[23/11/20] 23. DIA MILIKKU

130 33 212
                                    

UPDATE LAGI💖💖

Pokoknya baca part ini bakalan puas banget, aku jamin.

Baca ini jam?
Selamat membaca😎🔥

•••

23. DIA MILIKKU

"Dia sekarang milik saya dan akan tetap menjadi milik saya."

Setelah Zia menerima berbagai pernyataan dari Glen tempo hari, Zia semakin sadar bahwa Glen memang benar-benar menyayanginya. Meski dengan cara yang Zia anggap salah.

Sudah hampir lebih dari tiga hari, Zia terus bersama Glen, kemanapun dia pergi. Selama tiga hari itu, Zia tak lagi pernah ke kelas Ardi untuk bertemu teman-temannya dan memberinya kue ataupun susu coklat. Selama tiga hari itupun Zia juga berusaha tak mau menghampiri, menemuinya, dan semacamnya.

Zia sebenarnya tak sanggup, tak rela dan merasa tak kuasa untuk melupakan apalagi jauh dari Ardi. Sehari saja bila Zia tidak memandang Ardi atau memikirkannya dari jauh, seperti ada yang kurang. Entah perasaan apa itu, tapi memang Zia merasakannya.

Dan sudah tiga hari ini pula, Zia sudah bersusah payah untuk menghilangkan bayang-bayang Ardi di dalam pikirannya atau berangan tentangnya di bola mata. Zia stres sendiri, sangat sulit baginya menyingkirkan lelaki itu dalam hidupnya.

Saat ini, Zia tengah memakan es krim di salah satu kedai es krim mangkuk di dekat sekolahnya. Hanya berjarak beberapa puluh meter saja. Sudah tiga hari ini pula setiap pulang sekolah Glen pasti mengajaknya kemari. Katanya, supaya Zia tak sedih.

"Enak nggak es krimnya?" tanya Glen yang barusan melihat Zia melamun.

Zia mendongak lalu tertawa renyah. "Enak banget, Glen. Makasih ya udah ngajak kesini lagi. Besok kesini lagi boleh?"

Glen mengacak-acak rambut Zia pelan. "Boleh dong. Boleh banget kalau buat lo."

Zia terkekeh. "Bisa aja lo."

"Tapi Zia, nggak baik kalau tiap hari makan es krim. Apa-apa yang dikonsumsi setiap hari itu nggak baik juga buat tubuh walau makanan sehat sekalipun. Apa-apa itu harus ada jaraknya."

Zia memberenggut. "Yaah. Gimana tentang nasi?"

Glen mengernyit. "Maksud lo?"

Zia terkekeh. "Nasi kan kita makan setiap hari tuh. Kok masih sehat-sehat aja?"

Glen menggelengkan kepalanya dengan heran. Banyak sensasi ketika bicara dengan Zia. Gemas dan greget menjadi satu, namun di sisi lain pembawaannya selalu lucu dan membuat lawan bicaranya merasa nyaman dan betah. Itu mengapa banyak lelaki yang kadang suka dengan perangai Zia yang ekspresif dan sederhana.

"Kalau nasi itu beda lagi, Zia. Nasi kan memang kebutuhan utama pangan manusia. Kalau lo nggak mau makan nasi, paling nggak lo makan makanan yang sama-sama mengandung karbo, kentang, jagung, atau ubi contohnya. Coba aja lo pikir, dalam sehari lo nggak ngonsumsi karbohidrat, gue yakin badan lo bakalan kerasa lemes karena di dalam tubuh lo nggak ada energi."

Zia manggut-manggut seraya menunggu Glen kembali bersabda. "Dan di dalam nasi mengandung glukosa. Glukosa itu sendiri bisa bikin energi lo nambah. Makanya itu kalau lo puasa terus nggak makan nasi seharian, ditambah pas buka nggak makan yang manis-manis, pasti badan lo masih lemes. Makanya dianjurkan berbuka dengan yang manis-manis, ngeliat gue contohnya."

PHOENIX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang