Lima ratus halaman. Kata-kata yang susah dicerna. Resensi minimal lima lembar. Deadline Jumat. Keempatnya bersatu untuk menghancurkan sel otakku yang masih bersisa. Penyebabnya? Siapa lagi kalau bukan Max Havelaar. Aku melototi kata demi kata. Droogstoppel. Makelar kopi Last & Co. Asisten Residen Lebak Banten. Ya ... bla bla bla. Aku memijit keningku yang sudah mulai menegang, pusing.
TING
TING
Bunyi notifikasi masuk. Aku melirik ponsel yang tergeletak di meja, melihat ada pesan Whatsapp dari nomor baru. Aku lalu mengambilnya, memasukkan password, dan membuka pesan itu.
08xxxxxx90
Hi, Kak Rum.
Ini Reihan. Reihan dari ekskul Jurnalistik.Aku mengernyit. Melihat fotonya. Okei. Itu Reihan yang aku kenal. Setelah menimbang beberapa saat, aku membalasnya.
Rumi Praba
Hi, Rei. Ada apa ya?
Selang beberapa detik, pesan susulan dari Reihan masuk. By the way, aku sudah menyimpan nomornya barusan.
Reihan Jurnalistik
Itu. Saya boleh telepon?
HAH? Aku melototi pesan itu, tapi memang begitu adanya. Engga berubah. Aku menggeleng. Ini orang apa-apaan? Kenal dekat aja engga (bahkan sudah engga berinteraksi lagi) eh tiba-tiba nongol minta teleponan? Aku mendiamkan pesan tersebut. Engga membalasnya. Bermenit-menit. Hingga pesan baru muncul.
Reihan Jurnalistik
Itu. Saya boleh telepon?
Maksud saya, mudah jelasinnya kalau lewat telepon, Kak Rum. Ini ada tugas gitu. Lewat chat jelasinnya susah.
Rumi Praba
Tugas apa? Engga bisa lewat chat beneran?Reihan Jurnalistik
Tugas bahasa Inggris, Kak. Disuruh bikin biodata idola.
What? Maksudnya, aku idola dia gituuu? Aku meringis engga percaya. Dia itu ... sinting? Apa gunanya ngeidolain aku?
Reihan Jurnalistik
Please Kak?
Rumi Praba
Sekarang banget?
Reihan Jurnalistik
Iya, Kak. Besok dikumpulin soalnya.
Aku menimbang-nimbang. Tugasku aja belum selesai?
Rumi Praba
Lama engga? Aku ada tugas juga soalnya.
Reihan Jurnalistik
Sebentar doang kok Kak. Ini cuma beberapa pertanyaan.
Kalau aku menolak, kasihan juga. Tapi kalau aku menerima, nah seandainya dia macam-macam gimana? Ya matiin aja sih. Ribet banget. Blok sekalian. Bisik setan di kuping kiriku. Oke deh.
Rumi Praba
Yauda oke.
Selang beberapa detik, teleponnya masuk. Aku menghembuskan napas sebelum menerima panggilan suaranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
to be young and in love [end]
Ficção AdolescenteCoba sekarang bayangkan. Kamu hidup sebagai cewek yang biasa aja. Bener-bener biasa aja, sumpah. Tugasmu simpel, cuma menarasikan opera sabun yang terjadi di kantin SMA Tribuwana. Dibintangi, Nirisha Moora, cewek yang cakepnya abis-abisan sampai bis...