39. Kehancuran hati bella

3.2K 268 1.4K
                                    

YUK SPAM BIAR AKU TAMBAH SEMANGATTT EHEHEHE

ig: diaanfitry

Yang mau gabung gc yuk dm aku tuliskan no hpnya.

Maafin late trs up nya krna sbulan ini hr pling sbuk seduniaaaaa

Enjoy❤

Bella merenung, dengan tangan memegang erat kedua lonceng anginnya. Tatapannya mengarah pada balkon kamar langit, melipat bibir dengan segala kemungkinan memikirkan cara supaya langit tidak menerima zia.

Langit sudah pergi sepuluh menit yang lalu, tentunya bella mengawasi hingga tau. Dan sekarang langit mungkin sudah bertemu dengan zia di cafe langganan zia. Jangan tanyakan bella tau dari mana, bella akan selalu tau jika berhubungan dengan langitnya.

Bella terpekik kaget saat petir menyambar di telinganya. Bella mengadah memperhatikan langit yang tampak buram sama seperti hatinya. Bella memegang dadanya seakan alam mengerti perasaanya. Hujan lebat pun melanda, membuat bella terkaget. Bagaimana bisa ia menyusul langit jika begini?

Bella menggeleng, melawan semua takutnya melawan hujan yang sayangnya sangat deras. Kenapa bisa begini? apakah semesta benar-benar tidak mengijinkan bella dan langit untuk bersama?
Setiap kali bella ingin berjuang, ada saja hambatannya.

Tidak bisa dibiarkan lagi. Langit tidak boleh dengan zia. Bella tidak akan rela. Tanpa babibu, bella lansung meletakkan lonceng anginnya di balkon kamar. Ia menatap dalam pada lonceng angin itu.

“Doakan bella,ya!” Lalu ia segera berlari mengambil bona. Bella mengumpat saat bona ternyata bocor. Kenapa hona suka sekali bocor? apakah dia tidak memakai pembalut wkwk

Bella tidak bisa tinggal diam. Ia lansung melempar ponselnya ke segala arah, lalu pergi berlari menerobos hujan tanpa payung.

“Semangat bella, ini gak jauh. Cuma sebentar.” Batinnya berusaha menguatkan di tengah gemuruh hujan. Setidaknya ia harus benar-benar berjuang mati-matian sebelum menyerah.

🔔🔔🔔

“Apa kabar kak?” zia tersenyum manis saat langit yang baru datang lansung menduduki dirinya di depan zia.

“Baik.” Langit menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan karena terkena germicik hujan, tentunya membuat zia terpana untuk beberapa saat.

“Hujannya deras banget. Zia bantu ngeringinya.” Zia mendekat, di ambilnya tisu lalu di usapkannya lembut pada dahi dan wajah langit yang basah.

“Makasih,” Langit segera menjauh membuat zia sedikit kecewa. Langit menatap pintu kaca besar di sampingnya. Sedangkan zia, menatap dalam pada langit yang termenung.

“Kakak mau pesen apa? Zia pesenin.” Ujarnya memecah keheningan. Langit memutar tubuhnya ke samping lalu mengangguk.

“Dessert aja.” Zia mengangguk dan segera berdiri ke kasir.

Untuk beberapa saat, ia termenung menatap kaca besar di sampingnya lagi. Ia sangat ragu pada keputusannya, ia takut salah. Tapi tak apa, hanya ini jalan satu-satunya agar bella menjauh.

“Ini kak, di makan.” Langit sedikit kaget saat zia sudah duduk di sampingnya, lalu memaksakan senyum agar zia agak rileks.

“Iya makasih.” Langit segera menyuapkan dessert itu ke mulutnya. Sedangkan zia memakan spagettinya dengan perasaan sedikit kecewa. Langit seperti tidak menginginkannya. Tapi kenapa jika ada bella, langit selalu seperti memilihnya. Apakah sekarang dirinya hanya dijadikan pelampiasan oleh langit?

Langit Untuk BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang