15

3.7K 427 120
                                    

Dont forget to vote and comment

Hening. Tidak ada satupun pembicaraan didalam mobil tersebut. 
Netra jernih sang gadis hanya terfokus menatap gemerlap lampu jalanan tak berminat sedikitpun mengarahkan pandangan pada pemandangan diidepannya.  Oh ayolah,  Dia hanya ingin segera pulang dan berharap pergi atau menghilang dari situasi ini.

Hingga akhirnya mobil yang mereka tumpangi memasuki area basemant sebuah apartment cukup mewah dikawasan pinggiran kota seoul.

Membuatnya menghela nafas pelan merasa tak habis fikir, mengapa dia ikut kemari,  bukankah seharusnya dia diturunkan didorm saja mengingat jarak tempuh dari tempat tadi menuju dormnya lebih dekat daripada menuju kesini.

"Ingin ikut turun? "

Yerim melirik pada sumber suara

"Aku menunggu disini saja" ujar yerim pelan

Jungkook mengangguk, bergerak membuka pintu, diikuti dengan gadis disampingnya yang ikut turun dari mobil .

Yerim mengulas senyum miris sebelum membuang pandangannya kearah lain, saat melihat pemandangan menyakitkan didepan sana,

Pemandangan sang lelaki merangkul gadis disampingnya yang berjalan sedikit tertatih dengan sebelah tangan kekarnya yang menenteng tas besar yang sempat ia ambil dari bagasi mobil belakang .

Tangannya mengusap kasar air mata yang sialnya keluar tanpa henti.
Kepalanya tersandar pada sandaran belakang mobil, Menghela nafas panjang berusaha menahan sesak yang tiba-tiba meringsak relung hatinya. 

Tangannya beralih merogoh ponsel pada saku jaketnya. Satu pesan dari joy yang menanyakan keberadaannya 20 menit lalu,  segera ia balas secepat mungkin.
Dia tidak ingin para eonninya khawatir dan mencarinya.

setelah memasukan kembali ponselnya,
Yerim beralih  memejamkan matanya sejenak berusaha kuat menepis bayangan akan kejadian mengerikan beberapa waktu lalu, bahkan sentuhan tangan pria brengsek itu masih jelas terasa pada permukaan kulit wajahnya membuat kepalanya terasa penuh dan pening karena menahan ketakutan yang sejujurnya masih tersisa. 

Hingga tiba-tiba suara pintu yang terbuka disampingnya membuatnya refleks menoleh pada sumber suara. 
Mendapati jungkook yang sudah berdiri disana sembari menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan

"Pindahlah kedepan" ujarnya pelan

Yerim beranjak dari duduknya guna berpindah pada kursi samping kemudi,  dia terlalu lelah untuk mendebat atau menolak lelaki ini.  Yang ia inginkan sekarang hanyalah segera pulang dan bertemu dengan eonninya untuk sekedar meminta pelukan atau menangis dikamar melampiaskan kesakitannya tanpa seorang pun tahu.

Setelah menutup pintu didepannya,  jungkook segera mengitari mobil dan masuk , menjalankan mobil hitam itu keluar dari area basement guna bergabung dengan kendaraan lainnya dijalan raya.

Tak ada obrolan atau pembicaraan sedikitpun,  suara gerimis hujan diluar sana dan deru samar pendingin mobil yang kini diubah jungkook lebih kecil, agar tak terlalu dingin memenuhi rungu masing-masing.

Hingga beberapa menit kemudian  jungkook melirik yerim yang sedang menatap pemandangan disampingnya dengan sebelah tangan menopang wajah dan tangan lain yang terlihat bergetar diatas pangkuannya.

Menghela nafas pelan,  akhirnya jungkook menepikan mobilnya dipinggir jalan,  diikuti pergerakan lelaki itu yang keluar dan belari kecil menghindari gerimis hujan menuju sebuah toserba tak jauh dari mobilnya berhenti.

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang