22

4.1K 447 176
                                    

Dont forget to vote and comment

Langkah kaki yerim terhenti dengan raut terkejut saat mendapati kehadiran lelaki yang berdiri dengan tenang, bersandar pada dinding dengan tangan terlipat didepan dada.

Netra jernihnya mengedar kearah sekitar, sebelum menjatuhkan tatapannya kembali pada lelaki yang entah sejak kapan sudah berdiri didepannya.

"bisa bicara sebentar?"

Yerim berdehem pelan menetralkan kegugupannya sebelum mengangguk setuju.

"Disini aman" ujarnya seolah mengerti kekhawatiran gadis didepannya yang sedari tadi mengedarkan pandanganya kearah sekitar.
Jungkook tak bodoh untuk berdiri disini tanpa penyamaran sedikitpun, Mengingat tempat yang  mereka pesan adalah ruang paling private dilantai paling atas tanpa ada pengunjung atau pelayan yang berdatangan.

Yerim mengangguk mengerti, matanya beralih memandang netra hitam didepannya walau tak berlangsung lama,  rasanya sungguh salah tingkah dan canggung saat mendapati lelaki didepannya menatapnya begitu lekat hingga ia hanya bisa mengalihkan pandangannya.

Tanpa sadar,  jungkook mengulas senyum kecil saat mendapati tingkah menggemaskan gadis didepannya.

Merasa tak tahan kini tangannya beralih mengacak gemas rambut yerim mengundang raut terkejut dan wajah memerah yang membuat sang lelaki tersenyum.  "Kau menggemaskan"

Yerim memelototkan matanya terkejut sebelum berdehem pelan menetralkan kerja jantungnya yang bekerja tak normal ~oh astaga yerim bersikaplah normal!, bukankah ia sudah berjanji tidak akan luluh lagi dengan perlakuan lelaki ini

"Apa yang ingin oppa bicarakan? " ujar yerim berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tidak ada. aku hanya ingin melihatmu" ujarnya mengulas senyum tanpa berniat mengalihkan pandangan

Yerim mengerutkan alisnya heran, ada apa dengan lelaki ini? Kenapa tiba-tiba ia menjadi perayu ulung seperti itu? Apa ia mabuk?

"Bicaralah yang benar oppa" ujarnya sedikit jengah

"Memangnya apa yang salah dengan ucapanku?  Aku benar-benar ingin melihatmu"

Yerim berdecak pelan "lebih baik aku masuk kalau kau hanya mengatakan hal tak masuk akal" ujarnya beranjak pergi namun dengan cepat ditahan oleh jungkook.

"Aku tidak suka kau dekat dengan hanbin" ujarnya tenang tanpa ekspresi.

Yerim sedikit terkejut, saat mendengar perkataan yang tak ia duga sebelumnya. "Ia temanku" lirihnya gugup

"Jauhi dia yerim, aku tak suka"

Yerim terdiam kaku dengan jantung yang mulai berdebar kencang saat mendapati wajah frustasi lelaki didepannya.

Apa jungkook cemburu?

tapi ia sadar,  ia tak boleh berharap atau berfikir terlalu jauh bila tak ingin berakhir sakit hati seperti waktu itu.

Yerim menggigit bibirnya pelan berusaha menyadarkan dirinya sendiri dari situasi ini. "Kau tidak berhak memintaku untuk menjauhi siapapun"

Raut jungkook terlihat mengeras "apa maksutnya?"

Yerim menghela nafas pelan, "kau bukan kekasihku atau siapapun itu. Kau tidak punya hak untuk melarangku dekat atau menjauhi siapapun termasuk hanbin oppa" ulangnya.

Melihat keterdiaman lelaki didepannya, yerim tersenyum miris, Kenapa ia yang malah merasa sesak sendiri atas perkataanya yang menunjukkan bahwa tak ada hubungan apapun diantara mereka selama ini.

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang