Mereka bertemu lagi di Finlandia, terjebak di sebuah penginapan kecil yang jauh dari mana-mana karen badai salju yang mengelilingi mereka.
Mereka hanyalah segelintir tamu di antara yang lainnya yang sama-sama harus bertahan sampai badai salju itu selesai. Jalan-jalan ditutup dan transportasi dihentikan sehingga mereka tak punya pilihan sampai peristiwa ini selesai.
Mean mengamati Plan dari kejauhan saat ia memasuki restoran di penginapan itu. Ia tak percaya dari semua tempat yang ada di dunia ini, bagaimana bisa ia bertemu dengan mantan kekasihnya yang ia kencani dulu selama hampir lima tahun itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah perjalanan yang cukup lama untuk mengukir banyak kisah dan cerita cinta yang mendalam yang akhirnya harus selesai karena orang tua Mean menentang mereka.
Plan harus menerima kenyataan bahwa ia tengah hamil muda saat Mean memutuskan cinta mereka dan kemudian bertunangan dengan Dream, wanita pilihan orang tuanya yang selevel dan selingkaran dengannya.
Lima tahun adalah waktu yang cukup lama bagi keduanya untuk mengenali setiap bau dan lenguhan dam lekuk tubuh sebab keduanya sudah mengukir jejak perasaan mereka pada tubuh dan hati masing-masing.
Mean masih berdiri di sana, menatap perempuan yang kini memanjangkan rambutnya dan terlihat lebih keibuan. Ia tengah memegang secangkir entah kopi atau susu hangat yang jelas uap dari minuman itu mengepul mengenai wajahnya yang terlihat seolah tengah tenggelam dalam sebuah pikiran yang tak menentu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Plan tersenyum sambil menatap keluar jendela dan mengamati tumpukan salju yang lebih mirip dengan gunung daripada gundukan.
"Halo," sapa Mean. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju mantannya itu saat air mata sang mantan itu tiba-tiba membasahi pipinya. Mean selalu tak kuat dengan wajah sendu Plan itu dan biasanya ia akan memeluknya dan mencium pucuk kepalanya lalu mereka mengakhirinya dengan bercinta yang cukup lama dan sangat nikmat.
"Meaaan!" Wajah Plan terlihat kaget. Mean langsung duduk di depannya.
"Bagaimana kau bisa di sini?" Plan bertanya dan jelas wajahnya masih terlihat kaget.