirih.

Mark terdiam sejenak,  masih menatap gadis didepannya yang terlihat menyendu,  "kau tau darimana? "

"Tidak penting tau darimana,  yang jelas aku mengetahuinya dari orang yang bisa dipercaya"

"Kau menyewa mata-mata? " tanya mark melebarkan matanya terkejut.

Yerim memukul pelan sang lelaki mengundang ringisan kesakitan lelaki tersebut "aku tidak segila itu"

"Tapi nyatanya kau tergila-gila padanya" ejek mark

"Aku juga bingung kenapa aku bisa seperti itu, mark " ujar yerim lesu sembari mengaduk-aduk minumannya.

Mark bersandar pada kursi dibelakangnya,  menghela nafas pelan bingung harus menanggapi apa.
Ingin memberi masukan atau menasehati pun sulit.

Mengingat orang dihadapannya sudah terlalu jauh dan terlalu Cinta pada lelaki itu.

"Ah bagaimana ya" mark menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tidak usah sok sedang berfikir seperti itu.  Memangnya kau bisa berfikir" cibir yerim seolah mengajak ribut.

Mark tertawa kesal "cih bocah ini,  kalau bukan sudah kenal sejak lama sudah aku
Tinggalkan saja kau dari dulu"

Mata Yerim memicing tajam "apanya?? kau yang seharusnya berterimakasih padaku.  Kalau bukan karena aku pasti kau sudah tertipu dengan gadis-gadis itu" ujar yerim membahas hal-hal yang hanya mereka sendiri ketahui, hingga membuat beberapa orang disekitar mereka terlihat geleng-geleng kepala.

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang