Yerim ingin menangis rasanya saat ini. Walau ia seperti diambang kesadaran. Tapi ia masih cukup waras untuk tidak berlaku pasrah ketika lelaki yang baru saja dikenalnya menariknya paksa dan berakhir menyudutkannya didinding.
Menjamah badannya dan menciumnya paksa. Kepalanya terasa pening dengan seluruh tubuh terasa begitu panas dan sensitif membuatnya tak henti-hentinya mengeluarkan tangis dan erangan secara bersamaan.
Tangan lemahnya berusaha menepis tangan itu yang menggerayangi dadanya, namun tenaganya seolah tak sebanding berakhir lelaki itu merobek dress bagian depannya. Kepalanya semakin menggeleng kuat ketika sang lelaki mulai menciumnya lagi guna menahan teriakan dan penolakan yerim, dengan kedua tangan lain yang meremas dadannya.
Ini begitu menjijikan dan menyesakkan baginya. Batinnya tak henti-hentinya berteriak merapalkan doa dan memohon pertolongan. Tangisannya semakin deras saat bibir lelaki itu mulai turun menghisap rahang hingga dadannya sedang tubuhnya terasa lemah tak mampu menolak karena kedua tangan yang sudah ditahan disamping kanan dan kiri kepalannya oleh lelaki itu dengan kuat.
"Tidak--tolong jangan lakukan itu" isaknya histeris menggeleng kuat.
Semakin ia memberontak semakin kuat juga cengkaraman pada tangannya.
saat merasa sapuan lidah itu menjamah kulitnya, ia benar-benar merasa dilecehkan dan jijik pada tubuhnya sendiriYerim memejamkan matannya erat dengan tangisan pilu, merasa mulai lelah dan lemah. Tubuhnya meminta pasrah namun otaknya tidak demikian. Ia benar-benar berharap segalanya segera berakhir atau ini hanya sebuah mimpi buruk.
Hingga suara dobrakan diikuti teriakan itu mulai menyadarkan yerim.
"brengsek !!!!!"
Semua terasa begitu cepat. Hingga tubuh lemahnya merosot kelantai setelah cengkraman lelaki itu terlepas. Walau terlihat samar ia masih bisa menangkap kehadiran seorang lelaki yang dengan brutalnya memukul lelaki brengsek itu.
Tangannya meremat erat ujung dressnya merasa lega juga takut secara bersamaan. Erangan kesakitan dan suara samar pukulan itu memenuhi ruangan ini.
Bibirnya bergetar lirih mengucap satu nama lelaki itu. Lelaki yang sangat ia rindukan. "Jungkook" lirihnya yang mampu menghentikan pukulan jungkook.
Wajah terengah jungkook menoleh pada sumber suara. Mata yang tadi memerah penuh amarah dengan rahang yang mengeras. Mulai terlihat melunak dan menyendu saat melihat yerim yang terduduk mengenaskan tak jauh didepannya.
Mata bulat itu menatapnya penuh ketakutan, dengan tampilan dress yang robek sana-sini. Dada jungkook terasa panas dan begemuruh dengan kepalan tangan yang semakin memutih. Netranya semakin menajam tak terima. Hatinnya ikut terasa sakit. Saat gadis yang ia cintai diperlakukan seperti itu.
Beralih menatap bajingan brengsek yang sudah terkapar didepannya dengan bekas pukulan yang membiru. tak merasa puas, Kini jungkook menarik kasar kerah lelaki itu. Membisikkan kalimat makian diikuti pukulan keras pada rahangnya hingga lelaki itu kembari tersungkur kelantai.
Niatannya untuk kembali memukul lelaki itu, ia urungkan saat mendengar suara samar isakan menghampiri rungunnya. Dengan cepat ia menoleh mendapati yerim yang terisak pelan dengan tubuh bergetar ketakutan. Ia tahu gadis itu pasti merasa shyok dan trauma.
Tanpa fikir panjang, jungkook melangkah lebar sembari melepas hodiienya. Matanya ikut memanas melihat keadaan gadis ini. Dengan pelan ia memakaikan hoddienya pada tubuh mungil yerim.
"Jung" lirih yerim disela tangisnya.
Jungkook hanya terdiam tanpa ekspresi, sekuat tenaga menahan amarah dan emosinya. Ia tak ingin kehilangan kendali untuk kembali menghajar lelaki itu saat sisi lain dalam dirinya membrontak tak terima mendengar tangisan yerim yang mengiris hatinnya. Ia masih waras untuk tak membunuh orang.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Two Sides
Romans[Lengkap] Bagaimana yerim bertahan dengan hubungan yang tidak jelas? Mencintai dan selalu berkorban untuk lelakinya. Hingga akhirnya lelaki itu perlahan berbalik padanya. Namun siapa sangka, kebahagian itu tak berlangsung lama. Saat dimana wanita...