14. Semakin mendekat

2K 150 411
                                    

Hola oll, vote sama komentyaa fallaw juga ig ku serta wattpdakuuu

ig: diaanfitry

Hepiriding oll

Enjoy💞

“Bella buruan!” Teriak dian menggema dari bawah membuat bella memaksakan  menarik kakinya yang sakit. Hari ini dian memang menginap di rumahnya, kata dian untuk menjaga bella jika nanti butuh sesuatu. Sepeduli itu dian padanya. Bagaimana bisa bella tidak sayang.

Bella meringis saat merasakan lututnya yang sakit. Tapi bella tak ingin merepotkan dian. Dian orangnya panikan. Nanti pasti bella di suruh rawat di rumah sakit. Karena dian memang selebai itu dalam hal kesehatan.

Bella masuk ke dalam mobil dian. “Lambat amat,sih keong.” Jutek dian membuat bella tersenyum.

"Lo gak apa-apa? Lo beneran bisa sekolah? Lututlo keknya tambah bengkak deh.” Bella menggeleng.

"Enggak kok bella sehat. Lutut bella emang kayak gini. Jadi santai aja dian.” Dian mengangguk dan mulai melajukan mobilnya.

“Eh kok ke sini,sih? Arah Sekolah kita tuh ke sana?” bingung bella. Dian tersenyum.

"Ck, kita cari makan dulu lo belum minum obat. Tempat makan yang enak dan mahal itu arah sini.” Bella mengangguk setuju, dalam hati ia sangat bersyukur memiliki sahabat seperti dian.

Sehat-sehat,ya dian.

🔔🔔🔔

“Wei man, lo udah bikin pr fisika belum? bentar lagi mau pelajaran fisika oi!” Ujar luman pada ramah yang sedang sibuk dengan ponselnya.

“Lo serius ada pr? Demi upin ipin yang gak gede-gede kok gue gak tau sih?”

"Alah, soal beginian aja lo selalu gak tau. Coba aja kalau soal ena-ena nomor satu,lo.” cibir luman membuat ramah cengengesan. Maklum cowok. Langit, ramah dan luman juga cowok seperti biasa. Mereka juga kerap menonton itu untuk memenuhi kebutuhan tertentunya. Yang jelas mereka bukan cowok suci.

"Jelekkin aja terus nama gue, pasrah gue mah.” jengkel ramah,

"Udah jangan banyak bacot, Mending buat cepat.” Saran luman yang diangguki oleh ramah. Ramah lansung membuka tas langit. Langit hanya diam saja sambil memainkan ponselnya.

"Bro gue pinjam buku fisikalo,ya?” Ucapnya lalu segera menyalin seluruh pr langit.

“Santai aja,” balas langit cuek.

"Lo udah bikin man?” Tanya ramah agak aneh. Biasanya rafael, luman, bella,dan dian yang selalu angkring membuat pr seperti ini, dengan merebutkan buku milik langit tentunya. Tapi sekarang kenapa hanya ramah sendiri yang membuatnya? apakah teman yang lainnya mendadak menjadi rajin? atau mereka semua udah insaf?

“Udah dong, tadi malam!” Balas luman bangga.

“Kok bisa lo bikin pr malam?”

"Ya bisalah taik!” balas luman tak terima.

“Pasti nyontek punya langitkan?” tebak ramah,

"Woiya dong, otak gue mendadak beku kalau berurusan begituan!”

“We anjir, nyontek aja bangga lu!” Cibir ramah pada luman.

“Jelas dong, dari pada,lo. Udah nyontek buatnya pagi lagi! Huu!” Balasnya lebih merendahkan.

"Jahat banget, gak bilang-bilang.”

"Gue aja malam minta fotoin sama langit dong.” luman memperjelas. Membuat ramah cemberut lalu segera mengerjakan tugasnya.

Langit Untuk BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang