[29/11/20] 29. DIBALIK LAYAR

112 29 152
                                    

Alhamdulillah masi bisa update
Besok? Gatau deh

Buah favorit kamu apa?

Tomat itu buah atau sayur?
Wkwk hayoo

Selamat membaca🔥😋

•••

29. DIBALIK LAYAR

"Bukankah aku pernah mengatakan suatu hal? Bahwa semua apa yang aku lakukan padamu selalu memiliki maksud baik dibaliknya."

Ardi menghentikan laju mobilnya tepat di depan mansion supermewah milik Areyn. Suasana rumahnya yang selalu terlihat genting karena setiap hari dipenuhi bodyguard dengan warna pakaian serba hitam dan putih itu benar-benar membuat siapapun akan merasa kikuk ketika melangkah masuk.

Namun, tidak dengan Ardi. Ia melenggang masuk begitu saja tanpa harus merasa takut atau semacamnya. Justru kehadirannya bagaikan rahmat, Ia akan sangat disegani dan dihormati oleh keluarga paling kaya sejagat ini.

"Selamat datang, Tuan Atmanegara," sapa salah satu bodyguard berbadan besar tegap tinggi yang berdiri di samping ambang pintu utama dengan pistol hitam pekat bersembunyi di balik jas kebanggaannya.

"Selamat malam," respon Ardi pada sapaan tadi. Semua Bodyguard dan karyawan lain yang ada disini langsung menganggukkan kepalanya dengan sopan kala menyambut Ardi datang.

Mengapa keluarga Nasution begitu di hormati? Karena keluarga Nasution adalah keluarga paling kaya raya sejagat ini. Perusahaannya sudah dikenal di seluruh penjuru Asia hingga kerap kali nama perusahaannya disebut-sebut di berbagai acara televisi, ataupun muncul di berita gosip akun lambe turah.

Semakin jaya perusahaan keluarga Nasution ini, hingga sang Papa terobsesi untuk terus me-universalkan tahta mereka. Orang tuanya yang satu itu ingin perusahaanya lebih dikenal secara global supaya banyak keuntungan juga yang mereka raih.

Dan malam ini, laki-laki semata wayang dari Tuan Atmanegara, Ardinata Renal Atmanegara, akan bertemu dengan orang tua Areyn. Yang pasti topik pembicaraannya tidak jauh dari apa yang benar-benar Ardi benci untuk membahasnya.

"Tuan, silahkan masuk ke ruangan 019. Ruangan kerja tuan Nasution berada. Beliau sudah menunggu Tuan disana."

Ucap salah satu pelayan wanita berseragam hitam putih layaknya pelayan hotel dengan rok selutut, menyilakan Ardi masuk ke ruangan 019.

"Baik." Ardi mengangguk sekilas lalu mulai meniti anak tangga satu persatu, menuju lantai dua.

Rencana gue harus berhasil malam ini, batin Ardi.

Ardi memencet bel, lalu membuka knop pintu ruangan 019. Sedikit demi sedikit, terlihat Papa Areyn tengah duduk di kursi hitam kebesarannya. Bersandar disana seraya mengapit sepuluh jarinya di depan dagu.

"Malam, Ardi," sapanya. "Silahkan duduk di hadapan saya."

Ardi mengangguk dengan raut wajah malas. Lalu menarik kursi hitam itu. "Malam, om."

Papa Areyn terkekeh. "Jangan panggil saya om, panggil saja Papa. Kan sebentar lagi juga saya akan menjadi bagian dari orangtua mu."

Ardi hanya menyeringai tipis tanpa mau menjawabnya. Lalu Papa Areyn mendekatkan sikutnya di atas meja sebagai tumpuan dagunya.

PHOENIX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang