ini ketujuh

40.1K 4.3K 224
                                    

Thank God, It's Friday!

Jumat adalah waktu terbaik bagi pelajar sepertiku. Kenapa? Biar aku jabarkan untukmu.

Pertama, kamu engga harus ribet di pagi hari biar engga terlambat ke sekolah. Jam tujuh! Bayangkan! Bukankah itu keterlaluan untuk pelajar sepertiku yang harus mencuci piring dulu, mandi, siap-siap, dan belum membeli sarapan untuk keluarga (Bu Dewinta pakai mood soalnya kalau mau masak di pagi hari). Nah... di hari Jumat begini, aku bisa lebih leluasa sedikit karena jam masuk berbeda dengan hari biasanya yaitu jam setengah delapan.

Kedua, khusus hari Jumat saja, SMA Tribuwana mengubah jam pertama menjadi jam untuk beraktivitas bagi warga sekolah keseluruhan. Kadang jalan sehat, senam, kebersihan, ataupun acara keagamaan. Enak banget kan? Pagi-pagi tidak langsung disuguhkan pelajaran.

Ketiga, khusus untuk kelasku, kami memiliki mata pelajaran yang engga bikin puyeng setiap Jumat (kecuali satu sih): Bahasa Indonesia, Sejarah Indonesia, dan... Fisika. Yup. Engga apa-apa deh hari baik dikotori noda sedikit, karena jam untuk setiap pelajaran itu, sekali lagi khusus hari Jumat... dikurangi. Dari yang biasanya satu setengah jam kini hanya satu jam saja. Jadi, engga ada deh tuh, aku bakal lama tersiksa di jam Fisika.

Keempat, break di hari Jumat bisa sampai satu jam! Ketika biasanya hanya tiga puluh menit, aku kalang kabut antara mau salat dulu atau makan, di hari Jumat aku bisa santai. Apalagi ketika kapasitas pengunjung kantin berkurang karena anak-anak cowok diharuskan salat Jumat dulu. Rasanya... enak banget!

Kelima (atau terakhir) adalah jam pulang yang lebih cepat! Sekaligus menandakan weekend akan datang. Yah... meskipun, aku harus tertahan lebih lama karena harus melaksanakan piketku sepulang sekolah: menyapu, mengepel, dan angkatin bangku.

Tetapi, ya... paling engga, hari Jumat adalah hari terbaik! Valid no debat.

"Kita bersih-bersih bagian mana dah?"

Jumat ini bagian untuk aktivitas membersihkan sekolah. Khusus kelasku kami kebagian area belakang sekolah yang isinya halaman belakang, beberapa toilet yang sepertinya jarang digunakan, dan taman-taman di depan kelas 12.

"Area belakang, Jo."

"Dih. Toilet itu juga dong?"

Toilet area belakang memang sudah terkenal banget... angker dan kotornya. Sudah mana letaknya di belakang, terus interiornya tuh masih pakai bangunan lama (sudah rusak sana-sini, meskipun fasilitasnya masih berguna). Belum lagi pohon beringin besar yang tumbuh di belakang toilet itu. Makanya, jarang banget ada yang pakai, mending-mending jalan sedikit buat akses toilet yang lebih terang, bersih, dan terutama engga nyeremin.

"Yaudah, yok ah," ucap Joan sambil mengangkat sapu dan pel-pelan. Aku lalu mengikutinya. Kelas kami, yang isinya 36 dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan area yang harus dibersihkan. Aku, Joan dan beberapa lagi ditugaskan untuk membersihkan toilet.

"Anjrit. Pesing banget. Masih ada orang ya yang pakai nih WC?" Seru Joan ketika dia memasuki toilet yang berisi tiga bilik itu.

Aku menutup hidung karena baunya memang menyengat banget. Bikin mau muntah.

"Anjing."

"Bangsat. Out gue. Out."

"Hueeeek."

Entah siapa yang memaki, dan muntah itu, aku engga tahu karena aku langsung menyiram seluruh lantai dengan air yang tertampung di ember dan membersihkannya menggunakan alat pendorong air. Beberapa kali hingga bau pesingny engga keterlaluan.

"Gue bersihin wastafel aja, deh," sahut Joan sambil menenteng lap dan sabun pembersih yang entah dia dapatkan di mana.

"Oi, Firman! Itu dalem WC beresin, maen aja lu. Gue aduin Pak Hadi, tau rasa," teriak Joan pada anak-anak cowok di luar yang kebagian juga membersihkan toilet ini.

to be young and in love [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang