YEY UPDATE !!!
Hati-hati dalam membaca part ini, banyak plot-plot rahasia bertebaranLiburan desember pada mau kemana nih?
Kangen ZIARDI?
Mau happy ending atau sad ending?
Selamat membaca 🔥
•••
34. PROBLEMATIKA
"Jatuh bangun didalam alur sebuah kehidupan adalah hal yang lumrah. Ia bagai roda yang terus berputar ke atas dan ke bawah. Tapi, apa salahnya untuk mencoba 'tuk bangkit kembali?"
Pintu-pintu kelas berdenyit terbuka. Siswa maupun siswi berhamburan keluar kelas untuk segera menjelajahi isi kantin. Ada pula yang hanya duduk-duduk santai di pinggir lapangan sembari menonton tim basket, ataupun yang pergi ke perpustakaan untuk menjelajah jendela dunia itu.
Langkah Ardi lebar-lebar berlarian menuju kelas Areyn. Gedung kelasnya dengan kelas Areyn berlawanan arah. Kalau dari lobi utama SMA APOLLO, gedung Ardi ke sebelah kanan sedangkan gedung Areyn ke sebelah kiri.
Ardi berhenti tepat di ambang pintu kelas Areyn. Ardi melihat perempuan itu tengah tertawa ria dengan teman-teman yang sederajat dengannya. Yang dimana tampilannya sudah seperti sosialita, jam tangan mahal sekelas Michael Kors dan merk tas terbaru selalu disambarnya.
Areyn melirik ke arah pintu berwarna silver mengilap itu. Matanya langsung berbinar kala melihat Ardi yang walaupun sudah menatapnya dengan tatapan sangar.
Areyn dengan cepat menghampiri Ardi dengan semringah. Raut wajahnya sama sekali tidak menampakkan wajah-wajah rasa bersalah. Justru sebaliknya, Areyn justru cengengesan tatkala Ardi menatapnya tajam.
"Tumben lo ke kelas gue. Ada apa? Mau ngajak gue ke kantin ya setelah lo putus sama Zia?" sindir Areyn. Tak bermakna.
Ardi mengangkat alis kirinya. "Omong kosong."
Areyn terkekeh sengit. Menatap wajah garang Ardi dengan prihatin. Menyebalkan."Terus ada apa kesini?"
Ardi tak menjawab, Ia langsung mencekal pergelangan tangan kanan Areyn dengan kencang dan membawanya pergi dari sana. Hingga perempuan itu merintih kesakitan. Entah sengaja atau tidak disengaja rintihannya itu.
"Lepasin!"
Setelah Ardi menariknya sampai di ujung koridor yang lumayan sepi, yang memungkinkan orang lain tak dapat mendengarnya, barulah Ardi melepas cengkraman itu. Tatapannya penuh intimidasi dan emosi.
"Apaan sih lo tarik-tarik gue! Bawa gue kesini ngapain coba? Ngeselin lo!" cibir Areyn terang-terangan.
Raut wajah Ardi masih kaku nan dingin menatap Areyn. "Nggak sadar ya habis ngelakuin apa?"
Areyn mengerutkan dahinya. Tak paham dengan arah pembicaraan Ardi. "Maksud lo apaan sih? Yang jelas kalau ngomong!"
Gerak-gerik tubuh Areyn sangat menunjukkan bahwa perempuan itu tak nyaman ada di hadapan Ardi karena sudah melakukan perbuatan yang seharusnya tidak Ia perbuat. Memang dia tidak melontarkannya secara langsung, namun tubuhnya yang berbicara sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOENIX [TERBIT]
Teen FictionNovel sudah terbit di @azaleaspublisher [THE WINNER OF WWC2020] SEBAGIAN PART DI UNPUBLISH !!! [ TEENFICT - ROMANCE - HUMOR ] WARNING: Cerita ini tidak se-klise yang kalian bayangkan! Mengandung keuwuan yang 'nggak ngotak'. Ah iya, BANYAK HUMORNYA! ...