ini kedua puluh dua

32.6K 3.6K 184
                                    

siapa yang udah nungguuuu??☝️☝️

Cowok Mesum

Kamu sudah pulang? Sudah sampai rumah?

Aku telepon, kenapa engga dijawab?

Kamu engga apa-apakan?

Balas, Rumi. Aku khawatir.

Kamu tadi kenapa dengan Nirisha?

Kamu sedang apa?

Kalau sudah membaca pesanku. Balas langsung. Aku khawatir.

Aku mengerut dahiku ketika membaca pesan-pesannya. Ini dia khawatir padaku? Engga salah? Aku lalu mengetik: Kamu salah minum obat? Tapi segera kuhapus karena ... ya aku malas untuk berbicara dengan dirinya. Aku lalu memilih untuk mendiamkan pesan tersebut. Keterangan di bawah nama Para berubah menjadi online, disusul sedetik kemudian teleponnya masuk. Shit. Sekali kuabaikan panggilan tersebut, yang justru menyebabkan berondongan pesan masuk. Ya dari dia. Memangnya dari siapa lagi.

Cowok Mesum

Jawab panggilanku.

Sebentar saja.

Jangan menghindar.

Panggilan kedua kembali masuk, dan aku menimbang-nimbang apakah ingin menjawabnya atau tidak ... hingga akhirnya aku menggeser tombol hijau, dan suara Para langsung terdengar, bertanya dengan napas yang memburu.

"Kamu engga apa-apa?"

Bukannya dia yang harus kutanyai begitu? Suaranya terdengar lelah. Dia capai mengurus Ibunya? Bukannya kata Joan, dia juga punya adik?

"Emangnya aku kenapa?"

"Aku dengar tadi di sekolah kamu ... dan Nirisha ..."

Oh itu. "Emang kenapa? Dia engga jambak atau tampar aku. Cuma tanya doang."

"Aku tahu. Nirisha sudah bicara tadi saat menjenguk Mama."

Terus kenapa masih tanya?

Aku menggigit bibirku sebelum bertanya. "Emangnya Mama kamu kenapa?"

"Sakit. Habis operasi usus buntu. Kamu mau jenguk? Aku jemput kalau iya. Engga usah bawa buah tangan—engga ada yang akan minta dan tanya," katanya cepat.

Tunggu. Dia tadi menyindirku?

"Kamu nyindir aku?"

Para terdiam. "Engga. Gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kamu jadi mau jenguk Mama?"

Lah kok jadi begini?

"Engga ah."

"Oh O-ke. Nanti kalau berubah pikiran, kamu bisa menghubungiku."

Engga akan.

"Apalagi?" Kataku.

"Kamu sudah engga marah?"

Hah?

"Maksudnya?"

"Kamu engga marah lagi sama aku."

Dia kenapa sih? Help!

"Buktinya kamu sudah engga menghindar."

Ya gimana. Dari pada terus-terusan aku hindari, dia makin spam. Kan mending kuladenin, biar berhenti.

"Aku tutup. Jangan begadang lagi. Besok aku juga belum bisa sekolah. Selamat malam."

TUT TUT TUT

to be young and in love [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang