•°•
•Happy reading•
•••Setelah insiden dimana Libra melihat kedua kakeknya, kini Libra berada di bandara untuk terbang ke LA. Keluarga hendak mengantar tapi Libra melarangnya, ia juga tidak memakai pesawat maupun pribadi miliknya.
Ia memakai penerbangan seperti masyarakat biasanya, ia menunggu sampai akhirnya pesawatnya take off.
Sedangkan di rumah keluarganya sibuk dengan persiapan pernikahan juga rencana lainnya.
"banyak banget ya rahasia Adek" gumam Michel
"iya, mulai dari geng motor, bela diri, resto, hotel dan sekerang dia CEO Liaz'company. Nyesel aku dulu banyak waktu yang aku sia sia in dan gak tau perkembangannya Zeva" ujar Gara.
Michel mengangguk setuju, "masih inget gak waktu Zeva balapan... Skillnya dia atas kita" timpal Michel "tapi aku bingung waktu adek ketembak sama dia sayat tangan dulu kok gak kesakitannya?.
"Libra pernah ketembak?" tanya Oma tiba tiba muncul.
"iya Oma, dulu waktu nyelametin Aksla karena di culik sama organisasi yang mau nyelakain Aksla,"
"oh begitu, perlu kalian ketahui. Dulu Libra sangat riang tapi juga jadi pendiam, bahkan dulu ia pernah marah hanya karena bunga tulip yang ia tanam terinjak oleh Opa, dia hilang entah kemana pulang tangannya lebam semua bahkan sampe berdarah"
"kok bisa Oma?" beo Gala yang baru datang.
"iya, dia marah sama Opa trus pergi ke taman belakang mension. Ditanya kemana dia jawab 'taman belakang ujung sampe danau ke bawah pohon beringin besar' dia disana nonjokin pohon beringin buat ngeredam emosinya" jelas Oma menceritakan tentang Libra.
"mama tunggu, Avin juga mau tau tentang kak L" ujar ayah yang baru datang dengan bunda, Opa juga Aksla..
"mangkannya kamu tuh perhatiin anak kamu bukan hanya kerjaan" semprot Oma.
"lanjut Oma!" seru Gara tak sabaran.
"ini cerita tentang apa?" tanya Opa duduk di sebelah Oma.
"tentang masa kecil Libra"
Opa mengulas senyum lalu mengangguk, "yang mana?"
"insiden bunga tulip itu lho pah" Oma ikut tersenyum "oke, Oma lanjut" seru Oma dan semua mengangguk.
"pas itu Opa bingung gimana buat bujuk Libra sampe Libra kebujuk dengan cara di kasih katana sama Opa" jelas Oma terkekeh.
"oh yang itu, Opa inget dan pas itu Libra masih Opa ajarin berkuda pas dia selesai dia mau siram bunga tulipnya tapi Opa lagi terima telpon di deket bunganya dan berakhir ke injek deh" lanjut Opa tersenyum lebar.
Bunda tersenyum masam, "aku nyesel gak nemenin Kak L tumbuh dewasa" ayah mengusap pundak Bunda "ayah juga"
"Opa pas itu adek umur berapa?" tanya Aksla.
"sekitar 6 tahun"
"apa?!" pekik semua kakak Libra.
Semua larut dalam obrolan tentang masa kesil Libra. Dimana Libra yang berlatih bela diri juga memasak, menangis karena taman bunga miliknya di rusak anjing peliharan Opa, dan balapan kuda bersama.
"BUNDA!" pekik Loren terburu buru menuruni tangga menuju ke arah keluarganya.
"kenapa Loren? Kenapa nangis?" tanya bunda panik mendekap Loren "kenapa dek?" tanya Gara,
"tadi aku gak sengaja liat berita dan ada pesawat Air asia yang jatuh barusan" ucap Loren terendam karena memeluk sang Bunda
Deg.
Suasana hening, semua orang mematung. Opa lemas jatuh terduduk di sofa, "bun itu bukan pesawat kak Lora kan, bun bukan pesawat yang kakak tumpangi kan!" racau Loren terisak.
"coba telpon Adek" seru Gala ketar ketir
Aksla langsung menelpon Libra tapi suara wanita oprator yang menjawabnya. Bunda dan Oma menangis.
"hubungi semua orang kepercayaan kalian untuk mencari ke keberadaan Libra" seru Opa
____
Bunda beserta saudara Libra pergi ke bandara. Mereka menghubungi pihak maskapai mencari tahu tentang peristiwa jatuhnya pesawat.
Loren mencari nama sang kakak di papan nama penumpang pesawat, tangisnya pecah saat melihat nama sang kakak.
"bun aku udah tanya dan mereka bilang penumpang atas nama Libra belum di temukan" ujar Gara.
Aksla sigap menopang bunda yang hendak jatuh, "gimana ini bang?" tanya Loren yang berada di pelukan Gala.
Gala menggeleng tak tau, "mending sekarang kita pulang, tunggu kabar dari Opa atau ayah" ujar Gala.
Mereka ber-6 memutuskan untuk pulang menunggu kabar tentang Libra.
"bagaimana? Apa sudah dapat informasi?" tanya Opa pada tangan kanannya.
"belum tuan, pihak maskapai juga mengatakan bahwa penumpang atas nama Libra Aurora Zevaro belum ditemukan!" ucap Kenzo--tangan kanan Opa.
"cari cucuku sampai ketemu!" seru Opa.
9 jam ...
23 jam ...
2 hari ...
3 hari ...
Hampir 6 hari Libra belum di temukan. Aries yang mendengar kabar jatuhnya pesawat yang Libra tumpangi pun panik, ia yang sedang kerja langsung pergi ke rumah tunangannya.
Disinilah mereka, di kediaman Zevaro. Menunggu kabar tentang Libra yang belum ditemukan.
"papi aunty belum pulang?" tanya Miko polos,
Gala yang mendengar itu pun tersenyum kecut lalu menggeleng, "belum sayang" jawabnya.
Evan memeluk Loren berusaha menengangkannya, sedangakan Aries tatapannya kosong.
Niko. Keponakan Libra yang pendiam tapi penurut. Niko berjalan keluar lalu berjongkok di teras rumah. Tiba tiba ia melihat sepatu hitam dihadapannya, ia mendongak lalu seketika senyumnya terbit.
Sang pemilik sepatu juga tersenyum lalu menggendong Niko dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"kamu kenapa sendirian di teras?" tanya wanita berjaket kulit hitam beserta masker hitam dan jangan lupakan kacamata hitamnya,
Bukannya menjawab, Niko malah tersenyum lalu memeluk leher wanita itu dan bersembunyi di curuk lehernya.
Saat sampai di ruang keluarga, wanita itu terlihat bingung karena keluarganya dan keluarga calon suami dan iparnya ada disana.
Ya, wanita itu adalah Libra.
Libra menaikan kacamatanya, "ini pada kumpul tapi kok diem semua?" tanyanya bingung.
Mereka langsung menoleh ke sumber suara, tangis haru juga bahagia pecah bersamaan, "lha kok pada nangis?"
"AUNTY!" pekik ketiga keponakan Libra berlari ke arahnya.
**
Tbc.Ini yang baca gak ada niatan gitu buat semangatin author? Sad:( but i try to keep smile:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aries & Libra [END]
Teen FictionBiasakan follow jika sudah membaca lebih dari 3 chapter cinta itu kadang rumit, bisa bikin bahagia juga bisa bikin sakit hati tapi lebih enak sakit hati timbang sakit gigi sumpah dah! semoga menghibur Happy reading