25

3.8K 454 59
                                    


Dont forget to vote and comment

Jungkook mengedarkan pandangannya kearah sekitar dengan tak sabaran. Sejak 10 menit yang lalu setelah kedua kakinya sampai ditempat dimana ia meninggalkan yerim. Ia sama sekali tak menemukan presensi gadis itu,

kekhawatiran kini mulai memenuhi benaknya saat asumsi-asumsi buruk memenuhi fikirannya.

Kemana gadis itu?  Apa ia diculik? Kenapa tiba-tiba hilang.

Jungkook meremat rambutnya kasar. nomor telfon yerim sama sekali tak bisa dihubungi membuat pikirannya semakin kacau.

Kakinya melangkah kearah sekitar, mengedarkan pandangannya sembari terus menghubungi gadis itu. Hingga langkah kakinya terhenti saat mendapati presensi gadis yang ia cari-cari sedang duduk disalah satu kedai tak jauh dari ia berdiri.

Menajamkan pengelihatannya sejenak guna memastikan, akhirnya ia berdecak kesal saat menyadari bahwa gadis itu memang benar Kim yerim.

Langkah lebarnya beranjak mendekati yerim, hingga mengundang raut keterkejutan sang gadis saat sang lelaki tiba-tiba berdiri dihadapanya dengan mata menajam dan aura menakutkan.

"Oppa? "

"Bukankah aku sudah bilang untuk menungguku" ujarnya dingin.

Yerim menelan salivanya kasar,  "maaf--aku.  aku lupa"

Jungkook berdecak kesal "dimana ponselmu?  Apa kau tidak tau aku menghubungimu berulangkali"

Yerim dengan cepat meraih ponsel didalam saku jaketnya,  sedikit terkejut saat mendapati 30 riwayat panggilan tak terjawab dari jungkook.  Wajahnya terangkat, mendapati raut datar lelaki didepannya.  "Um--maafkan aku,  aku men-silentnya" ujarnya penuh penyesalan.

Jungkook berdecak kesal. netranya mengedar kearah sekitar hingga mendapati kehadiran seorang bocah kecil yang baru ia sadari kehadirannya,

Sedang duduk disamping yerim sembari menatapnya---- sebentar,  ada apa dengan tatapan bocah itu?  Kenapa seolah
-olah tak  menyukai kehadirannya?

"Siap--"

"Jangan menakuti yerim noona seperti itu!" Ujar bocah itu memotong ucapan jungkook.

Jungkook dengan cepat beralih menatap yerim kembali, dengan tatapan 'siapa bocah ini? "

Sadar akan tatapan tersebut yerim buru-buru menjelaskan "gyugi menangis karena menunggu eommanya,  maka dari itu aku menemaninnya" jelasnya.

Jungkook mendengus pelan,  menyadari bahwa bocah inilah yang menjadi penyebab ia hampir gila karena mencari yerim yang tiba-tiba menghilang.

yerim berdehem pelan menetralkan atmosfir ketegangan diantara mereka.

"Oppa, kau bisa duduk disini" ujar yerim pelan yang akhirnya dituruti oleh lelaki itu.

"Kau ingin memesan sesuatu? " tanya yerim hati-hati.

Jungkook mengerutkan alisnya heran, duduk dengan kedua tangan terlipat didepan dada. "tidak"

"Dia siapa noona? "  ujar gyugi menunjuk lelaki didepannya.

Yerim menolehkan wajahnya. "eum--dia yang datang bersama noona kemari"

Gyugi tersenyum "ah begitu,  aku fikir paman jelek itu kekasih noona" ujarnya enteng membuat jungkook menoleh cepat karena merasa terkejut, tak jauh berbeda dengan ekspresi kaget yerim.

"Eung---"

"Apa kau bilang? Paman Jelek?" ulang jungkook memicingkan matanya tak suka.

"Hum, paman terlihat galak dan jelek" ujarnya yakin tanpa rasa bersalah

[3] Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang