[04/11/20] 06. NAUNGAN AREYN

251 65 208
                                    

Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa sudah mengizinkan saya sampai disini.

Dukung aku terus yaa supaya aku semangat💙 vote dan komen di setiap baris💕

Siap merasa kesal dengan kehadiran seseorang di part ini??

Selamat membaca😻

•••

06. NAUNGAN AREYN

"Semoga dengan menaruh harap padamu, bukanlah suatu seni untukku menderita."

Zia keluar dari bilik toilet setelah pergantian pelajaran ke empat di jam 3 sore ini.

15 menit lagi bel pulang berbunyi. Yang namanya Zia, mana betah di kelas. Dia pasti memanfaatkan menit-menit terakhirnya di sekolah untuk melihat Ardi.

Zia sudah merasa siap dengan dirinya. Di cermin besar toilet tadi, dia sudah merapihkan diri. Memakai pengharum badan alias minyak wangi, menyisir rambutnya yang tergerai panjang sebahu, dan memakai liptint tipis-tipis. Begitu cantik dan memikat pria mana saja.

Dan mungkin hanya Ardi yang tak terpikat.

Zia membalikkan tubuhnya. Tetapi, dahinya terbentur di depan tubuh seorang gadis yang tak ia kenal.

Setahunya, dia adalah perempuan yang tadi pagi menghampiri Ardi dan memberinya minum.

"Aduh!" Rintih Zia seraya mengelus dahinya.

Perempuan yang tak sengaja Zia tabrak itu tersenyum, lebih ke tersenyum sinis.

"Sorry udah nabrak lo," ujarnya sambil mengusap-usap seragam dirinya yang tadi terkena dahi Zia. Padahal seragam itu sama sekali tidak kotor. Memang terlihat sangat disengaja. Dasar tengil!

"Iya santai," ucap Zia sekenanya.

Cewek itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada, lalu menganggukkan kepala sembari menatap Zia dari atas sampai bawah.

Zia yang tidak nyaman ditatap seperti itu lantas bergegas pergi dari hadapannya. "Permisi, gue mau keluar."

"Tunggu dulu dong," Hadangnya. "Gue mau nanya sesuatu nih."

Zia menoleh, menatap perempuan itu dengan rasa malas. "Apa? Langsung ke inti aja."

Perempuan itu tersenyum remeh. "Gue boleh tau nama lo?"

Zia tak menjawab, dia hanya melirik ke arah bet di seragamnya bagian dada kiri. Perempuan di depannya mendengus, seperti menahan kesabaran dengan senyum yang agak, jahat?

"Zia Reyta Iskandar," gumam perempuan itu. "Gue mau tanya sesuatu."

"Silahkan," ujar Zia tenang.

"Lo, siapa nya Ardi ya? Kok gue perhatiin baru-baru ini lo ngedeketin Ardi terus?" tanya nya dengan nada yang cukup intens.

Zia sedikit geragapan, namun tetap berusaha untuk tenang. "Lo siapa harus tau tentang gue?"

Perempuan di hadapan Zia kini terkekeh. "Aduh, dasar dangkal. Ngomong sama lo cuma buang-buang waktu!"

Perempuan itu lantas melenggang pergi dari hadapan Zia. Namun tepat di dekat pintu masuk utama toilet, dia berbalik badan lagi.

PHOENIX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang