[29/10/20] ❄PROLOG

798 133 400
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah prolog sudah rilis
Aku minta tolong banget ya buat vote & komen di tiap baris💕
Mengingat ini adalah kompetisi

Aku mau keppo dolo:

1. Baca ini jam berapa?

2. Baterai berapa persen?

Sudah?
Oke, selamat membaca😻

WARNING
STORY INI PROSES PENERBITAN
12 PART SETELAH PART 40 DI UNPUBLISH
HATI-HATI KETAGIHAN & JANGAN MARAH-MARAH YAA ☝🏻😙

•••

"ARDI!!! AKU SUKA SAMA KAMU! MASA KAMU MAU NOLAK AKU LAGI, SIH?! HEI, ARDI!!"

Kelas 12 IPA 1 sudah sangat ramai sekarang. Pasalnya, pagi-pagi seperti ini sudah terdengar saja pernyataan cinta dari seorang gadis berkucir kuda serta jepitan pita hias di kepalanya.

Cowok tinggi keren dengan headband putih yang sedang bersandar di dahan pintu kelas sambil memasukkan dua tangannya kedalam saku celana abu-abu itu hanya menatap perempuan di depannya dengan diam.

Ardinata Renal Atmanegara namanya, salah satu cowok yang punya kepribadian dingin seantero sekolah. Mungkin bisa dibilang paling dingin. Cowok ganteng yang kaya raya itu tentu saja menjadi incaran siswi SMA APOLLO. Ditambah dia adalah cowok yang genius, pasti disayang sama guru-guru.

Dan yang teriak-teriak minta diterima pengakuan cintanya itu, Zia Reyta Iskandar dari 12 IPS 3. Cewek dengan gayanya yang manis dan mungil, selalu memakai arloji merk Adidas dan gelang hitam ke sekolah menjadi ciri khasnya. Zia, perempuan dengan kepribadian heboh, nggak pinter, pecicilan, dan nggak tau malu.

"ARDI! KAMU DENGER AKU NGGAK SIH???!"

Zia merengek. Ardi menoleh sekilas, matanya memancarkan rasa tidak suka.

"Apa?" Katanya, seolah-olah Zia yang sudah ngotot daritadi sama sekali tak bersuara.

"Aku suka sama kamu, Ardi. Kamu nggak tega apa nolak aku untuk yang ke 18 kali?" ujar Zia melas.

Ardi hanya mengangkat sebelah alis kirinya. "Jadi cewek tuh harusnya tau malu. Udah ditolak hampir dua puluh kali masih aja berani nembak gue."

Zia tertegun. Matanya menahan bendungan tangis yang siap turun ke pipi. Tubuhnya menahan rasa malu. Dadanya menahan rasa sakit.

Ini menjadi penolakan yang ke sembilan belas kali. Tapi, bukan Zia namanya kalau mudah menyerah.

Ternyata Ardi belum puas mencecar Zia. "Siapa yang mau sama lo? Cewek manja dan bodoh. Bahkan nama depan gue aja A dan lo Z, cukup jadi bukti kalau gue sama lo itu nggak akan pernah deket apalagi jadi pacar."

Tertohok sudah. Zia gemetar di tempatnya. Ia sudah cukup menahan rasa malu seperti ini. Ditolak oleh Ardi sampai sembilan belas kali di depan teman-temannya.

Dan Ardi malah berbalik masuk kelas. "Pergi lo."

Namun, Zia dengan nekat meraih cepat tangan sebelah kiri Ardi dan mencengkramnya dengan kuat. Zia menatap punggung Ardi dengan nanar, lalu setelahnya Ardi menoleh, menatap Zia dengan sangat sinis.

"Lepas."

Zia menggeleng kuat. "Nggak akan! Jawab dulu!"

Ardi membalikkan tubuhnya lagi dan berdecak. Lalu menarik tangan kirinya dengan kasar yang tadi sempat dicengkram kuat oleh Zia.

PHOENIX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang