" Udah masuk belum Dan?" Tanya Hanum.
" Belum, tapi cepetan ya" jawab Dania.
" Tumben belum sampai?" tanyanya lagi
" Iya, banku bocor, eh udah dulu ya Dan, ini udah selesai"
Dengan langkah tergesa, Hanum masuk ke kelasnya. Dari jarak beberapa meter, dia melihat sekilas seseorang masuk ke kelasnya. Hanum sangat yakin kalau itu pasti dosennya.
Ya Allah, semoga diijinkan untuk masuk, doanya. Hanum sangat khawatir, karena ini pertama kalinya dia terlambat.
Hanum mengetuk pintu dan minta ijin untuk masuk. Dia melihat dosennya sedang membelakanginya, sepertinya sedang meletakkan ranselnya di kursi. Dari ekor matanya, Hanum merasa dosen itu memperhatikannya. Tapi berhubung Hanum merasa gugup karena baru pertama kalinya terlambat, dia tidak berani menoleh lagi ke dosennya, karena yang terpenting saat ini dia diijinkan masuk dan mengikuti kulliah perdananya. Hanum melihat Dania sahabatnya yang memberikan kode tangan kepadanya kalau dia sudah menyiapkan kursi untuknya. Dengan segera Hanum menghampiri sahabatnya dan duduk di sebelahnya.
" Tenang - tenang Num" ucap Dania begitu melihat Hanum yang masih terlihat panik. Sahabatnya sangat tahu bahwa keterlambatannya ini baru pertama kali dialami Hanum. Memang Hanum anaknya pintar dan rajin jadi jarang terlambat bahkan belum pernah dan ini sekalinya. Makanya nilai-nilai kuliahnya bagus.
" Ya Allah, deg-degan aku Dan, aku udah takut banget kalau nggak diijinkan masuk tadi" ucapnya.
" Iya, untung dosennya baik ya Num, kamu masih boleh masuk"
" Kamu kenapa telat?" bisik Dania.
" Tadi ban aku bocor. Ya nggak tahu juga ya namanya juga musibah" ucap Hanum sambil menghembuskan nafasnya.
" Eh, tapi tadi pas masuk, pak dosen itu ngelihatin kamu terus lho Num. Ekspresi beliau seperti baru menemukan orang yang dicarinya gitu lho"
" Bisa-bisanya kamu itu Dan, sejak kapan kamu jadi cenayang?"
" Eh....beneran aku nggak bohong"
" MasyaAllah Num, dosennya memang guanteng tenan. Coba deh lihat ke depan " ucap Dania lagi.
" Bentar...bentar aku ambil tempat pensil dan binderku dulu" jawab Hanum sambil membuka-buka tasnya. Dia masih tidak tertarik dengan sosok yang dikagumi sahabatnya itu, eh mungkin malah teman – teman sekelasnya juga, karena sekilas Hanum mendengar kasak kusuk dari sebelah kanan kiri nya yang bilang kalau dosennya ganteng.
Tidak lama kemudian terdengar suara deheman dari depan.
" Sudah siap dimulai?"
" Sudah paaaak" jawab teman-temannya.
Tumben temannya kompak banget, batin Hanum yang masih sibuk mengeluarkan binder dan mematikan HPnya yang tadi lupa belum dia matikan.
" Assalammualaikum, selamat pagi semua " kata dosen itu.
" Wa'alaikumsalam. Pagi Paak". Teman- temannya menjawab dengan semangat.
Kompak amat mereka ya.
Setelah selesai menyiapkan peralatan kuliahnya, Hanum segera mengalihkan perhatiannya ke depan. Betapa kagetnya Hanum saat melihat sosok yang berdiri di depan kelasnya.
Itu kan...
Seketika itu juga Hanum ingat kejadian tiga tahun lalu, saat dirinya masih mahasiswa baru.
Flashback
Waktu itu adalah hari kedua orientasi mahasiswa baru di kampus Hanum. Para mahasiswa baru diberi tugas untuk meminta tanda tangan pada kakak tingkatnya. Seperti biasa, sebelum para senior memberikan tanda tangannya, mereka diminta untuk melakukan beberapa tugas, seperti menyanyi dengan lirik yang diganti, menari, baca puisi, pantun atau menunjukkan bakat-bakat yang dimiliki. Satu hal yang membuat mereka bersyukur dari tugas ini adalah mereka tidak harus meminta tanda tangan para seniornya di luar kampus, yang artinya mereka bisa meminta tanda tangan senior dimanapun mereka bertemu termasuk saat di kampus dan tentunya saat ada kesempatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...