"BARIS!"
_________
"kenapa ketua?"
Libra menggaruk telinganya yang tak gatal "lo udah kasih tau kan rincian peraturan geng?" tanyanya menatap datar Axel.
"su--sudah ketua" jawabnya gugup.
Libra berdiri tepat dihadapan 10 orang remaja tadi "gua lagi capek, habis latihan. Butuh istirahat dan malah dihadang sama anak buah sendiri dan songong lagi" cercanya "UDAH HEBAT KALIAN! KALIAN BARU JANGAN SOK DI WILAYAH GUA! MENTANG MENTANG MASUK GENG YANG DISEGANI NAN DITAKUTI MAU SOK JAGOAN KALIAN HUH?!?'" bentaknya marah menatap nyalang anggota baru.
Libra geram, dicekiknya salah satu dari mereka dan tangan satu lagi mencengram erat kerah baju yang lainnya "kalo etika kalian gak di perbaiki, dan ini masih terjadi lagi akan gua pastikan kalian habis di tempat" ucapnya lalu melepas cengraman mereka.
"tampar mereka" perintahnya.
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
"stop!" Libra menatap mereka yang mengerang kesakitan "maksud kalian ngajak gua 'main' tadi apa? Narkoba? Judi? Apa ngewe?" tanyanya.
"JAWAB!"
"m--ma--maaf ketua, maafin kami" ucap salah satu remaja itu.
"yang ngajakkin gua 'main' tadi kesini?" salah satu mereka dengan gemetar maju menghadap Libra.
Bugh.
Libra meninju remaja itu hingga sudut bibir dan hidungnya mengeluarkan darah segar "sampe ini terjadi lagi dan sampe markas kotor dengan hal bejat, kalian akan dapat kosekuensinya dan tunjukan rasa hormat kalian pada wanita"
"Axel urus mereka, gua mau balik. Inget pesan gua tadi. Dan kalian anak baru jangan terulang atau nyawa melayang" Libra segera pergi dari sana meninggalkan markas, melesat menuju apartemen.
Ia tak pernah main main dengan ucapannya. Nyawa melayang? Itu bukan hanya ancaman. Ia pernah menembak mati target, namun atas dasar perintah polisi.
Sesampainya di unit apartemen miliknya, dia langsung membaringkan diri di ranjang pergi ke alam mimpi.
❄♥❄
Matahari sudah menampakan dirinya. Libra masih bergelut dengan selimutnya. Lambat laun Libra membuka matanya.
Ia duduk dan meraih hp-nya di nakas "Njir dah siang" Libra terperanjat, dia langsung loncat dari ranjang, segera masuk ke kamar mandi.
7 menit dia selesai mandi, dia kelabakan karena bangun kesiangan "aduh barang gua masih dirumah lagi" gerutunya. Segera ia sambar kunci motor juga hoodienya dan pergi menuju rumah.
Dia berkendara seperti sedang kesetanan tak perduli akan keselamatannya sendiri dan sampai dirumah ia langsung masuk tanpa permisi. Yekan rumah sendiri!
Tanpa peduli panggilan kakaknya ia langsung mengambil tas ranselnya, lalu keluar tak lupa mengunci pintu kamar. Ia turun tergesa gesa dan melempar kunci kamar ke arah Mika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aries & Libra [END]
Teen FictionBiasakan follow jika sudah membaca lebih dari 3 chapter cinta itu kadang rumit, bisa bikin bahagia juga bisa bikin sakit hati tapi lebih enak sakit hati timbang sakit gigi sumpah dah! semoga menghibur Happy reading