21. Kebakaran?

2.2K 154 344
                                    

Hola oll, maafya kalau updatenya lamaaa bgt, sprt yg sdhku beri tau, jaringan di sini sangat susah untuk beberapa hari kedepannnn, Tp tenang aku bakal balik ke pekanbaru hari kamis. yeayy gak pentingg bgt😭😭

yodahlah yaa, ig: diaanfitry

fallaw,ya cantikkkk, akun wttpku jgn lpaa, whehe

Part ini pjg bgt smpai 3641 ribu kataa oll, selamat membacaa gak boleh bosannnyaaaa

tiati typonya sekelurahan,loh😭

Hepiriding oll,

Enjoy💞

🔔🔔🔔

“Suittt, eh si siti kok makin cakep aja.” Goda ramah saat melihat segerombolan adik kelas berjalan malu-malu di depan mereka.

"Iya beh, glowing,ya sekarang.” Tambah luman. Karena mereka sekarang sedang duduk di depan kelasnya.

"Maaf,kak! Aku tidak tertarik sama kalian berdua. Aku tertariknya sama kak langit.” Setelah mengatakan itu, adik kelas itu berlari karena mendapati langit yang menatapnya.

"Kasian banget,ya lu tong. Di tolak sebelum berjuang.” cibir luman membuat ramah tak terima.

"Enak aja, jelas dia nolak,lo.” Balas ramah, sedangkan langit hanya duduk sambil bermain ponsel.

“Gue gabung bro.” Rafael mendekat dan lansung duduk di antara luman dan rafael.

"Weh dari mana,lo? Seger amat.” tanya luman, entah sejak kapan rafael sudah semakin akrab dengan langit, luman serta ramah.

"Itu mukannya kok makin mulus aja. Jujur sama gue! Lo porotin dian,kan buat beli skincare?”

Bugh!

Rafael memberikan sebuah pukulan ringan di perut ramah membuat ramah sedikit meringis.

"Aduhhh anjekkk!"

"Bisa gak sih sehari aja lo gak bahas skincare, susuk sama oplas? Gue jengahh asuww!Dan juga gue gak semiskin yang lo kira!” Teriak rafael membuat langit tersenyum.

"Ngaca!Muka,lo juga mulus.” ujar langit membuat ramah melongo. Ini beneran langit,kah?

ramah segera merampas ponsel langit kasar, membuat langit berdecak.

“Woiya juga,ya. Ternyata muka gue juga gak kalah sama langit. Putih mulus kayak pantat bayi.” ujarnya sambil berkaca di ponsel langit.

"Bersyukur aja,sih udah.” Ujar langit menambahi lalu merampas kembali ponselnya membuat luman mengangguk.

“Noh dengerin! Banyakin bersyukur biar panjang umur.” sambung luman.

"Emang kalau gak bersyukur bikin cepat mati gitu?” Bingung ramah membuat mereka emosi seketika.

"Udah, ah bengeknya ternyata sampai ke ginjal.” Cemooh rafael jengah. Ramah cemberut.
Sedangkan luman dan langit terkekeh pelan.

"Yuk ram.” Ajak langit. Ramah bingung.

“Kemana?” Tanyanya,

"Rumah sakit jiwa.” Ujar langit menirukan cara berbicara ramah membuat luman dan rafael terkekeh.

"Langit bisa juga becanda,ya walaupun garing.” Ujar rafael kagum. Langit menepuk pelan bahu rafael. “Gue gak sekaku yang lo pikirkan kok.” Rafael tergelak lalu mengangguk mengiyakan.

“Cih kalau lagi bahagia gak ngajak-ngajak.” Sindir seseorang, membuat langit menghela nafasnya.

"Apasih,lo ratu oplas yang cantiknya gak murni.” sewot ramah saat melihat bella yang datang dengan dian dan ikut menimbrung, Sedangkan dian memilih bersandar pada tiang di depan mereka dengan kedua tangan terlipat di dada.

Langit Untuk BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang