Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi pucat Phiravich dari tangan mungil Rathavit yang sangat putih dan tanpa cacat. Semua orang yang menyaksikan di kantin itu kaget dan takut. Mereka diam dan menunduk.
"Lelaki tidak tahu malu! Kau menjijikkan!" teriak Plan sambil mengelap bibirnya. Ia berbicara dengan nada yang dipenuhi dengan kebencian. Tatapannya menyorotkan sebuah permusuhan.
Plan menendang Mean pada tulang keringnya dan membuat Mean meringis, tapi ia tak jongkok memeriksanya. Ia hanya menahan rasa sakitnya. Pantang bagi seorang Phiravich berjongkok di depan semua orang.
"Laki-laki brengsek!" maki Plan dan ia kemudian melengos pergi ditemani Sammy dan Por sahabatnya.
"Mean!" ujar Yacht dan Perth bersamaan.
"Tidak apa-apa. Aku tak apa-apa. Cari tahu tentang dia. Aku akan memberikan pelajaran kepadanya," sahut Mean sambil memegang bibirnya dan tersenyum.
Apa yang terjadi?
Siang itu kantin ramai seperti biasanya. Plan, Por, dan Sammy tengah menikmati makan siangnya sambil berbincang tentang fesyen dan lagu terbaru band kesukaan mereka. Mereka bercanda dan tanpa sengaja makanan Sammy tumpah dan mengenai sepatu Mean yang saat itu Mean dam teman-temannya sedang melewati meja mereka.
Dengan segera, Sammy meminta maaf dan membersihkan sepatu dengan tisu yang ia bawa. Namun, Mean tidak puas dan mengomel. Karena kesal, Plan memarahi Mean dan bilang bahwa Mean keterlaluan. Saat Plan marah, Mean hanya menatap Plan dan tiba-tiba, ia mendekati Plan menarik pinggangnya dan menciumnya di bibir.
Sontak Plan kaget. Ia mendorong Mean dan kemudian menamparnya sambil memarahinya. Sisanya, semuanya tahu yang terjadi.
***
Mean duduk di kamarnya dan membaca berkas tentang Plan dan ia kemudian tersenyum."Kau harus diberi pelajaran yang takkan pernah kau lupa seumur hidupmu," sahut Mean sambi menatap foto Plan dingin.
Suatu malam, Plan baru saja pulang dari pekerjaan paruh waktunya. Ia berjalan menuju halte bus dan tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Seorang lelaki keluar dan mendekati Plan bertanya tentang sebuah alamat dan Plan tengah melihat alamat itu saat tetiba seorang lelaki yang lainnya membekap mulutny dengan obat bius dan ia kemudian pingsan.
Saat sadar, ia tengah berada di sebuah kamar yang mewah di dalam pelukan Mean dan keduanya sama-sama dalam keadaan telanjang.
Plan merasakan perih yang amat sangat di antara selangkangannya dan seolah benda tumpul telah menghancurkan dinding bawahnya sebab bagian itu mengeluarkan darah meski tak dramatis jumlahnya.
Ia bangkit dari tidurnya mencoba menyadari keadaan, melihat ke sekelilingnya sambil meringis dan melihat Phiravich yang tidur di sebelahnya sambil memeluknya dan ia bisa menyimpulkan yang terjadi.
Dia menangis keras dan ini membuat Mean bangun dan ia sadar dengan keadaan dan tersenyum.
"Tubuhmu merespons baik diriku. Kita sangat kompatibel. Itu adalah kegiatan bercinta yang paling nikmat dan terbaik dalam hidupku," ujar Mean sambil tersenyum. Tangannya menjulur ke kepala Plan dan ia mengelusnya pelan.
"Kau bajingan!" Plan berusaha menepiskan elusan Mean dan ia kemudian menjauhi Mean.
"Baby, ayolah. Kau begitu menikmatinya tadi malam. Kenapa sekarang menolak semuanya.
"O, atau perlu kuingatkan. Kau bisa melihat videonya kalau kau mau," ujar Mean sambil meraih hpnya dan menunjukkan videonya.
Plan mendengar suara lenguhan dirinya dan itu menjijikkan. Ia menutup telinganya sambil berteriak bahwa Mean gila. Mean menarik Plan dengan kuat dan memaksanya melihat video itu.
"Lihatlah! Kau menikmatinya. Lihat baik-baik," ujar Mean lagi. Di dalam video memang Ppan tampak menikmati permainan Mean dan mereka sangat panas. Keduanya berperan aktif dalam permainan itu. Namun, bagaimana bisa?
"Terima kasih, uhmmm," desah Mean sambil memeluk Plan dari belakang dan mencium pipinya.
"Jangan! Kau mau apa? Lepas!" Plan berontak.
"Baby, kau tahu morning sex is the best. Percayalah!" bisik Mean dan setelah itu, Mean menindih Plan sampai beberapa babak dan ini membuat Plan kewalahan daj akhirnya ia tidur kembali karena kelelahan.
Mean tersenyum mengamati Plan yang tengah tidur. Ia duduk di tepi ranjang dan mengelus kepala Plan lembut dan kemudian ia mendekatkan wajahnya dan mencium keningnya.
"Kupikir aku hanya ingin memberimu pelajaran, tapi setelah kemarin, aku berubah pikiran. Kau harus jadi milikku," desah Mean sambil tersenyum. Ia mengelus kepala Plan pelan.
"Aku menginginkan dirimu," desah Mean lagi sambil tersenyum.
Keinginan kuatnya ini sampai sekarang. Lima tahun sudah berlalu dan keduanya sudah lulus kuliah. Setelah kejadin pemerkosaantu, Plan tak lagi masuk kelas. Ia tiba-tiba menghilang begitu saja dan teman-temannya saja heran. Namun beberapa bulan kemudian, Plan mengirim surat kepada pihak universitas dan menyatakan mengundurkan diri.
Lima tahun itu dipenuhi dengan berbagai drama dalam kehidupan Mean, mulai Mean dijodohkan dengan seorang anak kolega ayahnya dan ia harus pergi menuntut ilmu di luar negeri dan ia kemudian harus menerima kenyataan bahwa ia kehilangan ibu dan neneknya dalam waktu bersamaan karena kecelakaan.
Itu membuatnya terpukul. Ia berubah menjadi dingin. Kedua figur itu adalah orang yang sangat ia cintai dan sayangi. Ia tak pernah berbicara dengan ayahnya karen kebenciannya yang mendalam. Ia benci karen ayahnya selalu bersama dengan wanita mana saja dan itu menyakiti ibunya.
Pada saat Mean memimpin perusahaan, ia memutuskan pertunangan. Ia punya kuasa sekarang. Satu-satunya yang ia inginkan adalah Plan Rathavit yang sampai saat ini keberadaannya entah ada di mana.
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/246197161-288-k116222.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Track 3 Short Stories Mean and Plan Collection
Любовные романыMean and Plan Romance