Seorang gadis terlihat berlari terburu-buru sambil memeluk buku ditangannya, dia berlari menuju lift namun sesampainya di depan lift tertera tulisan bahwa lift sedang rusak. Gadis tadi menghela nafasnya kasar lalu kembali berlari melewati tangga.Saat sampai didepan sebuah ruangan gadis itu berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya dan sedikit memperbaiki tampilannya yang sedikit berantakan karena berlari. Dengan perasaan campur aduk gadis itu mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Assalamualaikum pak," ucap gadis itu sambil menunduk.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh" ucap seorang lelaki yang notabenenya adalah dosennya sendiri, salah satu dosen killer yang mengampu salah satu mapel wajib.
"Maaf pak saya terlambat" ucap gadis itu lagi masih dengan wajah menunduk.
"Alisya apa dirumah kamu tidak ada jam, kamu terlambat hampir 20 menit!."
Ya, gadis yang terlambat itu bernama Alisya.
Dia anak dari seorang dekan dikampusnya, tetapi tidak banyak orang yang tau tentang itu, hanya Karina yang tau karena Karina sudah berteman dengan Alisya sejak SD dan sekarang mereka masih berteman, rumah mereka pun cukup dekat.
"Maafkan saya pak, tadi saya harus me-."
"Harus apa?apa kamu lupa dimapel saya ada kuis pagi ini?saya bahkan sudah menyampaikan sejak beberapa hari yang lalu," Dosen tersebut memotong ucapan Alisya, tetapi ia justru dibuat panik karena Alisya malah menunduk sambil meremas ujung kemejanya.
Alisya menyentuh dadanya yang tiba-tiba sakit dan sesak, gadis itu memang tidak boleh terlalu lelah karena akan menyebabkan dia seperti itu, apalagi Alisya tadi lari dari lantai 1 sampai 3 dan menaiki banyak tangga karna liftnya rusak.
Melihat sahabatnya menunduk sembari memegangi dada, Karina langsung menghampiri Alisya dan hendak memeluknya namun Alisya malah terduduk dan buku yang sedari tadi dipeluk gadis itu pun ikut terjatuh. Satu ruangan pun menjadi panik tetapi Rey memperingatinya.
"Kalian semua tetap duduk dan lanjutkan membaca bab selanjutnya, biar saya dan Karina yang menyelesaikan Alisya."
"Baik pak Rey" jawab semua penghuni ruangan serentak.
Dosen yang dipanggil pak rey tadi mendekati Alisya dan Karina, ia ikut berjongkok.
"Kamu baik baik saja?," Alisya masih berada dalam pelukan Karina sambil memejamkan mata.
"Karina bantu saya angkat Alisya ke UKS," Karina mengangguk hendak berdiri namun ditahan oleh Alisya.
"Anterin keruangan papa aja Rin, aku masih bisa jalan kok" Alisya berbisik kepada Karina, Karina mengangguk lalu menatap Rey.
"Biar saya aja pak, kata Alisya dia masih bisa jalan," ucap Karina.
"Tapi-" ucapan Rey terhenti ketika Karina mulai memapah Alisya berdiri, ia hendak membantunya tapi Alisya melarangnya.
"Saya bisa sendiri pak, Terimakasih, maaf saya terlambat, nanti saya temui bapak diruangan bapak" ucap Alisya lirih karena dadanya masih sesak.
Rey mengangguk sebagai jawaban lalu Karina dan Alisya mulai berjalan ke ruangan Bagas, papa Alisya yang menjabat sebagai dekan dikampusnya.
Saat sampai didepan ruangan, Karina mengetuk pintu pelan.
"Masuk" ucap Bagas pelan sembari masih mengecek beberapa berkas karena masih belum sadar bahwa yang mengetuk pintu adalah karina yang membawa putrinya.
Karina pun membawa Alisya masuk dan mendudukkannya disofa.
Bagas menoleh, pria itu terkejut karna melihat keadaan putrinya yang dipapah oleh Karina. Ia langsung menghampiri putrinya.
"Alisya kamu kenapa?" Tanya Bagas dengan panik karena melihat Alisya duduk sambil memegang dada dan menutup matanya.
"Tadi Alisya telat 20 menit om, mungkin Alisya lari karena buru buru, mungkin sakitnya kambuh lagi" jawab karina mewakili Alisya.
Bagas pun menghela nafas, tadi ia meninggalkan Alisya karena harus buru-buru mengecek berkas diperusahaannya terlebih dahulu sebelum ke kampus, ia menyuruh Alisya berangkat bersama anak pertamanya, tapi kenapa bisa terlambat seperti ini.
"Saya titip Alisya sebentar, saya mau keluar beli obat buat Alisya" ucap bagas yang diangguki oleh Karina. Setelah kepergian Bagas, Alisya membuka matanya.
"Karina kamu nggak balik aja ke kelas?" Tanya Alisya kepada Karina karna gadis itu masih setia menunggunya.
"Nggak Sya, gue nungguin lu disini aja kan lumayan lah ngadem sekalian refresh pikiran, dari tadi kuis mulu" jawab Karina yang membuat Alisya sedikit tersenyum.
"Maafin aku ya, jadi ngrepotin kamu" ucap Alisya merasa merepotkan sahabatnya itu.
"Santuy kali sya, gue nggak merasa direpotin, udah lo istirahat aja, om bagas lagi beliin obat buat lo, dada lo masih sesek nggak?."
"Udah mendingan, nggak kaya tadi."
"Yaudah lo tiduran aja sambil nunggu om bagas pulang beli obat" jawab Karina yang dibalas anggukan oleh Alisya, gadis itu memejamkan matanya lagi, sedangkan Karina?, Ia sibuk dengan ponselnya.
__________Apa sih bedanya sama yang kemarin?, Kenapa harus di unpublish?. Karena tanda bacanya kurang tepat temen-temen, jadi disini cuma memperbaiki tanda baca.
Sekali lagi terimakasih sudah stay disini💗.
Bantu perbanyak vote dan komentar lagi ya?, Makasih orang-orang baik ;) .
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Teen Fictioncerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...