Pagi ini Prilly kembali dikejutkan dengan viralnya berita tentang dirinya dan Ali semua berkaitan dengan acara makan ditengah malam mereka.Prilly tidak terlalu menghiraukan masalah itu hanya saja ia sedang meminimalisir masalah yang sedang Ayahnya hadapi namun tetap saja saat sarapan pagi dimulai Ayahnya langsung bertanya perihal kebenaran tentang berita itu.
Prilly terpaksa mengakuinya karena ia tidak mungkin bisa berbohong disaat foto-foto dirinya yang sedang berhadapan dengan Ali di sebuah warung tenda terpampang di berita tersebut.
"Kamu kenapa ngelanggar pingitan kalian Nak?" Ramlan tidak marah pada putrinya karena Ali dan Prilly hanya makan saja tidak berduaan di tempat privasi seperti hotel misalnya.
Ramlan sangat mengerti dunia calon menantunya yang tidak jauh-jauh dari gosip dan sudah menjadi risiko Prilly yang memilih menikahi pria dari dunia entertainment seperti Ali.
"Maafin Prilly Pi." Prilly benar-benar merasa bersalah atas apa yang ia lakukan tadi malam namun ia sama sekali tidak menyesal karena ia mulai merasa apapun yang ia lakukan bersama Ali itu menyenangkan.
"Tidak apa-apa jangan diulangi ya Nak. Kalian menikah tinggal hitungan hari loh ya kalau kangen tolong ditahan dulu." Prilly sontak bersemu ketika Ayahnya berbicara seperti itu padanya hingga membuat tawa Ramlan terdengar.
Prilly bersyukur karena pagi ini Ayahnya sudah kembali tertawa setelah sempat bersitegang dengannya tadi malam. Selanjutnya mereka mulai berbicara tentang apa saja sampai akhirnya Ramlan pamit untuk ke kantor.
Setelah Ayahnya ke kantor Prilly mulai menjumlahkan uang jajan yang diberikan kepadanya oleh sang Ayah lalu ditambah dengan tabungannya hasilnya cukup besar namun sepertinya belum cukup untuk menutupi kerugian perusahaan Ayahnya.
Prilly mulai berselancar di dunia maya menjual tas-tas branded miliknya. Ia tak masalah sekali ketika harus menjual barang-barang mewah itu demi membantu Ayahnya yang sedang dalam kesulitan.
Setelah beres dengan media sosial Prilly kembali menghubungi Ali tadi malam ia keburu tertidur dan belum sempat meminta nomor Rendi.
Namun sayang hingga tiga kali ia hubungi pria itu tetap saja belum menjawab telfon darinya. "Sepertinya Mas Ali sibuk sekali." gumam Prilly setelah memutuskan untuk tidak menghubungi Ali lagi.
Prilly tersenyum lebar saat melihat deretan pesan yang masuk untuk menawar tas-tas branded miliknya. Setelahnya Prilly terlihat sibuk dengan pesan-pesan yang beruntun masuk ke ponselnya.
***
"Bagaimana persiapan pernikahan saya?" Tanya Ali pada Rendi.
Semua urusan pernikahan Ali dan Prilly diurus oleh Rendi dan Ibunya termasuk gaun pengantin, gedung bahkan makanan dan hal-hal kecil lainnya.
"Sudah 80 persen Pak." jawab Rendi dengan gayanya yang kaku.
"Bagus. Saya tidak ingin ada kendala apapun di hari itu." Ali berbicara tanpa menatap Rendi, karena pria itu sedang menandatangani berkas-berkas penting miliknya.
Hari ini Ali terakhir ke kantor setelah itu ia akan menikmati cuti pernikahannya. Ali akan menghabiskan waktu bersama istri dan anak-anaknya nanti.
Meskipun pernikahannya dengan Prilly bukan atas dasar cinta namun Ali tetap akan memperlakukan Prilly layaknya wanita yang ia cintai. Ia akan memberikan yang terbaik untuk Prilly.
"Kamu sudah dapat informasi tentang calon istri saya?" Ali memang meminta Rendi untuk menyelidiki apa yang sedang terjadi pada Prilly sampai wanita itu meminta nomor telpon Rendi padanya. Ali juga menceritakan perihal Prilly yang katanya ingin menjual mobil-mobil nya.
"Sudah Pak. Saat ini perusahaan Bapak Ramlan sedang dalam kondisi goyah karena salah satu orang kepercayaannya membawa kabur uang perusahaan nyaris 500 milyar Pak." Jelas Rendi sebelum menyerahkan ponselnya pada Ali.
"Dan hari ini Ibu Prilly sedang menjual tas-tas branded miliknya di salah satu akun sosialnya." Lanjut Rendi saat Ali dengan sibuk meneliti apa yang ada di ponsel Rendi.
"Kamu beli semua tas ini!"
"Ya Pak?"
Ali menyerahkan ponsel Rendi kembali. "Beli semua tas ini juga mobil-mobil yang akan Prilly jual." Perintah Ali yang diangguki oleh Rendi.
"Dan satu lagi beli semuanya di atas harga rata-rata!"
"Siap Pak."
Setelah Rendi undur diri meninggalkan Ali yang sedang mencari ponselnya. "Akh sial! Ponsel gue ketinggalan." Ali baru sadar jika ia lupa membawa ponselnya mungkin karena ia terlalu larut dalam kebahagiaan keluarganya hari ini.
Semuanya sudah baik-baik saja kecuali Bima yang masih belum terlihat akan bertaubat. Bima masih sama brengseknya seperti dulu meskipun pekerjaannya dalam memimpin perusahaan keluarga mereka sudah mulai terlihat kemajuannya.
Ali tak lagi perduli dengan apa yang Kakak tertuanya lakukan. Ia hanya berharap Bima bisa menemukan kebahagiaannya dan berhenti bermain-main dengan banyak perempuan di luar sana.
Dan semoga saja Bima bisa menemukan wanita yang benar-benar tulus mencintainya nanti. Dan kalaupun Bima kembali dengan Nirina nantinya Ali akan berusaha ikhlas karena mulai hari ini ia hanya akan memfokuskan dirinya pada kebahagiaan Prilly.
Ali benar-benar sudah bertekad akan bersungguh-sungguh dalam membina rumah tangganya bersama Prilly ia akan berusaha secara perlahan untuk membuang Nirina dari hati dan pikirannya.
Tidak ada lagi wanita lain selain Prilly yang harus ia cintai. Ali tahu semua tidak semudah yang ia bicarakan karena melupakan wanita yang sudah belasan tahun ia cintai jelas tak mudah namun jika sudah bertekad Ali yakin ia mampu melakukannya.
Ali tersenyum lirih menatap jalanan dibawah sana yang terlihat padat. Sebentar lagi, dalam hitungan hari ia akan melepaskan masa lajangnya. Ia akan hidup bersama dengan seorang wanita yang sudah ia pilih menjadi istrinya.
"Selamat tinggal Nirina!" Ucapnya pelan, hatinya berdenyut sakit mengingat senyuman Nirina yang dulu pernah ia puja.
Dan sekarang ia harus melupakan pemilik senyuman itu. "Terima kasih untuk cinta yang pernah kau beri dan sekarang aku memutuskan untuk membuka hatiku untuk wanita lain dan menutup cinta lama bersamamu."
"Berbahagialah dengan dunia yang kau pilih." Dunia yang Ali maksud adalah karir sebagai model yang menanjak karena sejak dulu impian seorang Nirina adalah menjadi model yang terkenal sampai ke internasional dan sekarang impian wanita itu sudah terkabul.
Ali kembali memperlihatkan senyumannya kali ini bukan senyuman miris melainkan senyuman teduh penuh dengan sebuah harapan. "Karena aku juga akan berbahagia dengan dunia yang sudah ku pilih." Dan dunianya yang dimaksud oleh Ali adalah Prilly.
Karena sejak hari ini Ali memutuskan semua dunianya hanya tentang Prilly, calon istrinya.
*** End***
Ah, di watt endingnya di sini yaa..
Eitss jangan protes!Nah untuk yang mau tahu kelanjutan kisah mereka yok order PDF-nya harganya 55k beli lebih dari 2 pdf selalu dapat potongan harga.
Yang berminat silahkan list ke wa 081321817808
Insyaallah akan ready pertengahan bulan nanti. Doain lebih cepat kalau lebih lama harap maklum yaaa dear.. Yang ikut po harap sabar yaa..
Terima kasih semuanyaaa..
Dan satu lagi tungguin cerita baru aku yaa!! Kali ini aku mau buat cerita anak SMU gitu gimana pada setuju nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati
RomanceNext story aku setelah Karma Cinta yaa.. Ceritanya gk kalah seru kok.. Jangan lupa dibaca terus Vote dan komennya ya dear..