[02/11/20] 04. MASALAH DIMULAI

253 75 168
                                    

Alhamdulillah syukur part 4 up
Jangan lupa vote & komen sebanyak-banyaknya ya mengingat ini adalah kompetisi💕

Nanya dulu ah:

1. Ikut ekskul apa di sekolah?

2. Mapel favorit?

Sudah?
Selamat membaca ya😻

•••

04. MASALAH DIMULAI

"Jika diibaratkan skripsi, mungkin menunggu balasan pesan darimu sampai aku jadi sarjana dua kali."

Dihari yang sama, matahari sudah mulai meninggi, angin sepoi-sepoi siang hari yang menerpa kulit bisa sana membuat kulitmu nampak coklat. Dan dua perempuan ini tengah asyik sekali jalan menuju kantin, yang notabene nya tempat pemuas lapar.

"Gimana sama Ardi?" tanya Kesya seraya memberikan uang tiga ribu ke penjual air mineral.

Zia mengerucutkan bibirnya lalu tersenyum jahil. "Ya begitu. Tapi dari kemarin dia marah-marah terus ih, kesel."

"Pasti dia marah gara-gara lo ngeselin? Iya kan?" tebak Kesya.

Zia memutar bola mata, malas jadinya. "Entah, tapi dari kemarin dia tuh kalau ngomong banyak banget."

"Banyak banget gimana tuh?"

"Ya banyak. Nggak cuma satu dua kata, tapi banyak kata! Banyak kata nya!" ujar Zia menggebu-gebu.

"Iya udah nggak usah ngegas gue paham. Jadi, menurut lo? Itu sebuah kemajuan?"

Zia mengedikkan bahu. "Nggak tahu juga. Tapi dalam waktu dekat sebelum lulus, gue harus bisa bikin dia luluh."

Kesya terkekeh. "Asek, luluh nggak tuh? Hahaha."

"Dih, malah ngetawain," sungut Zia.

"Iya-iya nggak beb," ujar Kesya menggoda Zia.

Tetapi Kesya kembali berpikir. "Zia, lo tau kan?"

Zia menoleh lagi. "Tau apa?"

"Ardi itu cowok terkenal dan berprestasi lho di SMA APOLLO. Banyak anak cewek suka sama dia, ngejar-ngejar dia juga sama kayak lo. Lo nggak ngerasa minder apa? Secara nih ya, yang ngejar dia tuh cantik-cantik," ujar Kesya dengan nada berbisik, sembari melirik kesana-kemari memastikan tidak ada yang mendengar topik pembicaraan mereka.

Zia menghela napas, lalu tertawa. "Ngapain sih harus mikir yang kayak begituan? Inget ya, gue bukan orang yang gampang minder!"

Kesya menggelengkan kepala. "Yah, dasar. Lo mah apa-apa kepedeannya tinggi banget, sih!"

Zia meleletkan lidah. "Ih, bodoamat. Yang terpenting, lo harus ada di samping gue pas gue butuh."

Kesya mengangguk. "Iya-iya. Hm, tapi, si Ardi itu cowok misterius ya?"

Zia mengerutkan dahi, tak paham. "Hah? Gimana?"

* * *

Kesya sudah kembali ke kelasnya. Katanya, dia harus kembali mengulang materi sejarah yang nanti setelah istirahat akan dijadikan ujian. Zia dan Kesya memang satu kelas, tapi kalian tau kan kalau Zia itu nggak suka belajar?

PHOENIX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang