Sudah hampir satu bulan Loren koma. Hari ini juga Libra menghadapi ujian kelulusan. Tidak belajar, keluar duluan lalu segera ke rumah sakit. Libra tak peduli tentang nilai hingga ujian terakhir pun sikapnya masih sama. Dingin tak tersentuh.
2 hari lagi gradution tapi Libra tak peduli akan hal itu. Sekarang Libra masih setia menunggu Loren sadar.
"Dek makan dulu sana" suruh Aksla.
Selama ini Libra hanya mau mendengar perkataan Aksla saja "nanti aja Bang" jawabnya membuat Aksla menghela nafas panjang.
"Loren jangan kesitu" teriak seorang wanita paruh bayah.
"nda nda" ucap Libra.
Dua anak kembar perempuan sedang asik bermain di tepi kolam renang. Di setiap sisi berdiri para maid dan orang tuanya duduk santai di gazebo. 4 orang anak laki laki sibuk bermain bola.
"BY... Ruby" ucap Loren.
"ndaaaaaa" teriak Libra jatuh ke kolam renang.
Ayah langsung menceburkan diri ke kolam menyelamatkan Libra
"ma--af" ucap Loren membuat Libra terkejut. Libra melihat setetes air mata keluar dari sudut mata Loren
"Lora... Dek" panggil Libra membuat seisi ruangan terperanjat. Michel menekan tombol darurat memanggil dokter.
"sebaiknya pihak keluarga tunggu di luar" ujar dokter.
Semua anggota keluarga termasuk Libra. Dokter keluar dengan senyum mengambang "selamat tuan, putri anda dalam keadaan baik dan dia sembuh dari penyakitnya yang lama" ujar dokter.
Libra tersenyum bahagia bahkan bunda hingga menangis haru "apa kami boleh masuk?" tanya Gara.
Dokter mengangguk "tapi sebaiknya satu orang dulu yang masuk" tutur dokter.
Semua menatap Libra "bunda duluan" ucapnya mempersilahkan.
Sang bunda masuk terlebih dahulu. Libra tak hentinya mengucap syukur dalam hati. Libra memeluk Aksla juga Gara dan Gala. Michel terlihat menjaga jarak dengan Libra, namun Libra tersenyum lalu menghamburkan pelukannya pada Michel "maafin Abang yang bentak kamu waktu itu" ucap Michel lembut sembari mengusap pelan kepala Libra.
"gak pa-pa, maafin Zeva yang ngecuekin kalian selama ini" ucap Libra.
"kami paham kok Dek, masuk sana" ucap Gala.
Libra masuk menatap Loren yang terbaring di brangkar dengan senyum yang mengambang "udah baikan?" tanya Libra.
"udah, makasih udah ngerawat Lora selama ini dan maaf karena ngerepotin mba" ucap Loren.
Dari cara bicaranya, Loren sudah nampak seperti remaja pada umumnya "udah tanggung jawab mba" ujar Libra menarik kursi di sebelah brangkar.
"Rora maaf gua udah buat lo kesepian selama ini. Maaf karena gua dulu waktu kecil udah dorong lo ke kolam renang. Maaf" tutur Loren menatap intens Libra.
Libra menggercap beberapa kali menatap tak percaya akan ucapan Loren "dari mana lo belajar ngomong kaya gitu?" tanya Libra heran.
"ihs gua kan dah sembuh" dengus kesal Loren.
"tapi gua gak inget kalo lo dorong gua ke kolam" ujar Libra.
"ya waktu itu masih imur 1 tahun dan gua berubah jadi Ruby" ujar Libra mangut mangut "maaf"
Libra menopang dagu "oke gua akan maafin lo tapi dengan satu syarat" ujar Libra.
"apa?" tanya Loren antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aries & Libra [END]
Teen FictionBiasakan follow jika sudah membaca lebih dari 3 chapter cinta itu kadang rumit, bisa bikin bahagia juga bisa bikin sakit hati tapi lebih enak sakit hati timbang sakit gigi sumpah dah! semoga menghibur Happy reading