Don't forget to vote and comment
"Bukankah itu hal yang baik? "Yerim menghela nafas pelan mengingat perkataan nayeon dari sambungan video call yang terputus beberapa menit lalu.
Pemandangan langit kamar diatasnya seolah lebih menarik saat ini.
Dalam hati, ia membenarkan perkataan sahabatnya itu. Benar, bukankah ini hal yang baik untuknya? Teringat penantian dan pengorbanannya selama ini, akhirnya ia bisa menjadi kekasih lelaki itu? Sama seperti yang ia harapkan sejak awal."Hei, mengenai hal itu. bukankah kau yang menang? Dia hanya masa lalu jungkook. Sedangkan kau kekasihnya. Jangan memasang wajah seperti itu. Kau hanya tinggal menyingkirkan dia saja dari jungkook. Itu mudah yerim!".
Lagi, bayangan perkataan nayeon teringat di kepalanya .
Ugh--- menyingkirkan?
Kenapa kata itu seolah membuatnya menjadi gadis antagonis yang akan berniat jahat pada pemeran gadis lain?Yerim menggelengkan kepalanya pelan, tidak! Memang seharusnya begitu, sekarang ia adalah kekasih jungkook dan gadis itu hanya masa lalunya.
Walaupun, dalam benaknya ada yang mengganjal mengenai ajakan berkencan jungkook malam itu. Bukankah itu tak masalah? Setidaknya ia sudah selangkah lebih maju dibandingkan dulu.
Pikirannya kembali melayang pada kejadian tiga tahun lalu, kejadian yang menjadi awal mula hatinnya terasa berdebar pada lelaki tampan itu.
Tanpa sadar, bibirnya mengulas senyum tipis saat mengingat bagaimana jungkook menolongnya malam itu, menjadi awal manis bagaimana yerim dalam diam menaruh hati padannya.
Berawal dari ajakan berteman dan berjalan menjadi suatu hubungan yang lebih dekat dan terasa intim namun tak pernah ada kejelasan.Ia memang sudah bertekad untuk meraih lelaki itu sejak awal. Menghadapi sifat kakunya, segala moodnya yang kadang memburuk, bahkan menghadapi kebutuhan hasrat sang lelaki.
Yerim tau ia berlebihan dan terlihat bodoh. Tapi bukankah ini yang dinamakan perjuangan untuk mendapatkan apa yang ingin dapatkan? Iya, setidaknya itu yang ia fikirkan saat memutuskan mendekati jungkook, dulu.
Dia tau dia gadis yang keras kepala, tapi ia juga tak bisa mengelak bahwa dari awal hatinya memang sudah jatuh dan dimiliki oleh lelaki yang sayangnya ia sendiri tak tahu apakah lelaki itu juga mempunyai perasaan yang sama dengannya atau tidak.
Ia akui, sifat jungkook kadangkali terlalu membingungkan untuknya. Membuatnya ragu apakah benar jungkook mencintainya atau tidak.
Tapi, bukankah kalau lelaki itu belum mencintainya. ia tinggal membuat kekasihnya itu mencintainnya dengan usaha yang sama kerasnya seperti sebelumnya, ah---, tidak, mungkin lebih keras, bukan?
Yerim melirik ponselnya sekilas, meniti apakah pemuda jeon itu membalas pesannya. Terhitung sudah dua jam lamannya, satu pesan yang menanyakan dimana keberadaan yerim itu menghampiri ponselnya membuatnya sempat terkejut dan tak percaya. Iya, dia hampir mengira ponsel jungkook sedang diretas mengingat baru kali ini pemuda jeon itu mengiriminya pesan yang menanyakan dimana dan dengan siapa ia berada.
Belum lagi, saat jungkook bertanya padanya, apakah ia bertemu dengan hanbin atau tidak. Hei, darimana jungkook mengetahui hal itu?
Bahkan para eonninya saja tidak tau."mungkin sibuk" gumamnya pasrah saat mendapati pesannya yang belum dibalas sama sekali. Tangannya beralih meletakkan ponselnya kembali keatas nakas, beralih memposisikan tubuhnya senyaman mungkin untuk pergi kealam mimpi.
Setidaknya ia bisa istirahat lebih awal saat ini, mengingat besok masih ada setumpuk jadwal padat dengan para membernya.
:
:
:
:
:
:
:

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Two Sides
Romance[Lengkap] Bagaimana yerim bertahan dengan hubungan yang tidak jelas? Mencintai dan selalu berkorban untuk lelakinya. Hingga akhirnya lelaki itu perlahan berbalik padanya. Namun siapa sangka, kebahagian itu tak berlangsung lama. Saat dimana wanita...