Seperti janjinya kemarin, hari ini Libra mengajak Loren ke rumah sakit namun sebelum sampai, Loren meminta di belikan es krim.
Mau tak mau Libra menurutinya "mba gak mau es krim?" tanya Loren.
Libra menoleh, dia sedikit terkejut karena dari cara berbicara Loren sudah tak seperti anak kecil lagi "gak, buat kamu aja" tolaknya halus.
Sesampainya di rumah sakit Libra segera membawa masuk Loren untuk menemui Evan "sus ruang dokter Evan dimana?" tanya Libra.
"apa nona sudah buat janji?" tanya suster.
"sudah"
"nona tinggal lurus dari sini" ucap suster. Libra berterimakasih lalu segera menuju ruangan Evan.
Tok! Tok! Tok!
"masuk" sahut suara pria dari dalam.
Ceklek
Libra masuk dengan menggandeng tangan Loren. Evan yang tadinya fokus dengan layar monitor langsung tersenyum ramah saat Libra datang "hai, Libra" sapa Evan.
"hai, Evan" sapa Libra.
"silahkan duduk" Libra langsung duduk setelah dipersilahkan. Loren nampak ketakutan, Libra juga tau karena ia merasakan bila genggaman Loren semakin erat.
Evan tersenyum ke arah Loren yang malah semakin bersembunyi di balik punggung Libra "hei, gak usah takut" ucap Libra.
"nama kamu siapa?" tanya Evan pada Loren.
"mbaaa" lirih Loren menatap Libra sendu. Libra tersenyum lalu mengangguk "namaku Loren Aurora Zevaro" ucap Loren memperkenalkan diri.
"hai Loren, nama dokter Evano Resyhaky Bramansa" ucap Evan gantian memperkenalkan diri. Ya, Evan seorang Bramansa yang sangat terkenal dengan kesetian juga tak pernah ingkar janji seperti halnya Allinsky.
"oke Loren, eum... enaknya panggil Laura aja boleh gak?" ujar Evan.
"boleh" tutur Loren mengizinkan.
"Libra gak nyangka kalo lo punya kembaran. Hampir gak ada celah buat bedain kecuali gigi gingsul yang lo punya" ucap Evan.
"iya, awal gua juga kaget tapi gua perlahan lahan terima keadaan untuk saat ini dan harus bantu Lora buat sembuh" ucap Libra.
"oke, Laura kamu duduk sini" Libra menuntun Loren untuk di kursi pasien. Evan mulai bertanya tentang kondisi Loren pada Libra. Lalu memulai pemeriksaan seperti menghipnotis Loren.
Selama pemeriksaan berlangsung genggaman tangan Loren tak lepas dari Libra "dia bisa sembuh dengan cara buat dia berdamai dengan diri sendiri juga kepribadiannya itu dan gua harap lo bisa bantu dia buat berdamai dengan diri sendiri. Dan dari yang gua liat, dia udah mulai mau berdamai dan perlahan lahan sembuh" ucap Evan.
Libra menatap Loren yang masih berada di alam bawah sadar "iya gua udah berusaha buat selalu mendampingi dia" ucap Libra.
Setelah Loren di sadarkan, Evan segera meresepkan obat untuk Loren "ini gua resepin obat buat adek lo, nanti di tebus di apotek" ucap Evan meyodorkan secarik kertas pada Libra.
"oke, thank's" Libra bersalaman dengan Evan lalu keluar.
Libra keluar lalu berjalan menuju meja administrasi "Lora tunggu di sini bentar ya, mba mau tebus obat" ucapnya sambil mengusap kepala Loren.
"iya, tapi jangan lama lama mba" ucap Loren.
Libra meninggalkan Loren yang duduk di kursi tunggu. Libra pergi ke meja administrasi lalu pergi ke apotek. Di apotek ia sedikit menunggu karena harus antri terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aries & Libra [END]
Teen FictionBiasakan follow jika sudah membaca lebih dari 3 chapter cinta itu kadang rumit, bisa bikin bahagia juga bisa bikin sakit hati tapi lebih enak sakit hati timbang sakit gigi sumpah dah! semoga menghibur Happy reading