Bab 27

2.6K 374 30
                                    


Menjelang malam Prilly mulai kesusahan karena ia tak kunjung bisa keluar dari apartemen Ali. Para pemburu berita semakin gencar melakukan segala upaya untuk bertemu dengan Ali hingga keamanan apartemen Ali semakin di perketat.

Sebenarnya yang membuat Prilly khawatir saat ini adalah kondisi Ayahnya dimana beliau harus mendapati dua putrinya viral dalam satu hari dengan kasus yang sama-sama berhubungan dengan pria.

Prilly berjalan mondar-mandir di dalam kamar mandi. Mereka semua sudah mendapat kiriman baju dan keperluan lainnya dari salah satu orang kepercayaan Ali sehingga menetap satu bulan kedepannya pun mereka tidak perlu khawatir akan kelaparan.

Prilly kembali mencoba menghubungi Ayahnya namun ponsel Ayahnya masih belum aktif. Prilly benar-benar khawatir sekarang.

Sebenarnya Prilly tahu perihal masalah yang menimpa Jessie melalui Ali tepatnya tanpa sengaja mendengar pembicaraan Ali dengan orang kepercayaannya, Rendi. Pria yang mengantar keperluan mereka tadi.

Prilly baru tahu jika saat ini dunia maya tak hanya gempar dengan fotonya dan Ali tadi pagi melainkan video Jessica yang sedang menari dengan beberapa orang pria diduga semalam Jessica mabuk berat hingga lengah dan lupa jika dirinya seorang publik figur.

Meskipun hubungannya dengan Jessica bisa dikatakan tidak baik, tidak seakrab seperti keluarga pada umumnya namun jauh di dalam lubuk hatinya Prilly benar-benar sangat tulus menyayangi Adiknya.

Hingga ia ikut merasa khawatir setelah tahu jika nyaris semua orang diluar sana sedang menghujat Adiknya. Prilly berusaha menghubungi Jessie, ia memberanikan diri untuk itu meskipun Jessie akan memakinya nanti Prilly terima karena yang terpenting untuknya saat ini adalah ia tahu jika Adiknya baik-baik saja.

"Angkat Jessie! Mbak mohon tolong angkat telpon Mbak." Prilly kembali berjalan mondar-mandir di dalam kamar mandi.

Tok!

Tok!

Prilly nyaris menjatuhkan ponselnya saat tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk dari luar.

"Iya sebentar.." Prilly berteriak sebelum mengeratkan tali kimono handuknya. Ia sudah selesai mandi namun belum keluar dari kamar mandi sejak tadi.

"Kenapa Mas?" Prilly bertanya saat melihat Ali berdiri tegak di depan pintu kamar mandi.

Prilly menggunakan satu kamar lainnya di apartemen Ali selain kamar pribadi pria itu, di sana terdapat kamar mandi juga perabotan kamar lainnya. Semuanya lengkap.

"Anak-anak bilang kamu lama sekali di kamar mandi. Mereka takut kamu tidur di kamar mandi." Cerita Ali persis seperti yang ia dengar dari si kembar.

Prilly terkikik geli, Ali ini terlihat begitu cerdas dan Prilly akui Ali memang cerdas jika tidak bagaimana mungkin pria ini bisa menjadi Bos dari para artis dan model setingkat Adiknya tapi kenapa Ali masih bisa di bodohi oleh si kembar?

"Mas bagaimana mungkin aku tidur di dalam kamar mandi?" Ali mengerjap pelan, benar juga Prilly bukan anak-anak bagaimana mungkin wanita ini tertidur di kamar mandi. Ah, sepertinya si kembar kembali mengerjai dirinya.

"Euh ya sudah saya ke sofa lagi." Ali langsung berbalik meninggalkan Prilly yang tersenyum geli.

Di dalam hati tak henti-hentinya ia merafalkan doa untuk orang-orang yang di sayang olehnya terutama Jessie, semoga Jessie baik-baik saja. Di mana pun wanita itu berada Prilly berharap Adiknya selalu baik-baik saja.

***

"Papa mau makan apa?"

Ramlan baru keluar dari kamarnya menjelang makan malam setelah seharian mengurung dirinya di kamar.

"Kamu sudah lihat berita hari ini?" Tanyanya mengabaikan pertanyaan Dewita.

Dewita mengernyit bingung menatap suaminya. "Berita apa Mas?"

Ramlan melemparkan ponselnya ke atas meja. "Lihat apa yang putrimu dan putriku lakukan!" Suara Ramlan terdengar begitu dingin dan tak bersahabat.

Dewita meraih ponsel yang dilemparkan oleh suaminya dan matanya seketika membulat saat melihat wajah kedua putrinya tertampang di media sosial.

"Ini apa?" Dibanding Prilly jelas berita tentang kebinalan Jessica yang lebih menarik perhatian warganet.

"Kelakuan Jessi benar-benar mencerminkan sosok Ibunya." sindir Ramlan yang membuat Dewita mendongak. "Maksud kamu apa Mas?"

"Jangan terlihat sok suci di depanku Dewita! Aku sudah tahu semuanya."

"Tahu apa Mas?" Dewita mulai merasa perasaannya tidak enak. Jangan sampai Ramlan tahu jika Jessica bukan putri kandungnya.

"Jessica adalah benih haram dari perselingkuhan kamu bukan?"

"MAS!!!"

"Jangan meneriakiku Dewita!" Peringat Ramlan dengan mata berkaca-kaca jika bukan karena keraguannya pada perlakuan yang Dewita yang berbeda pada kedua putrinya mungkin Ramlan tidak akan mengorek apapun tentang masa lalu istrinya, ia sudah ikhlas namun ketika melihat putrinya diperlakukan secara tidak adil ia jelas tidak akan tinggal diam.

Dan hari ini semuanya terjawab pantas saja selama ini Dewita sangat membenci Prilly dan menyayangi Jessica. Prilly adalah putrinya, putri dari pria yang tak dicintai oleh Dewita sedangkan Jessica adalah benih dari cintanya dengan sang mantan kekasih.

Ramlan tidak bisa menjelaskan bagaimana sakit dan hancurnya perasaannya saat ini terlebih di saat putri tersayangnya mulai tersandung kasus yang menyeret nama seorang pengusaha terkenal.

Apakah Aliandra pria yang ada didalam foto yang viral itu adalah calon suami Prilly seperti yang gadis itu ceritakan padanya? Ramlan berharap iya karena ia tidak tahu lagi jika bukan maka bagaimana putrinya akan menghadapi calon suaminya nanti.

Masyarakat sudah terlanjur menilai negatif putrinya.

"Mass.."

Ramlan menoleh menatap Dewita yang menangis sesenggukan. "Maafin aku." Isaknya penuh penyesalan.

"Aku maafkan." Jawab Ramlan cepat membuat seulas senyum Dewita terbit. "Namun tidak untuk melupakan karena sampai matipun aku tidak akan melupakan pengkhianatan yang sudah kamu lakukan." Sambung Ramlan yang membuat senyuman Dewita lenyap.

"Tapi Mas--"

"Aku sudah menyiapkan pengacara untuk menangani kasus perceraian kita." Kata-kata Ramlan kembali meruntuhkan dunia Dewita.

Ramlan akan menceraikan dirinya? Tidak mungkin.

"Mas.. Aku bisa jelasin semuanya." Dewita kembali mengiba pada suaminya.

"Jika kamu memperlakukan putriku dengan baik mungkin aku akan kembali berlapang dada menerima putrimu dengan pria lain Dewita." Suara Ramlan terdengar berat. Dadanya sakit sekali, bohong jika ia tidak merasa sakit berpisah dengan wanita yang masih sangat ia cintai sepenuh hati itu.

Namun Ramlan sudah mengambil keputusan pantang baginya untuk kembali menjilat ludahnya sendiri.

"Besok kemasi barang-barangmu dan juga Jessie. Kalian angkat kaki dari rumah ini!" Dewita baru akan mengeluarkan protesnya. "Rumah ini milik Prilly bukan milikmu apalagi putri haram mu!" Tutup Ramlan dengan rahang mengeras sempurna yang berhasil membungkam Dewita.

*****

Po cerita ini berakhir hari ini ya dear.. Bagi yang berminat silahkan list ke wa ya beb 081321817808..

Harga po 50k, setiap pembelian pdf lebih dari 1 atau 2 selalu ada potongan harga ya beb..

Terima kasih..

Ketulusan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang