Bab 24

2.4K 336 10
                                    


Di tempat lain tepatnya di apartemen Geo, terlihat seorang wanita yang berbalut selimut putih mengerjap beberapa kali sebelum membuka matanya.

Perempuan itu belum menyadari kondisinya yang berantakan dipenuhi dengan tanda merah bekas kecupan nyaris disekujur tubuhnya. Dan wanita itu adalah Jessica.

Jessie masih belum menyadari keberadaannya di dalam kamar yang tampak berbeda dengan kamarnya. Jessie merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku sebelum meringis merasakan sengatan rasa pedih di bagian bawah tubuhnya tepatnya di organ intimnya.

Jessie masih belum menyadari bahwa dirinya dalam keadaan telanjang sampai akhirnya ia melihat payudaranya yang terdapat banyak kissmark saat selimut yang ia gunakan melorot dan memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang tidak tertutup apapun.

Mata Jessica membulat sempurna. "Ini dada gue kenapa merah-merah gini?" Jessie mengusap kulit dadanya berusaha menghilangkan bekas merah namun jangan hilang memudar saja tidak.

Jessica semakin panik saat menyibak selimutnya dan mendapati dirinya dalam keadaan telanjang. Jessica nyaris menangis saat bekas merah itu juga terdapat di bagian paha dalamnya bahkan dibagian selangkangannya.

Jessica tidak bodoh ia tahu apa yang sudah ia lakukan di tempat ini meskipun tidak mengingat semuanya namun intinya ia sudah melakukan hubungan badan tadi malam di ranjang ini.

Sial!

Jadi semalam ia tidak bermimpi jika dirinya benar-benar di gagahi apakah benar yang menggauli dirinya tadi malam adalah Ali?

Jika benar Ali maka ini adalah keberuntungan untuknya, ini adalah jalan untuk dirinya mengikat Ali ia bisa berpura-pura hamil lalu meminta pertanggungjawaban dari Bosnya itu.

Jessica tersenyum lebar, kini wanita itu sedang mengangkangkan kedua kakinya untuk melihat apakah Ali membuang benih di dalam dirinya atau tidak dan senyuman Jessie bertambah lebar saat melihat jejak-jejak putih berupa cairan yang mengental di inti tubuhnya dan itu tandanya tadi malam Ali benar-benar membuang benih di dalam rahimnya.

"Yes! Mami pasti bahagia mendengar kabar baik ini." Serunya sambil mengepalkan kedua tangannya. Ia benar-benar bahagia rasanya belum pernah Jessie merasa sebahagia ini.

"Tumbuhlah di rahimku anak manis supaya aku bisa menjerat Ayahmu." Bisiknya pada perut telanjangnya. Tawa Jessica terdengar memenuhi kamar itu, Jessica tidak perduli dengan kondisi kamar yang sangat berantakan.

Jessie tersenyum malu-malu melihat seisi kamar yang berantakan yang menandakan bahwa permainan mereka tadi malam benar-benar hot.

"Kamu sudah bangun Sayang?"

Dan seketika senyuman Jessica memudar saat melihat sosok pria yang selama ini begitu nekad mengejar cintanya padahal sudah berkali-kali ia tolak.

"Ge..Geo ngapain lo di sini?"

Geo yang datang membawa nampan berisi makanan untuk Jessica tersenyum lebar menatap intens tubuh telanjang Jessie, menyadari tatapan mesum Geo mengarah pada ketelanjangannya buru-buru Jessie meraih selimut untuk menutupi tubuh moleknya.

"Jawab gue ngapain lo di sini?!"

Geo tersenyum masam menatap kearah Jessie. "Perangai buruk lo telah kembali rupanya." sindirnya sambil meletakkan nampan berisi makanan untuk Jessica di meja kecil di samping tempat tidurnya yang masih ditempati oleh Jessica.

Jessica mengeram marah namun sebelum mengeluarkan kalimat pedasnya, Geo terlebih dahulu membungkam mulutnya.

"Gue lebih suka lo mendesah seperti tadi malam dari pada marah-marah nggak jelas begini."

Jessica menatap Geo dengan penuh kebencian. "Berhenti membual didepan gue karena gue nggak akan sudi mendesah untuk lo!"

"Oh ya? Lalu tadi malam siapa yang berkuda di atas senjata gue." Ujar Geo dengan sensual sambil memegang bagian bawah tubuhnya yang sudah kembali mengeras.

"Sialan lo!"

***

"Lepasin gue Geo!" Jessica terus meronta-ronta saat Geo kembali memaksa dirinya untuk digauli.

Geo tak akan berhenti sebelum ia kembali menikmati tubuh moleknya Jessica. "Jangan sok suci Jessie! Gue tahu lo udah nggak suci lagi."

Jessica bagai tertampar ketika Geo mengatakan hal itu ia lupa jika ia sudah mengorbankan keperawanannya dulu saat mengikuti tes untuk go international. Jessica bersedia di tiduri oleh ketua penyelenggara acara fenomenal itu demi membuat namanya lolos ke kancah internasional.

Melihat keterdiaman Jessica, Geo tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan cepat ia buka kedua kaki Jessica lalu kembali ia gagahi wanita yang sangat ia harapkan mengandung anaknya.

"Ini nikmat sekali Jessie Sayang.. Uuhh.."

Di apartemen Ali, terlihat Prilly masih sibuk menyiapkan makanan untuk makan siang mereka karena setelah apa yang dilakukan oleh Arjuna mereka semua terjebak di sana.

Benar, wartawan mulai berubah bak serigala liar yang siap memburu Ali untuk mendapatkan informasi mengenai foto dirinya dan Prilly yang sudah viral di media sosial.

Tidak hanya itu, Ali juga dibuat sakit kepala dengan hadirnya video dan foto-foto Jessica model-nya bersama beberapa pria di sebuah club malam. Kepala Ali nyaris pecah karena ponselnya terus berdering sejak tadi.

Banyak dari kalangan masyarakat yang menunggu klarifikasi darinya perihal fotonya dan juga video modelnya, Jessica Ramlan.

Ali menoleh menatap Prilly yang masih sibuk di dapur sepertinya gadis itu tidak tahu tentang pemberitaan media perihal Adiknya yang kini menjadi sasaran bulan-bulanan netizen. Nyaris seluruh kota menghujat Jessica yang memang selama ini dikenal sebagai pribadi sombong terlepas dari talenta yang wanita itu miliki.

"Jangan Bang itu panas!" Prilly baru saja memperingati Arjuna untuk tidak menyentuh kuah panas namun terlambat karena tangan kecil Arjuna sudah terciprat kuah panas.

"Aduh Bunda panas!!" Teriakan Arjuna disertai tangisan bocah itu membuat Ali terperanjat kaget.

"Arjuna." Ali segera berlari menuju dapur dimana Prilly sedang menggendong Arjuna. "Aduh Nak." Prilly meniup-niup jemari mungil Arjuna yang terkena kuah panas.

"Ada apa ini?"

Prilly menoleh menatap Ali dengan takut-takut. "Tangan Arjuna kena kuah panas Mas." Ujar Prilly dengan mata memerah selain takut Ali memarahinya ia juga tak tega melihat Arjuna-nya menangis kesakitan seperti ini.

Ali segera mendekati Prilly yang terlihat sekali kewalahan menggendong Arjuna. Ia raih tubuh Arjuna berpindah ke gendongannya. Kini giliran Ali yang menenangkan Arjuna.

Prilly berdiri mematung dengan perasaan sedih dan juga menyesal. Ia benar-benar menyesal karena menaruh mangkuk kuah di atas meja tanpa memperingati anak-anaknya terlebih dahulu.

Satu persatu air mata Prilly menetes dari pelupuk matanya hingga membuat Ariska turun dari kursinya. "Bunda jangan nangis. Sini peluk Chacha aja." Gadis itu mengira Prilly menangis karena Arjuna memeluk Ali bukan dirinya.

Disela tangisannya Prilly tersenyum meskipun hatinya masih saja belum tenang. Prilly membawa Ariska ke dalam pelukannya. Semoga saja Ali tidak marah setelah ini.

*****

Po cerita ini cuma 2 hari ya dear dan khusus untuk hari ini 350k dapat 18 pdf termasuk Ketulusan hati hanya untuk 3 orang beruntung saja.

Silahkan chat ke wa 081321817808 yang udah ikut list dan tf kemarin juga bisa ya dear tinggal tambah aja sisanya.

Terima kasih..

Ketulusan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang