29

4.1K 430 121
                                    

'Apa kau masih sibuk? 
Bisa kita bertemu? '

Jungkook masih terdiam ditempatnya, netra hitamnya masih menatap lekat satu pesan yang beberapa detik lalu menghampiri ponselnya. Merasa sedikit ragu untuk sekedar membalasnya.

Wajahnya menunduk menatap presensi gadis mungil yang masih tertidur dipelukannya. Terlihat begitu tenang dan damai. Jam pada nakas menunjukkan pukul 5 pagi. Yang menurutnya Masih terlalu pagi dari kebiasaannya bangun, bila tak ada jadwal.

Semalam setelah mereka berada distudio, akhirnya mereka memutuskan untuk memesan makanan dan beberapa jam kemudian tidur diranjang yang sama, saling berbagi kehangatan dengan  berpelukan.

walau jungkook menginginkan lebih namun ia sedikit tak tega saat mendapati raut kelelahan dari wajah gadis itu.  Apalagi ia menyadari bahwa dirinya bukan tipe lembut dan mudah mengontrol diri bila hal tersebut sudah terjadi.

Toh beberapa sesi berciuman dan sedikit ---make out tak masalah baginnya.
Dia tak akan memaksa lebih,  bila sang gadis tak mau. Tanpa sadar bibir jungkook tersenyum puas saat melihat tanda keunguan yang masih terlihat jelas di beberapa titik sensitif  sang gadis.

Niat awal yerim yang ingin pulang semalam, dicegah jungkook dengan alasan "sudah malam, tak baik gadis sepertimu pulang selarut ini" iya, itu memang hanya alibi. toh walaupun larut,  sebenarnya  jungkook masih bisa menawarkan diri untuk menghantarnya.

Namun daripada menawarkan pilihan tersebut,  ia lebih memilih menawarkan sisi kosong tempat tidurnya untuk ditempati yerim malam ini.

Ia sendiri tidak tau akan sikapnya yang terkesan seperti tak biasannya, namun saat ini, ia hanya ingin menuruti kata hatinya yang ingin yerim tinggal lebih lama,  karena nyatanya saat yerim menyetujui ajakannya ada rasa asing membahagiakan yang memenuhi rongga dadanya.

Lamunannya tersadar seketika, saat mendapati gerakan kecil pada pelukannya.  Tanpa sadar tangannya langsung melepas ponsel pada genggamannya, lupa dengan niatnya untuk membalas pesan tersebut. lebih memilih mengusap punggung sang gadis  berniat membuat tidurnya kembali nyenyak, mengingat tangannya yang lain sedang bertugas menjadi bantalan tidur gadis itu.

Dan nyatanya, setelah perlakuan kecil yang ia lakukan, secepat itu pula tubuh yerim kembali tenang.

Netra hitamnya kembali menatap wajah cantik yerim. tidak, Kenapa ia baru menyadari bahwa yerim secantik ini?
beralih menyelipkan rambut gadis itu kebelakang telinga berusaha menyingkirkan apapun yang menghalangi pandangannya.

Bulu mata lentik,  bibir merah alami, dan kedua pipi yang sedikit berisi itu membuatnya merasa gemas seketika.
Tangannya beralih mengusap pipi gadis itu,  terasa lembut dan kenyal. Ugh-- bagaimana rasanya kalau ia menggigitnya?

Namun fikiran aneh itu buyar seketika, saat mendapati bulu mata itu bergerak dan akhirnya terbuka perlahan. Tergantikan dengan bola mata jernih yang terlihat bingung mendapati kehadiran jungkook didepannya.

Apa gadis ini bangun karena merasa terganggu karena ia sentuh sana-sini?

Jungkook mengulas senyum tipis saat tatapan mereka bertemu, "Good morning" sapa jungkook dengan suara berat dan serak

Yerim mengerjap pelan,  masih merasa linglung dengan keadaan ini.  Apa ia sedang disurga? Kenapa ada lelaki tampan menyerupai jungkook didepannya?

"Aku dimana?" gumamnya yang langsung menciptakan lipatan keheranan pada dahi jungkook.

"Kau tak ingat? "

Yerim menggeleng pelan, membuat senyuman pada bibir sang lelaki lenyap seketika.  'Apa karena semalam gadis ini meminum tiga kaleng bir, sehingga ia mabuk?'
Jungkook berdecak pelan merasa sedikit kesal, menyadari bahwa yerim tak mengingat bagaimana bergairahnya mereka semalam?

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang