Bab 22

2.5K 328 15
                                    


"Jangan berpura-pura bodoh di depanku Dewita! Aku tahu semuanya! Semua rahasia yang kamu pendam termasuk kamu yang masih mencintai pria sialan itu!!"

Dewita membulatkan matanya. "Ma..maksud kamu apa sih Mas?" Nafasnya mulai terengah-engah. "Jangan menuduhku sembarangan!" Teriaknya tak terima atas tuduhan suaminya.

Ramlan berdecih. "Puluhan tahun kamu bohongin aku Dewita! Aku tahu semuanya hanya saja aku memilih diam karena rasa cintaku padamu!" Ramlan menepuk dadanya dengan kuat.

"Aku tidak perduli dengan apa yang kamu lakukan! Kamu diam-diam menemui cinta pertama kamu itu di belakangku!" Ramlan terus membeberkan rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat.

Ramlan tahu sejak awal Dewita hanya menikahinya karena cinta pertamanya memilih pergi ketika ia meminta untuk dinikahi. Ramlan tahu hanya saja ia memilih menutup mata karena rasa cintanya pada wanita ini.

Dewita terpaku, ia benar-benar tidak menyangka jika Ramlan mengetahui apa yang selama ini ia lakukan. Dewita hanya, ia hanya bertemu untuk melepas rindu. Itu saja.

"Mas aku menemui dia hanya sekedar bertemu itu saja." Dewita berusaha menjelaskan pada suaminya. Tangannya berusaha menyentuh lengan Ramlan yang langsung ditepis oleh pria itu.

"Aku sudah meminta kamu untuk menyayangi putriku. Tapi apa yang kamu lakukan?" Ramlan menatap tajam wanita yang sudah menemani dirinya bertahun-tahun. Ramlan tidak akan lagi terpedaya dengan air mata wanita yang masih resmi menjadi istrinya. Setidaknya untuk saat ini.

"Maafin aku. Aku hanya ingin membuat Prilly bahagia itu saja."

"Dengan menikahkan putriku dengan pria brengsek yang hobinya mempermainkan perempuan begitu? Memaksa putriku menikahi penjahat kelamin seperti itu kamu bilang demi kebahagiaan putriku? KAMU SEBENARNYA WARAS ATAU TIDAK DEWITA?!!" Ramlan akhirnya kelepasan membentak istrinya.

Untuk pertama kalinya sepanjang usia pernikahan mereka Ramlan membentak Dewita sekeras ini. Tubuh Dewita bergetar hebat tangisannya semakin kencang namun sama sekali tidak membuat Ramlan iba.

"Mas jangan seperti ini. Hiks.. Aku mohon!"

"Dan ketika aku memohon pada mu untuk menyayangi putriku apa kamu mengabulkannya?" Mata Ramlan sontak berkaca-kaca mengingat bagaimana selama ini Prilly diperlakukan secara tidak adil oleh Ibunya sendiri.

"Jika kamu memang tidak mencintaiku tapi setidaknya tolong jangan benci putriku. Dia tidak bersalah Dewita! Dia tidak bersalah. Jangan bersembunyi dibalik alasan kamu yang aku tahu semuanya tidak benar!" Ramlan kembali menaikkan volume suaranya.

Dewita sudah menangis histeris, dipagi buta seperti ini kenapa suaminya memarahi dirinya seperti ini?

"Kenapa kamu tega memperlakukan aku seperti ini Mas? Kenapa? Hiks.. Hiks.." Dewita meratap dengan tubuh mulai terduduk di lantai. Ia sedang mengiba memohon belas kasihan suaminya.

Namun sayang jangankan mengasihani melihat dirinya saja Ramlan seolah tak lagi sudi. Dan hati Dewita remuk redam setelahnya apalagi saat suaminya berbicara dengan suara lemahnya.

"Aku rasa kita perlu memikirkan kembali kemana pernikahan kita akan bermuara Dewita." Ramlan menekan kuat-kuat hatinya yang meraung pedih. "Kembali bersama atau--" Ramlan menundukkan kepalanya menatap Dewita satu-satunya yang wanita yang ia cintai sepenuh hati, wanita yang ia pilih untuk menjadi Ibu dari anaknya namun sayang ternyata Dewita sama sekali tidak bisa membuka hati untuknya.

"Mas jangan.. Aku mohon!" Dewita mengiba supaya Ramlan tidak lagi melanjutkan perkataannya tadi.

Namun Ramlan tentu saja tidak akan mendengar permohonannya lagi. "Atau kita selesaikan semuanya dengan perpisahan." lanjut Ramlan sebelum beranjak meninggalkan Dewita yang semakin histeris di lantai ruang tamu.

***

"Eugh..."

Geo menelan ludahnya ketika melihat Jessica mulai menanggalkan satu persatu kain yang melekat pada tubuhnya.

Jessica tak henti-hentinya mendesah dan melenguh saat tangannya sendiri tanpa sengaja menyentuh titik rangsangnya.

Geo membawa Jessie ke apartemennya. Dia tidak mungkin mengantar Jessie pulang dalam keadaan mabuk seperti ini. Namun sialnya ia salah langkah dengan membawa Jessie ke apartemennya karena sekarang justru dirinya yang harus menderita menahan hasrat melihat kemolekan tubuh Jessica.

Geo akui kemolekan tubuh Jessie benar-benar mampu membuat semua pria bertekuk lutut didepan wanita itu. Tak salah jika Jessie menjadi primadona hanya saja Jessie memiliki perangai yang buruk namun dimata Geo yang mencintai wanita itu setengah mati perangai buruk wanita itu sama sekali tidak membuat rasa cintanya pada wanita ini memudar.

Geo benar-benar mencintai Jessie.

"Aaahh.. Panass.."

Geo kembali mengerjapkan matanya saat Jessie merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi mengangkang lebar hingga tubuh polos wanita itu kini terpampang jelas didepan mata Geo.

Geo menelan ludahnya dengan kasar saat melihat bagian intim wanita yang ia cintai sepenuh hati itu. Begitu merekah dan mempesona.

Deru nafas Geo terdengar memberat saat melihat Jessie mulai menyentuh bagian-bagian tubuhnya sendiri. Sepertinya Jessie tidak hanya mengonsumsi alkohol tapi obat kuat atau pil rangsangan lainnya.

"Sial! Kenapa kamu berani sekali datang ke club sendirian Jessica?!" Geo membentak Jessie namun karena sedang mabuk Jessie jelas tidak akan membalasnya seperti biasa.

Jessica justru tertawa sebelum desahannya kembali terdengar. Jessie semakin merasa nikmat dengan menyentuh titik rangsang di tubuhnya sendiri sampai akhirnya matanya terbuka menatap Geo dengan begitu sensual.

"Kemarilah Sayang. Kita habiskan malam yang dingin ini dengan penuh kehangatan." Suara Jessie juga berubah tidak kasar seperti biasa justru cenderung menggoda seperti wanita-wanita nakal yang sering Geo temui.

Sebagai laki-laki normal jelas Geo terangsang oleh pemandangan indah didepannya ini. Melihat wajah merah Geo, Jessie semakin gencar menggoda pria itu dimata Jessie yang mabuk itu pria yang berdiri didepannya adalah Ali.

Sosok pria kaya raya yang selama ini menjadi incarannya. Ia akan menyerahkan tubuhnya sepenuhnya pada Ali. Ia akan habiskan malam panas ini bersama pria idamannya.

Geo mulai melepaskan satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya hingga akhirnya ia sama polosnya dengan Jessie.

"Jangan salahkan aku jika besok kamu menyesali tindakanmu ini Jessie." Gumam Geo sebelum menggeram nikmat saat Jessie menarik tubuhnya jatuh ke atas ranjang lalu dengan 'buasnya' Jessica mengecupi seluruh tubuhnya.

"Aaah.. Ini benar-benar nikmat Jessica sayang." Geo mendesah nikmat saat Jessica semakin buas melahap inti tubuhnya.

Dan dini hari itu Geo benar-benar berhasil menggauli Jessica.

*****

Yang tanya PO cerita ini aku buka yaa khusus hanya untuk 3 hari aja dengan harga 50k tetap ambil LEBIH dari 2 aku kasih potongan. Harga normalnya seperti biasa 55k ya.

UNTUK KUOTA PULSA AKU BUKA 4 ORANG AJA HARGA 50K. 

HANYA UNTUK 3 HARI YAA..
DAN YANG PALING PENTING DI CATAT PO 1 BULAN KENAPA LAMA KAK? KARENA AKU NULIS DiSELA-SELA KEGIATAN AKU YNG LAIN.

JADI PLEASE YANG MAU IKUT PO JANGAN SETIAP HARI NODONG PDF INTINYA PO CERITA AKU KHUSUS UNTUK YANG SABAR AJA KARENA AKU NGGAK AKAN BAWA LARI UANG KALIAN SEMUA YANG UDAH TF PASTI AKU KIRIM PDF-NYA.

Dan KHUSUS UNTUK HARI INI HARGA PO-NYA 45K. KHUSUS HARI INI YA DEAR.

buat yang mau list silahkan chat ke wa 081321817808

Note jangan pada protes karena mood aku benar-benar drop banget hari ini, tolong pengertiannya..

Terima kasih..

Ketulusan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang