"Aku masih mau!" bisik Mean. Itu setelah delapan kali permainan. Plan menatapnya sambil tersenyum.
"Aku tak keberatan. Aku di atas. Giliranku membuatmu bahagia," bisik Plan dengan nada menggoda dan tersenyum manis.
Mean jelas melotot. Wanita pemalu dan pendiam yang ia kenal itu berubah menjadi seorang penggoda yang binal. Dan ia sangat menyukai itu.
Mean merebah di bawah Plan. Plan duduk di atas perutnya dan menatap Mean lembut. Ia mencondongkan tubuhnya dan mencium kening Mean lembut lalu matanya lalu ujung hidungnya, kedua pipinya dan kemudian bibirnya. Semua yang dilakukan Mean kepadanya ia membalikkan kepada Mean.
Mean melenguh panjang. Ia sangat menikmati yanh dilakukan kekasih mungilnya itu. Terlebih, sentuhannya itu membuatnya semakin bergairah. Plan berada di bawah sekarang, bercanda dengan naga Mean dan kemudian menciumnya perlahan. Ia menjilati naga itu dengan santai dan kemudian mengulumnya sambil menyedotnya.
Yang ini membuat Mean menggelinjang dan Mean memegang kepala Plan menahan kenikmatan sambil memejamkan matanya. Pergumulan di bawah berlangsung lama antara sang naga kemerahan dan mulut Plan dan Mean harus mengakui kekalahannya sebab bibir lembut dan dinding mulut itu membuat naganya kewalahan. Ia memuntahkna isinya sebagian ke mulut Plan, ke dada Plan dan ke wajah Plan.
"Aaah! Meaaan! Menyebalkan!" rajuk Plan dengan wajah kesal. Mean meminta maaf. Sungguh ia tak bermaksud melakukannya dan ia dengan cepat membersihkannya. Mereka berbaikan dan berciuman kembali.
Mean merebah kembali. Plan mendorong nonanya menelan sang naga yang siap tempur dan tak lama kemudian ia sudah menggoyang Mean di atasnya. Ia meremas dada Mean dan mengelus perut Mean dan merintih keenakan. Mean juga menyuarakan hal yang sama.
"Astagaa! Nooo way! Plan aku mau keluar! Ia hampir menuju kekalahan jika ia tak dengan cepat membalikkan posisi dan kembali menunggangi Plan dan permainan berlamgsung lebih lama.
Babak kesepuluh, mereka masih bertahan dengan permainan spoon dan ini mengorbankan leher belakang Plan yanh habis diciumi dan ditandai bibir Mean. Mereka berhenti saat pengaman habis dan keduanya tersengal sambil tertawa bersamaan. Mereka masih berciuman dan saling menjamah.
"Tidak boleh masuk lagi. Sudah cukup! Balonnya habis!" bisik Plan sambil menunjukkan boks bungkus pengaman.
Mean tersenyum.
"Aku bisa keluarkan di luar," bisik Mean.
"Tidak mau. Kau bisa bilang itu sekarang, tapi saat kau melakukannya, aku ragu kau akan ingat!" bisik Plan lagi dan ia mengecup bibir Mean pelan.
"Baiklah! Lagipula aku lapar," ujar Mean dan ia mencium Plan lama. Plan hanya tertawa.
Mereka merapikan dirinydirinyaa dan kemudiam membereskan bekas percintaan mereka.
"Kau bisa jalan?" goda Mean.
"Jangan meremehkan aku, Phiravich!" sahut Plan sambil mengedipkan satu matanya.
"O, Baby, aku tak akan melepaskanmu," bisik Mean bahagia.
Stamina mereka berimbang. Mean tak pernah memiliki itu sebelumnya. Plan adalah yang terbaik. Sebelumnya, ia sudah menjalin hubungan dengan banyak perempuan dan percintaan yang mereka lakukan tak pernah senikmat dengan yang ia dengan Plan lakukan.
Mean sudah memutuskan perempuan ini adalah belahan jiwanya. Ia memenuhi semua kriteria yang Mean mau dalam pasangan hidupnya. Ia sangat berterima kasih kepada Perth karena menjadikannya tukang pos gratis, mengirim surat kepada Love dan akhirnya ia bertemu dengan pujaan hatinya.
Mereka selesai mandi dan tengah menikmati makan malam dan Mean kemudian mengantarkan Plan pulang.
"Kau tak mau masuk dulu?" bisik Plan sambil mendekatkan wajahnya untuk mencium pipi Mean sebelum berpisah.
"Tidak, malam ini aku akan membiarkanmu istirahat," bisik Mean.
"O, manis sekaliii! Pacar yang baik!" ujar Plan dan ia mencium Mean di keningnya.
"Fandinaa," bisik Plan dan ia mencium pipi Mean. Mean tersenyum.
***
"12 kali???" Love melotot."Kalian maniak dan mesum!" komentar Sammy yang tak kalah kagetnya dengan Love.
"Uhm, kurasa kami memang kompatibel," sahut Plan sambil tersenyum.
Tak lama ketika pejantan tangguh datang dan duduk di sebelah pemiliknya. Mereka saling menyapa dengan gayanya masing-masing.
Mereka berbicara dan makan siang bersama dan setelah itu berpisah melakukam kegiatan masing-masing.
"Hei, kau tunggu lama!" tanya Plan mendekati Mean yang tengah duduk di sebuah bangku dekat parkiran. Mean menggelengkan kepalanya.
"Ayo pulang," bisik Mean.
"Uhm," gumam Plan.
Mereka memasuki mobil langsung berciuman lama sebelum meninggalkan parkiran.
"Ke hotel?" tanya Mean.
"Nggak mau. Aku ingin ke gazebo," bisik Plan.
"Oke," bisik Mean.
"Kita ke supermarket dulu, na! Aku kehabisan amunisi," ujar Mean sambil mengedipkan satu matanya.
"Aku sudah membelinya. Ukuranmu 56 mm, bukan?" sahut Plan lagi sambil tersenyum.
"Kau kenal baik dengan nagaku," ujar Mean sambil tersenyum dan menyalakan mobilnya.
"Karena nagamu milikku," sahut Plan sambil mengangkat kedua alisnya. Mean tersenyum. Mobil meluncur meninggalkan parkiran.
Sammy benar. Mereka pasangan mesum.
Tamat
![](https://img.wattpad.com/cover/246197161-288-k116222.jpg)