Alasan Derry

1.3K 158 4
                                    


Ditemani -paksa- oleh Ervin, gue meluncur ke cafe dekat kampus yang dulu menjadi favorit nongkrong gue dan Derry. Suasana cafe masih sama seperti dulu, yang menjadikannya khas.

Derry duduk sendirian di meja favorit kami di lantai dua. Gue cukup kaget melihatnya sendiri, gue pikir dia datang bersama istrinya. "Lo sendirian aja? Istri lo mana?"

"Dia di rumah," jawab Derry singkat. Dia terlihat nggak suka melihat gue datang bersama Ervin. "Lo ngapain ngajak dia? Gue aja nggak bilang ke istri gue kalau mau ketemu elo."

Membawa Ervin ke sini adalah hal yang nggak gue sesali setelah mendengar omongan Derry barusan. Gue nggak tahu niat Derry ngajak gue ketemuan itu apa, tapi mendengar dia nggak jujur pada istrinya membuat gue setuju pada perkiraan Ervin tadi.

"Jadi, lo mau ngomong apa?" tanya gue tanpa basa-basi. Tujuan gue kesini hanya untuk mendengarkan penjelasan Derry.

"Gue dijodohin."

"Terus?"

"Ya itulah kenapa gue menghilang nggak ada kabar. Karena gue dijodohin sama Mama. Gue nggak boleh nolak, karena Mama udah terima perjodohan ini. Hape gue disita sama Mama supaya gue nggak menghubungi lo lagi. Kami menikah seminggu setelahnya. Gue nggak bisa menghubungi lo karena kontak lo cuma ada di hape yang disita Mama," urai Derry panjang lebar.

"Kapan lo balik ke sini?"

"Hampir dua bulan lalu."

"Selama itu lo nggak menghubungi gue. Lo boleh kehilangan kontak di hape lo, tapi lo bisa kan datang ke rumah gue dan jelasin duduk perkaranya?" alasan Derry terlalu lucu.

"Gue nggak bebas kemana-mana karena Mama selalu nyuruh gue buat ajak Selina."

"Lo bisa ajak dia ke rumah buat temuin gue. Sekalian kenalin ke gue," balas gue setengah menyindir.

"Gue nggak mau ngelakuin itu, karena itu akan nyakiti elo, Lui."

"Tapi lo tetep nyakitin gue, Der. Lo menghilang tanpa kabar, membuat gue menunggu lo selama ini. Terus, apa yang gue dapet, lo muncul sambil ngenalin istri lo, dan mengatakan ke istri lo kalau gue ini cuma teman," gue menekankan kata teman.

"Maaf, gue nggak bisa blak-blakan dengan bilang kalau lo adalah pacar gue. Bagaimana pun, gue harus jaga perasaan Selina," permintaan maaf Derry sama sekali nggak guna. Dia memikirkan perasaan istrinya, tapi dia nggak mikirin kalau gue juga punya hati yang bisa patah karena mendengar kata-katanya.

"Oke, sekarang udah jelas. Kita berakhir sampai di sini, semoga lo bahagia dengan istri lo."

"Nggak, Lui. Gue cintanya sama elo, bukan sama Selina," Derry mencegah gue yang akan berdiri.

Omong kosong apa lagi ini?

"Sori, Der. Gue nggak berniat jadi pelakor."

"Lui please. Gue akan segera selesaikan urusan gue dengan Selina, gue mohon lo mau nungguin gue. Beri gue waktu dua bulan buat ceraiin dia."

Hari ini nggak hujan, tapi gue merasa ada petir yang menyambar-nyambar. Semudah itu Derry bilang mau ceraikan istrinya? Apa menurut dia, dengan dia melakukan itu lantas gue akan menyambutnya dengan pelukan hangat sembari mengucapkan terima kasih karena lebih memilih gue ketimbang istrinya?

Big no!

Gue bukan perempuan rendahan yang akan merusak rumah tangga orang. Gue bukan dari spesies yang sama dengan ular itu. Gue Luishara, wanita terhormat yang nggak akan meruntuhkan kehormatan gue hanya demi seorang lelaki nggak bertanggung jawab macam Derry.

"Gue rasa lo nggak perlu sampai menceraikan istri lo itu, Der. Pernikahan bukanlah suatu yang bisa lo mainin," Ervin menengahi kami.

"Lo nggak usah ikut campur, Vin. Ini masalah gue dengan Lui, lo bukan siapa-siapa yang berhak ikut campur!" gertak Derry marah.

Chef LuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang