[10/12/20] 36. SETELAH MENJAUH

104 23 255
                                    

YEY UPDATE !!!
Udah part 36 aja nih, sebentar lagi kita pisah meng ☺💔
Iya udah deh hiks

Kasih tau aku dong siapa nama artis yang kalian bucinin?

Kalau aku tanya pilih Western atau Asia, kalian bakal pilih mana?

🦋Selamat membaca yaa🦋

•••

36. SETELAH MENJAUH

"Biarkan aku dengan perasaanku. Seperti aku harus membiarkanmu dengan semua pikiranmu. Kita tenang dengan masalah masing-masing. Aku membiarkanmu tidak terganggu sejenak olehku, lalu aku akan kembali dengan seulas senyuman, semoga."

Sudah dua hari ini Zia berangkat sekolah dan pulang sekolah bersama Kesya. Kemanapun bersama Kesya, waktu seolah berputar kembali seperti biasanya, ketika hidup Zia tidak digenangi oleh Ardi.

Zia mencoba untuk menenangkan perasaannya dan tidak ingin mengganggu masalah-masalah Ardi. Maka, Ia menjauh sejenak. Zia tak ingin merusak keadaan. Zia hanya mendekat sewajarnya saja.

Zia berkata pada Ardi, Ia akan menjauh untuk mengurus rasa sakit hatinya, bukan karena sudah tidak ada rasa. Dan Ardi mengizinkan jika memang alasannya begitu. Maka lelaki itupun sesegera mungkin menyelesaikan masalah-masalahnya, agar hubungannya bisa kembali seperti semula.

"Hati lo udah baik-baik aja, kan?"

Zia menoleh sedikit ke arah kanan ketika dirasa Kesya melontarkan pertanyaan padanya. Lalu Ia kembali menatap depan dengan mimik wajah datar.

"Biasa aja, cuma kalau liat Ardi masih agak kesel."

Kesya mengangguk paham. Lalu perempuan itu langsung mendekat ke belakang punggung sahabatnya, lalu mengelusnya dengan perhatian.

"Gue harap lo nggak marah ya sama dia. Dia begitu karena pengen hubungan lo sama dia tetap baik-baik aja. Makanya, dia sibuk membatalkan perjanjian, ngurus otak batu nya Areyn. Ngomong sama Papa nya dan Papa Areyn. Semua itu dia lakuin demi hubungannya sama lo, Zia. Jadi gue harap lo paham."

Zia mengangguk. "Iya, gue paham, tapi...,"

"Tapi kenapa?"

Zia akhirnya mendongak. "Lo tau dari mana tentang semua itu Sya?"

Kesya mengangkat bahunya dengan santai. "Kevin sering cerita sama gue, tanpa lo tau. Jadi gue tinggal nunggu, kapan lo mau cerita sama gue."

Zia akhirnya menunduk lagi, lalu memejamkan matanya. "Gue menjauh bukan karena gue nggak peduli, Sya. Gue menjauh sebentar bukan karena gue marah, benci, atau udah nggak sayang, bukan. Gue menjauh karena mau nyembuhin hati gue sendiri. Gue nggak mau ngerusak keadaan."

Kesya membelalakkan matanya. "Dengan menjauh kata lo Zi? Justru menurut gue dengan menjauh semakin membuat hubungan lo sama dia renggang kalau pada akhirnya kalian berdua nggak pinter-pinter buat kembaliin waktu."

"Jangan menghakimi gue, Sya."

Kesya refleks menggeleng. "Gue nggak menghakimi lo, Zia. Semua itu bakal berujung pada ditinggalkan atau meninggalkan. Menangis atau ditangisi. Gue harap lo bisa menghargai waktu."

Zia mengangguk, lalu Kesya beralih duduk di samping Zia.

"Gue percaya Ardi itu laki-laki yang bertanggung jawab. Semua bakal dia lakuin buat lo, pasti. Jujur aja, tiap liat dia lagi natap lo tuh, tatapannya bukan main-main, Zi. Tatapan dia penuh Arti. Lo harusnya sadar akan hal itu."

PHOENIX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang