Jam 2 malam Libra baru pulang. Bau alkohol menguar dari tubuhnya, wajahnya nampak sangat lelah, pakaiannya juga agak berantakan.
"Zeva dari mana kamu jam segini baru pulang?" tanya Aksla bersedakep dada.
"bukan urusan lo" jawabnya datar.
"abis berapa botol kamu?" cerca Michel.
"cerewet amat sih kalian. Laki apa cewek sih" kesal Libra. Sepertinya dia sedikit terpengaruh oleh alkohol.
"Rora!" panggil Loren.
"APA!?" bentak Libra membuat Loren diam di tempat. Loren berkaca kaca menatap tak percaya Libra.
"hiks hiks" tangis Loren membuat Libra kalang kabut.
"hei sorry don't cry" ucap Libra. Loren langsung memeluk Libra dan menangis dipelukannya.
"jangan minum minum hiks kaya gini lagi. Aku gak hiks suka, gak baik kak" ucap Loren terisak.
"maaf udah bentak kamu, kakak capek cari perhatian dengan cara gini. Kakak capek setiap pulang selalu di introgasi, kakak cuma cari kebahagian kakak, apa salah? Kakak kesepian" ujar Libra mulai hilang kesadaran karna alkohol.
"kakak minum cuma buat pelampiasan, kakak pergi karena gak mau ngelampiasin emosi kakak pada orang yang kakak sayang. Kalo kakak tetep disini bisa bisa kakak nyakitin kalian. Kakak cape" ucap Libra. Loren semakin terisak mendengar pernyataan Libra.
"kakak pengen nangis tapi gak bisa karena depresi. Kakak tertekan karena kesepian selalu di bully karena orang tuanya gak pernah mau dateng ke acara sekolah. Yang selalu dateng malah Mika. Kakak tertekan karena disebut anak haram ditambah setiap ayah bunda sama abang pulang yang dibahas selalu bisnis dan itu membuat kakak tambah depresi juga yakin kalo kakak bukan anak kandung mereka. Kakak kaya gini cuma mau cari perhatian aja dan dokter dulu kasih saran buat cari kesibukan biar gak terlalu tertekan lagi" ucapnya lalu tertawa hambar di pelukan Loren "maaf" ucapnya Lirih.
"kak!" panggil Loren namun tak ada respon. Loren merasakan tubuh Libra melemas, Loren mengalihkan pandangannya pada para kakak laki lakinya yang ternyata menangis juga. Loren merasa iba pada Libra yang hanya ingin menangis namun apa dayanya bila kenyataannya Libra sulit untuk menangis.
"bang" panggilnya lirih "pingsan" ucapnya kembali menangis
❄♥❄
Libra membuka matanya saat terusik dengan sinar mata hari yang masuk dari cela horden kamarnya. Dilihatnya Loren terduduk disamping ranjang sambil menggenggam tangannya.
Kepalanya pusing dia mengingat bila tadi malam ia pulang dengan keadaan yang sedikit mabuk. Kadar dalam minum alkoholnya meningkat. Ia mangingat bila baru pulang karena perpisahan dengan anak geng Mekkamos karena pelepasan jabatan juga pengangkatan ketua baru yang jatuh pada Axel sang wakil.
Ia melepas genggaman tangan Loren dengan perlahan lalu beranjak ke kamar mandi dengan hati hati. Ia tak ingin membangunkannya.
"AYAH! BUNDA! ABANG! KAK RORA ILANG!" teriak Loren membuat seisi rumah jadi gaduh.
"hah ilang kemana?" panik ayah.
"loh kok bisa ilang" tanya Aksla.
"gak tau tadi Lora bangun kak Rora gak ada" keluh Loren.
Libra tersenyum simpul mendengar ke gaduahan itu.
"ZEV--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aries & Libra [END]
Teen FictionBiasakan follow jika sudah membaca lebih dari 3 chapter cinta itu kadang rumit, bisa bikin bahagia juga bisa bikin sakit hati tapi lebih enak sakit hati timbang sakit gigi sumpah dah! semoga menghibur Happy reading