Kejutan Besar

1.5K 170 6
                                        


Gue mengikuti arah yang di tunjuk Dave. Saat berbalik, gue melihat Ervin yang sedang berjalan ke arah gue sambil digandeng Mama dan Malit di kedua sisinya. Gue nggak tahu apa maksud mereka.

Saat sampai di depan gue, Malit Dan Mama melepaskan tangan dari Ervin. Lalu tanpa aba-aba, Ervin berlutut di depan gue. Tangannya merogoh. sesuatu dari saku jasnya.

"Aku telah melalui banyak rasa sama kamu. Sakit, sedih, kecewa. Nyatanya semua itu hanya semakin menguatkan perasaan aku untuk kamu. Aku jatuh pada ketegaran kamu, aku jatuh pada kuatnya hati kamu. Aku jatuh pada kebaikan hatimu, dan aku jatuh cinta padamu, Luishara. Maaf karena mangacaukan momen spesial kamu, tapi aku nggak bisa nunggu lebih lama lagi. Aku mau meminta kamu menjadi pendamping yang akan menemaniku menghabiskan sisa hidupku. Aku ingin menjadikan kamu sebagai rumah untukku pulang. Dan menjadikan kamu sebagai masa depan aku. So, will you marry me, Luishara Merva Rousseau?" Ervin mengakhiri ucapannya dengan membuka kotak hitam di tangannya yang berisi cincin emas bertahtakan batu safir di dalamnya

Gue sontak membungkam mulut gue. Semua ini terlalu mengejutkan. Gue memandang pada mata Ervin yang menatap gue penuh harap.

"Say yes!" suruh MC yang segera diikuti oleh semua orang.

Hari ini gue menjadi sangat cengeng, karena air mata gue kembali menetes saat gue menganggukkan kepala sambil mengatakan. "I will"

Semua orang bersorak saat mendengar jawaban gue. Malit dan Mama saling berpelukan dengan mata berair. Ervin bangkit berdiri untuk memakaikan cincin ke jari manis gue. Setelahnya dia menarik gue ke dalam pelukannya. "Makasih, Sayang."

Hati gue berdesir mendengar panggilan Ervin. Sepertinya panggilan itu akan menjadi panggilan yang paling gue sukai.

"Ehm... pelukannya nggak usah lama-lama bisa kali ya?" celetuk Roni yang berdiri di antara undangan.

Gue dan Ervin sontak melepaskan pelukan kami dan tersipu malu. Sedangkan para hadirin tertawa melihat kami kikuk.

"Oke, mari kita mulai saja ke acara inti. Apalagi kalau bukan makan-makan? Namanya juga opening toko makanan, ya pasti acara utamanya nggak jauh-jauh dari ngunyah dong yaaa," MC kembali bersuara. "Silahkan dinikmati semua makanan yang telah disediakan secara gratis. Hmm untuk hari ini saja, besok kalau mau makan di sini ya harus bayar dong."

Kami tertawa mendengar banyolan dari MC.

"Tapi tenang saja, karena pemilik Luisine yang saat ini hatinya sedang berbunga-bunga itu akan memberi voucher diskon 50% untuk semua menu yang bisa digunakan dua kali pada semua yang hadir hari ini. Voucher akan diberikan saat anda semua akan keluar dari tempat ini nanti," kata-kata MC kali ini disambut dengan tepukan tangan yang sangat meriah.

Lalu segera saja, kerumunan mulai berpencar menuju meja yang menyajikan berbagai macam makanan itu. Beberapa dari mereka menyapa gue dan kami terlibat perbincangan seru. Salah seorang perempuan muda dengan hijab warna mint yang senada dengan bajunya menghampiri gue. Dia adalah Callysta, artis cantik yang tengah naik daun. Bukan hanya cantik, Callysta juga baik dan ramah. Dia beberapa kali memesan kudapan dari Luisine dan mempostingnya di akun pribadinya.

"Selamat dan sukses, chef Lui. Semoga Luisine kedepannya semakin jaya," Callysta mengulurkan tangannya yang segera gue sambut.

"Makasih banyak, Mbak. Berkat Mbak juga, usaha saya ini bisa maju. Mbak selalu promosiin usaha saya ini meski nggak saya bayar."

"Ah, itu emang karena makanan dari Luisine enak-enak semuanya. Saya cuma berbagi info dan kenyataannya para follower saya juga mengatakan demikian," Callysta merendah.

Chef LuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang