Umumnya orang tak akan sadar bahwa sesuatu yang ia punya itu berharga sampai ia kehilangan sesuatu itu. Inilah yang terjadi kepada Mean saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia merindukan sahabat sekaligus seseorang yang baru ia sadari bahwa ia mencintai dirinya. Namanya Plan Rathavit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka bertemu di universitas dan tak perlu makan waktu lama bagi mereka untuk menjadi dekat dan tak lama pula bagi Rathavit untuk menyadari bahwa ia jatuh cinta kepada Mean dan ia tak menahan perasaan itu.
Plan menyatakan perasaannya kepada Mean. Sayangnya, Mean hanya menganggapnya sebagai teman saja sebab ia juga tengah mengincar seorang perempuan jurusan ankuntansi yang bernama Dream.
Penolakan ini tidak menjadikan hubungan mereka renggang. Mereka masih tetap bersama meski kadang-kadang canggunh khususnya ketika membahas pacar atau gebetan.
Pada semester keempat, Mean menjalin hubungan dengan Dream dan Plan menyelemati mereka tentu saja. Mean berterima kasih karena Plan selalu berada di sisinya dan karena ia begitu memahami Mean sebagai sahabatnya.
Pada semester keenam, Plan juga membuka hatinya untuk orang lain. Namanya Blue Pongtiwat. Dia mahasiswa jurusan kedokteran dan ia lelaki yang sangat baik dan lembut.
Setelah punya pacar, keduanya sama-sama memiliki kesibukan. Mereka jadi jarang nongkrong dan berkomunikasi lewat Line atau saat bertemu di kelas saja. Setelah itu, mereka akan berpamitan dan kembali kepada apapun kegiatan mereka.
Sore itu, Mean berniat akan mengambil beberapa buku yang ia tinggalkan di apartemen Plan. Ia punya kunci sendiri menuju apartemen Plan sama halnya dengan Plan yang memiliki kunci sendiri menuju apartemen Mean. Jadi, ia pikir tak perlu bicara dulu kepada Plan sebab ia tahu pada jam itu, Plan biasanya akan berada di kafe, melakukan kerja paruh waktu.
Mean memarkirkan mobilnya di halaman apartemen Plan dan kemudian mematikan mesin mobil. Ia berjalan menuju lobi dan kemudian menuju apartemen Plan dan membuka pintu. O, pintunya tak dikunci dan ia pikir Plan ada di dalamnya.
Ia menutup pintu apartemen perlahan, berniat memberikan kejutan kepada Plan. Sayangnya, Plan sudah memberikan kejutan lebih dahulu kepadanya dengan suara lenguhan yang sampai detik ini Mean tak akan bisa melupakan. Wajah sensual sekaligus binal yang hanya Blue yang bisa menikmatinya itu juga membuat dada Mean selalu bergemuruh dan naganya bangkit dan tegang.