[13/12/20] 38. KINI SEMUA TAHU

91 22 193
                                    

YEY UPDATE
Mangap ya meng kemarin aku ga update dolooo

Dah siap menanti ending ya?

Kalian nerima raport tanggal berapa?

🦋Selamat membaca yaa🦋

•••

38. KINI SEMUA TAHU

"Takdir memang tidak pernah bisa dipaksa ingin menjadi seperti apa yang kita mau. Tetapi, Tuhan bisa saja merubah takdir sesuai usahamu. Benar begitu bukan?"

Tiga lelaki yang sudah menjadi sahabat Ardi semenjak MOS SMA kini menginap di apart miliknya. Mungkin acara inap-menginap disini bisa disebut untuk yang terakhir kali.

Rean menegak cola yang sudah Ia genggam sejak tadi. Diam-diam dia memperhatikan kawannya yang sedari tadi asyik melamun di atas sofa. Tanpa ingin bertanya, Rean pun sudah tau persis apa yang Ardi pikirkan.

Joss menaruh bokongnya di atas karpet tipis yang digelar rapih di depan telivisi supertipis itu. Di sampingnya ada Rean yang tengah melirik sesuatu, lalu Joss mengikuti arah lirikan tersebut. Joss akhirnya melihat Ardi, lelaki itu tengah melamun-- atau mungkin hanya terdiam entah memikirkan apa.

Joss melempar sebotol cola pada Ardi, dan lelaki itu langsung terkesiap untuk menangkapnya. "Ar, ini temen-temen lo udah pada disini, masa lo diem-diem aja sih?"

"Ssst," sahut Kevin, lalu Joss menoleh padanya. "Udah lo diem aja Joss. Dia pasti lagi punya pikiran. Gue kalau jadi Ardi juga pasti udah gila dari kemaren."

"Itu mah lo, kalau Ardi kagak bakalan sampai gila," cibir Joss lalu Ia menghadap depan lagi. Sejak tadi tidak ada yang berani untuk berbicara, lebih tepatnya tidak ada yang berani untuk mencairkan suasana.

Rean beranjak dari duduknya di atas karpet lembut yang ada di lantai lalu duduk di samping Ardi. "Cerita bro, lo kalau diem-diem aja kita juga bingung mau ngapain."

Ardi kemudian mengambil remote tv di atas nakas tepat di samping Ia duduk, Ia mematikannya. Lalu ruang utama apart tersebut langsung sunyi, benar-benar tidak ada suara yang menggema. Hanya suara pelan deru AC yang mengisi. Belum ada yang berani membuka suara kecuali Ardi yang mendahuluinya.

"Kemarin malam gue dateng ke kantor Papa, dia nyuruh gue ke sana."

Ketiga kawannya saling bertukar pandang. Sejurus kemudian, Kevin dan Joss yang semula duduk berjauhan kini langsung mendekat pada Ardi.

"Terus?"

"Ya seperti biasanya. Dia manggil gue buat ajak bicara pasti bahas tentang agreement atau progress," ucap Ardi lugas, masih tenang.

Ketiga kawannya masih menyimak, belum ingin merespons apa-apa. "Dan yang bikin gue terkejut adalah, perjanjian kerjasama untuk perusahaan dari kedua belah pihak dipercepat. Otomatis setelah itu, agreement keluarga akan segera terlaksana."

"Kapan itu?" tanya Rean.

Ardi bergidik tanda tak tahu. "Gue nggak tau, yang pasti deket-deket ini. Sebelum ujian semester satu datang, perjanjian usaha mereka udah terlaksana."

PHOENIX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang