Plan keluar dari kelasnya perlahan dan ia berjalan menuju kamar mandi. Ia mengamati seisi ruangan. Tak ada orang dan kemudian tersenyum kepada dirinya sendiri. Ia membuka jendela kamar mandi dan menaikinya lalu melompat keluar menuju halaman belakang dan berlari dengan cepat menuju gerbang belakang sekolah lalu menyelinap keluar melalui jalan rahasia yang ia sembunyikan dengan sangat rapi.
Plan melepas dasi sekolahnya sambil berjalan menuju mobil BMW dengan bagian atas yang terbuka. Di sana Sammy juga dengan seragam yang sama sudah menunggunya, duduk si bangku penumpang dengan kacamata hitamnya.
"Kau terlambat!" ujar Sammy dengan nada agak kesal.
"O, ayolah Babe, aku harus mengambil jalan putar. Jangan marah, hmm! Kita akan bersenang-senang hari ini!" ujar Plan sambil mengangkat kedua alisnya lalu mengedipkan satu matanya. Sammy tak merespons. Ia memasang sabuk pengaman.
Plan mengambil kacamata hitam Sammy dan memakainya. Ia lalu melepas baju seragamnya dan menggantinya dengan pakaian yang super seksi. Sammy juga mulai melakukan hal yang sama. Mereka mengurai rambutnya dan kemudian memastikan dirinya sudah terikat pada sabuk pengaman sebelum melajukan mobil.
Setelah itu, keduanya bersorak sambil tertawa tergelak menikmati kegilaan dan bersulang atas keberanian mereka meninggalkan kelas sewaktu masih waktu sekolah.
"Akan ke mana kita?" tanya Sammy.
"Sudah kubilang, bersenang-senang," sahut Plan sambil tersenyum nakal.
Mobil berhenti di sebuah salon dan mereka masuk ke dalamnya. Tak lama kemudian, keduanya keluar dengan penampilan yang sangat berbeda. Mereka tampak lebih dewasa dengan gaya rambut, make-up dan perhiasan yang menempel pada tubuh dan wajah mereka.
Bajunya sangat seksi dan bling-bling dan sepatu dengan hak yang sangat tinggi. Keduanya menarik banyak perhatian lelaki, tua dan muda dan bahkan anak kecil menganga ketika melihat mereka.
Mereka tersenyum menggoda kepada semua yang menatapnya dan memberikan air kiss saat mereka menjauh, menjadikan mereka terpana dan tertegun pada tempatnya masing-masing seperti patung.
Plan dan Sammy langsung tertaea bahagia. Mereka segera melajukan kembali mobilnya menuju sebuah klub istimewa bintang lima, yang hanya dimasuki kaum tertentu, para elit dengan kocek tebal dan reputasi yang dianggap sangat gila di masyarakat karena kekayaannya yang melimpah.
Plan dan Sammy menunjukkan kartu keanggotaan yang jelas mereka memalsukan umur dan nama mereka. Namun, latar belakang keluarga mereka benar adanya. Keduanya sama-sama keturunan kaya dan disegani.
Mereka masuk ke dalan klub setelah lulus scan kartu keanggotaan palsu itu dan langsung mendekati meja bar dan duduk. Mereka langsung memesan minuman dan bersulang sebelum meminumnya. .
Musik sudah mulai mengalun dan lantai dansa sudah siap dihentaki para kaki yang ingin melepas stres, kepenatan, ketegangan, atau sekadar cari hiburan. Plan dan Sammy juga ada di dalamnya. Mereka bersenang-senangbersenang-senang, berjoged sambil tertawa lepas, dua wajah yang sumringah dan penuh dengan kebahagiaan.
Keduanya mengundang perhatian, khususnya dua lelaki perlente yang tengah duduk di sebuah meja di pojok. Mereka menatap kedua perempuan sambil menikmati minumannya.
"Cantik sekali!" ujar sang pria yang berjas kotak-kotak sambil menatap Plan dalam. Namanya Mean Phiravich.
"Uhm, sintal sekali," ujar lelaki yang satunya lagi yang bernama Tonnaam itu.
"Aku akan mendekati yang berbaju hijau itu," ujar Mean sambil berdiri.
"Yang baju kuning bagianku," ujar Tonnaam.