Tak terasa sudah hampir sebulan kakaknya berada dirumah dan Libra sekarang seperti kulkas berjalan bila dirumah namun hubungannya dengan Aksla semakin erat juga dengan Gala dan Gara tapi tidak dengan Michle. Bila dengan Michel dia cuek
Drt... Drt
Hp Libra berdering, menampakan nama Aksla. Sepulang sekolah dia tak langsung pulang, tapi mampir ke markas Mekkamos.
"diem jangan ada yang ngomong." perintahnya langsung membuat semua diam.
"kenapa?" tanyanya to the point.
"pulang sekarang" perintah Aksla tegas
"Bang Michel sakit, dia nyariin kamu"Libra menghela nafas "kenapa gak di bawa ke RS aja sih" kesalnya.
"ck, udah buruan pulang sekarang"
"iyaiya bawel"
Pip.
Libra langsung melangkah menuju motornya, tak menghiraukan anak buahnya "Axel jaga markas" titahnya dan seperkian detik langsung melesat membelah jalanan.
Walau kesal dia tetap menuruti ucapan kakaknya. Sesampainya di rumah ia langsung masuk, dengan langkah santai dia berjalan menuju kamar Michel.
Libra masuk mendapati 3 orang kakaknya yang sedang duduk di tepi ranjang milik Michel. Libra memberi isyarat untuk diam saat Gala akan membuka suara.
Dia mendekat lalu menyentuh dahi Michel yang ternyata panas. Ya, Michel demam. Libra hanya diam sambil mengompres Michel, tak ada ekspresi yang ia tunjukan, hanya wajah datar yang terpampang. Setelah itu dia duduk di sofa yang ada di kamar Michel.
Tak lama, ada seorang maid masuk membawa nampan berisi bubur, di letakannya di nakas lalu keluar. Gala membangunkan Michel untuk makan.
"Bang bangun, makan dulu." Michel membuka mata, menatap ketiga saudaranya yang sedari tadi malam menemaninya.
"gua gak napsu" ucapnya dengan suara parau.
"tapi lo harus makan Bang" ucap Gala membujuk Michel.
Michel tak menggubrinya, dia tak menyadari keberadaan Libra karena tertutup badan ketiga saudaranya bagai benteng "Aksla" panggilnya. Aksla mengerti dia hanya menghela nafas kasar.
"Bang makan dulu" ulang Gala.
"ih gua bilang gua gak napsu Galaaaaa, gua pengen ketemu Zeva hiks"
Libra tak salah dengarkan? Michel menangis! Libra menghela nafas "makan Bang, gak usah kek anak kecil" ucapnya datar. Ia melangkah mendekati ranjang dan menatap datar Michel.
Michel diam! Dia masih terkejut "buruan makan" ucapnya lagi tapi Michel masih saja menatapnya.
Libra duduk di sebelah Michel mengambil alih mangkok bubur dari tangan Gala. Libra mulai menyuapi Michel, Michel diam tapi ia menerima suapan bubur itu. Libra mengusap air mata Michel.
Sedangkan yang lain memilih tuk duduk di sofa dan mengamati Libra dan Michel
"Dek maaf" lirih Michel saat suapan terakhir. Libra menghembuskan nafas kasar
"gua lagi males ngomong, males debat dan gua pergi buat nenangin diri. Gua udah maafin lo Bang tapi gua gak bisa ngelupain. Gua ngerasa bukan adek lo tapi orang lain, dengan gampangnya lo nuduh gua ngelakuin hal terlarang. Gua emang nakal Bang tapi masih tau batesan. Sebenernya gua seneng kalian marah dan itu buat gua ngerasa di perhatiin tapi lama lama gua capek. Dan gua ngehindar karena gak mau ngelampiasin amarah gua ke kalian" ucapnya sambil memasang senyum namun hal itu membuat Michel semakin merasa bersalah.
Michel langsung memeluk Libra, memeluknya erat dan menangis memeluk Libra "maaf... Maaf mending kamu marah sama Abang atau mukul Abang juga gak
pa-pa tapi jangan diemin Abang, jangan ngehindarin Abang. Kamu tu adek kesayangan abang. Maaf karena sikap abang yang selalu cuek sama kamu. Maaf" Libra mengusap punggung Michel."aku cuma diemin Abang seharian lalu gimana aku yang abang diemin selama 17 belas taun" ucapnya membuat Michel semakin mengeratkan pelukannya.
"maaf hiks maafin Abang"
"udahlah jangan nangis masa cowo nangis" sahut Libra berusaha menengkan Michel "Bang lepas pelukannya, sesek woy!"
Michel melepas pelukannya lalu menatap Libra lekat, kemudian menyunggingkan senyum.
"kalian bertiga sini, ayo pelukan biar kaya teletabis" ujarnya, ketiganya tersenyum lalu menghampiri Libra kemudian memeluknya dengan sayang.
"u-cudah gak bisa napas" ucap Libra.
"Dek" panggil Gara
"hm?"
"Abang boleh minta sesuatu?"
Libra mengerutkan dahi tapi kemudian dia mengangguk "apa?"
"bisa gak kamu berhenti minum" pintanya membuat Libra diam.
"aku gak bisa janji Abang, aku suka minum buat ngilangin stress dan sekarang cuma jadi pelampisanku pas sterss, capek juga frustasi"
"tapi gak baik lo Dek, apalagi kamu cewe" sahut Gala.
"tau Bang, tapi udah terlanjur"
"gimana kalo kita sekarang mulai terbuka satu sama lain, ceritain semua yang pernah kita lalui selama ini. Gimana?" usul Gala.
"boleh" sahut Libra di angguki yang lain "lah yang jawab gua doang." ujarnya dengan nada kesal.
"coba cerita soal kalian yang sering balap" usul Libra.
"itu berawal dari Bang Aksla yang suka balap sebelum dia punya perusahaan, ketauan Bang Gara trus malah akhirnya kita semua ikutan dan sampe jadi hobby kita" jawab Gala.
"trus gimana kamu yang tau banyak soal Mekkamos." ujar Gara
"ahh itu" Libra menggaruk plipisnya yang tak gatal. Dia menghela nafas.
"Dek"
"gini bang aku mau jujur tapi Abang jangan marah"
"marah kenapa?"
"tapi sebelumnya aku mau minta maaf"
"maaf kenapa?"
"aku mau minta maaf soal motor kalian yang jadi pink"
"kenapa minta maaf soal motor kita?" tanya Aksla dengan raut penuh tanya.
"kalian tau kalo yang ngalahin kalian balap itu cewe?" mereka menggeleng "kalian inget gak sama sorakan anak geng Mekkamos yang L.A.Z, Nah itu nama sang ketua"
"to the point deh dek jangan blibet" ujar Gala.
"iya tapi kalian jangan potong pas aku ngomong" mereka mengangguk "oke, aku mau minta maaf soal motor kalian yang jadi pink, aku udah nasehatin kalian buat jangan balapan sama L.A.Z, dan aku pengen kalian ambil pelajaran dari kekalahan itu buat jangan sombong kalo punya kelebihan. Dan gimana aku bisa tau banyak soal Mekkamos itu karena aku itu ... Ketua Mekkamos dan L.A.Z itu nama aku yang aku singkat"
Hening.
Mereka berempat diam, mencoba mencerena ucapan Libra "oh, ternyata kamu itu ketua geng Mekkamos dan kamu yang bikin motor kita jadi pink" ujar Gala membuat kesimpulan "HUH!?" pekik mereka berempat.
"peach" Libra mengacungkan jari membentuk huruf 'V' dan menampilkan deretan giginya juga gingsulnya
Sisasnya besok
Bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aries & Libra [END]
Teen FictionBiasakan follow jika sudah membaca lebih dari 3 chapter cinta itu kadang rumit, bisa bikin bahagia juga bisa bikin sakit hati tapi lebih enak sakit hati timbang sakit gigi sumpah dah! semoga menghibur Happy reading