[24/11/20] 24. SHE IS MINE

146 30 176
                                    

BACA⬆️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BACA⬆️


YEY UP💖💖
yang penderita uwuphobic, tiati baca ini

Siapin lap aja buat kamu gigit
Mayan, api kecemburuan💔

Udaa deh
Selamat membaca😎🔥

•••

24. SHE IS MY MINE

"Kini, hanya akan ada aku di sampingmu. Kau tak perlu lagi merasa gundah karena aku akan selalu ada di sisi."

Ardi duduk menemani Zia yang masih menangis-menangis kecil. Terdengar begitu sesak, dan sudah berkali-kali tangan kanannya mengepal hanya untuk memukuli dadanya sendiri. Terlihat begitu patah karena sudah dikecewakan berkali-kali dengan seseorang yang sudah mulai Ia percaya.

Ardi membuang nafasnya pelan. Sejak tadi Ia hanya bisa mengelus pundak perempuan mungil itu, tanpa mampu berkata-kata. Ia terlalu takut ucapannya justru akan mengganggu keadaan Zia. Pengecut, rutuk Ardi untuk dirinya sendiri.

"Dada gue, sakit," gumam Zia ke sekian kalinya, masih menatap lurus ke depan. Tak menghiraukan Ardi yang sudah duduk di sampingnya sedari tadi. "Kenapa gue selalu dibohongin sama orang yang selalu mulai gue percaya, sih?"

"Ssst," desis Ardi pelan. "Masih ada banyak orang yang bisa lo percaya."

Zia menoleh cepat, menatap Ardi dengan nanar. "Siapa, hah? Siapa?! Bahkan gue belum tentu mau percaya sama lo."

Ardi berusaha untuk tetap menatap Zia dengan teduh. "Kenapa bisa begitu, hm?"

Zia memutar bola matanya, malas. "Nggak semudah itu untuk percaya sama orang lain yang sudah dipatahkan berkali-kali."

Ardi yang mendengar ucapan Zia itu lantas terkekeh. "Lucu."

Zia mendelik tak suka. "Apanya sih yang lucu? Orang lagi kesel malah ketawa!"

Kekehan Ardi semakin kencang. "Liat lo ngambek gini, lucu."

Zia merengek. "Iiihhh, apaan sih Ar???"

Kemudian Ardi menarik tubuh Zia supaya tubuh dan kepala perempuan itu bersandar di bahu kanannya. "Inget ya, sepatah apapun lo karena dikecewakan berkali-kali, selalu inget, dia juga pernah baik sama lo. Pernah ada di samping lo dan hari-hari lo."

Zia masih terdiam, Ardi mengusap bahu Zia dan kembali berkata. "Lo boleh merasa benci karena itu udah kodrat, walaupun terlepas dari perbuatannya yang bikin lo merasa dikecewakan berkali-kali."

PHOENIX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang