Be wise! Mature content
Suara pin apartemen diikuti dorongan tuas pintu membuat gadis bersurai coklat itu beranjak dari duduknya.
Melemparkan senyum antusiasnya saat menyambut sang kekasih yang datang lebih lambat 20 menit dari kedatangannya.
"Oppa!" sambutnya, menabrakan diri pada tubuh kekar sang lelaki yang dengan sigap menerima pelukannya. Menghirup dalam-dalam aroma menenangkan sang kekasih.
"Kenapa lama sekali?" tanyanya mendongak.
"Aku baru saja menyelesaikan recording interview ku" jawabnya mengusak sayang puncak kepala sang gadis. Pun membubuhkan banyak ciuman rindu dipermukaan wajah yerim, membuat gadis itu terkekeh geli.
Jungkook semakin mengeratkan pelukan. menarik pinggang mungil yerim untuk semakin merapat. Sesekali ikut terkekeh saat yerim yang memejam tak berhenti tertawa geli karena ciumannya.
Menangkup tengkuk sang kekasih berniat memangut belah bibir merah muda yerim, nyatanya harus ter-urung saat dering ponsel milik sang gadis menginterupsi.
Yerim kontan menoleh, melepas tangan jungkook di pinggangnya. Berlari kecil menuju sofa untuk mengangkat panggilan telfon yang menghampiri ponselnya. "Ya, eonni?"
Sedang jungkook hanya menghela kecil. Sejenak memandang punggung mungil yerim yang membelakanginya sedang bertelefon, entah dengan siapa.
Memilih melangkahkan kaki ke ujung ruangan. melepas topi serta hoddie-nya beranjak ke dapur, menuang segelas air mineral untuk meminumnya, sebelum kembali ke tempat semula dengan dua kaleng bir ditangannya.
Bibirnya menyunggingkan senyum tipis saat melihat yerim yang kini dengan nyamannya berbaring di atas sofa besar. Terlihat tenggelam dengan balutan selimut tebal berwarna abu tua yang melingkupi tubuhnya.
Netra jernih gadis itu tak lepas menatap layar televisi yang menayangkan drama terbaru di jam sebelas malam, yang jungkook sendiri tak tau apa.
"Sedang menonton apa?" tanyanya, berhasil mengalihkan atensi sang gadis.
Yerim tersenyum, "Nevertheless. Ada temanku disana" ujarnya sedikit menggeser tubuhnya, saat jungkook menempatkan diri untuk berbaring dibelakangnya. Bergabung dibawah selimut yang sama.
Lelaki itu menepuk tangannya sebanyak dua kali, memberi signal agar lampu utama apartemen mereka mati, menyisakan pendar cahaya kuning di beberapa sudut ruangan dan cahaya gemerlap kota seoul yang menembus kaca besar di samping kanan.
"Lebih baik, seperti sedang menonton bioskop" kekeh yerim pelan, dibalas senyuman jungkook.
Lelaki itu menyamankan posisinya. Beruntung sofa ini cukup besar, hingga tidak perlu khawatir merasa tidak nyaman atau kesempitan.
Tangannya menelusup dibalik selimut, menarik pinggang yerim hingga punggung sang gadis menempel rapat pada dada bidangnya.
Merasakan kehangatan tubuh yerim yang menjalar dan aroma menenangkan dari surai kecoklatannya yang menggelitik dagu jungkook.
"Tadi lama menunggu?" tanya jungkook mendaratkan kecupan pada puncak kepala sang gadis.
"Tidak. Hanya beberapa menit lebih awal dari oppa datang" geleng yerim pelan, masih tak memutus tatapan dari tayangan drama didepan sana. Tangan mungilnya meraih punggung tangan jungkook yang melingkar diperutnya, mengelusnya pelan.
"Sudah makan?"
"Mm. Sudah" angguknya, pun perlahan membalikkan tubuhnya saat tayangan didepan sana tergantikan iklan komersial.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Two Sides
Romance[Lengkap] Bagaimana yerim bertahan dengan hubungan yang tidak jelas? Mencintai dan selalu berkorban untuk lelakinya. Hingga akhirnya lelaki itu perlahan berbalik padanya. Namun siapa sangka, kebahagian itu tak berlangsung lama. Saat dimana wanita...